Banda Aceh, Suara ‘Aisyiyah – Seluruh kabupaten/kota di Provinsi Aceh telah 5 hari mengalami pemadaman listrik. Terhitung sejak hari Ahad, (28/9/25) hingga hari ini, Kamis, (2/10/25).
Hal ini memunculkan respon dari Ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Aceh, Ashraf. Dia mengatakan, pemadaman listrik yang terjadi dalam beberapa hari terakhir di Aceh, memberikan dampak signifikan terhadap berbagai sektor kehidupan. Khususnya pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan masyarakat.
Dalam pernyataannya di Sekretariat PWA Aceh, Rabu (1/10/25), Ashraf menyayangkan hal ini. Menurutnya, pemadaman listrik yang terjadi bukan hanya sekedar gangguan teknis, tetapi juga memengaruhi anak-anak yang sedang belajar.
“Termasuk juga rumah sakit yang mengandalkan peralatan medis vital, serta rumah tangga yang bergantung pada listrik untuk kebutuhan dasar sehari-hari,” katanya.
Dia menambahkan, sekolah-sekolah yang menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran juga harus menghentikan aktivitas belajar mengajar. “Sementara fasilitas kesehatan menghadapi risiko serius, karena alat medis yang tidak dapat berfungsi tanpa pasokan listrik yang stabil,” ujarnya.
Baca Juga: Tinjau Pembangunan TK ‘Aisyiyah Subulussalam, Ketua PWA Aceh Ajak Pengelola Berpikir Visioner
Dia memahami kesulitan yang dihadapi masyarakat akibat gangguan ini. Selain itu, Ashraf juga meminta pemerintah serta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh.
“Lakukan evaluasi menyeluruh terhadap penyebab pemadaman yang terjadi, serta mempercepat langkah-langkah perbaikan dan pemeliharaan infrastruktur kelistrikan yang ada,” ungkapnya.
Dia juga mendesak agar ada kebijakan cadangan energi di sektor vital. Misalnya untuk pendidikan dan kesehatan. Ini harus menjadi prioritas utama, agar ketahanan pasokan listrik dapat lebih terjamin.
“Kami percaya, bahwa investasi dalam energi terbarukan dan teknologi penyimpanan energi dapat menjadi solusi jangka panjang. Ini untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya fosil dan meningkatkan keandalan sistem kelistrikan di masa depan,” ulasnya.
Sambil bercanda, Ashraf melontarkan kalimat “Sepertinya PLN sedang mengaplikasikan teori ‘Hemat Energi’ dengan cara yang sangat literal—termasuk mematikan sumber cahaya di rumah-rumah warga.” (Agusnaidi B)-Nely

