
Pemenuhan Gizi (foto: shutterstock)
Oleh: Ririn Wahyu Hidayati
Remaja merupakan masa yang penting diperhatikan karena merupakan masa transisi antara masa anak-anak dan dewasa. Dapat kita ketahui bahwa para remaja putra-putri di usia pubertas secara mendasar sangat membutuhkan gizi untuk pembentukan otot dan jaringan tubuh.
Setiap makanan yang mereka makan harus mengandung gizi dalam jumlah yang sesuai. Apabila terjadi kelebihan zat makanan sumber energi dan panas (sukrosa, laktosa dan glukosa) maka kelebihannya akan diolah menjadi lemak yang ditimbun di bawah kulit dan perut. Kondisi ini menjadikan remaja mengalami kegemukan.
Apabila remaja, baik putra ataupun putri, mengkonsumsi zat tepung dan gula (laktsa dan sukrosa) dalam jumlah yang banyak, maka mereka akan merasa cepat kenyang, sehingga unsur zat lain yang lebih penting, yaitu unsur pertumbuhan dan perkembangan secara tidak langsung terbatasi jumlahnya. Kondisi ini dapat mengakibatkan gangguan metabolisme tubuh sehingga mudah terserang berbagai macam penyakit.
Misalnya kekurangan vitamin A dan C (dari jenis buah-buahan) menjadikan gangguan pada mata, sariawan, dan penuaan kulit. Kekurangan dari unsur sayuran, khususnya sayuran hijau (mengandung banyak zat besi) menjadikan remaja tampak mudah mengantuk, lemas, dan tidak bersemangat dalam belajar.
Hal ini disebut sebagai masalah anemia. Apabila ini terjadi pada remaja putri akan berdampak dalam proses reproduksinya. Ketika remaja putri tersebut hamil maka dapat menjadikan gangguan pada kehamilan dan perkembangan janin hingga masalah dalam persalinan. Oleh karena itu perempuan harus memperhatikan asupan makanan karena akan menjadi calon ibu yang akan melahirkan generasi penerus yang lebih baik.
Citra Diri Remaja
Remaja juga erat kaitannya dengan citra diri. Tidak sedikit remaja melakukan diet ketat untuk mendapatkan citra diri yang diinginkannya. Jika diet yang dilakukan tanpa dibarengi dengan pengetahuan diet yang benar, bisa jadi malapetaka yang diperoleh. Apa artinya? Yang seharusnya diet itu mengatur porsi dan pola makan, namun yang dilakukan adalah menghilangkan unsur makanan, bisa jadi remaja tersebut menjadi kurus, namun kurus dengan memiliki risiko penyakit.
Orang kurus tidak memiliki simpanan lemak yang cukup untuk sumber energinya, sehingga akan menggunakan cadangan protein sebagai energinya. Jika kondisi ini terjadi pada ibu hamil maka tubuh ibu akan sangat kekurangan energi, dan janin yang dikandungnya dapat mengalami peningkatan berat badan yang tidak optimal (Berat Bayi Lahir Rendah maupun Intra Uterin Growth Retardation).
Baca Juga: Hati-hati, Dampak Negatif Penggunaan Gawai Terhadap Kesehatan
Hal tersebut juga perlu ditinjau dari “bagaimana aktifitasnya?”. Aktifitas fisik remaja umumnya lebih banyak. Semua itu tentu akan menguras energi yang berujung pada keharusan menyesuaikannya dengan asupan zat gizi yang seimbang. Inilah yang terkadang tidak kita sadari.
Hasil penelitian membuktikan bahwa apabila seseorang sudah mencapai usia lebih dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti, makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik.
Pemenuhan Gizi Baik
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik kualitas maupun kuantitas zat-zat gizi yang dibutuhkan tubuh. Guna memperoleh kecukupan gizi maka perlu memperhatikan 13 pesan dasar gizi seimbang yang diuraikan oleh Kementerian Kesehatan antara lain:
Pertama, makanlah aneka ragam makanan. Hal ini dikarenakan tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Kedua, makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi. Ketiga, makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Keempat, batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi. Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah lezatnya hidangan. Kelima, gunakan garam beryodium. Keenam, makanlah makanan sumber zat besi (sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging).
Baca Juga: Kesehatan Spiritual: Penting Tapi Sering Dilupakan
Ketujuh, berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan, tanpa MP-ASI. Kedelapan, biasakan makan pagi untuk memelihara ketahanan fisik, daya tahan tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan produktivitas kerja. Kesembilan, minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya. Kesepuluh, lakukan aktivitas fisik secara teratur. Kesebelas, hindari minum minuman beralkohol. Keduabelas, makanlah makanan yang aman bagi kesehatan. Artinya makanan yang bebas dari kuman dan bahan kimia dan halal. Ketigabelas, bacalah label pada makanan yang dikemas.
2 Comments