Kehidupan berumah tangga tentu tidak lepas dengan yang namanya masalah keuangan. Mengatur keuangan rumah tangga bukanlah suatu hal yang mudah dilakukan, apalagi bagi orang yang pemasukannya fixed income (gaji bulanan tetap) dengan jumlah pengeluaran yang naik turun.
Beberapa orang menganggap mengatur keuangan itu adalah sebuah seni. Masing-masing keluarga mempunyai seninya sendiri-sendiri. Dibutuhkan metode yang tepat agar semua kebutuhan dapat terpenuhi. Tentu masing masing rumah tangga berbeda-beda metodenya, banyak hal yang mempengaruhi keuangan rumah tangga. Mulai dari kebutuhan pokok yang harus dipenuhi sehari-hari sampai yang sifatnya hiburan.
Dilansir dari cimbniaga.co.id, keuangan rumah tangga yang tidak teratur dapat memunculkan berbagai masalah, salah satunya suami dan istri bakal sering berantem dan membuat kondisi keluarga menjadi tidak harmonis.
Baca Juga: Meningkatkan Pendapatan Ekonomi Keluarga
Agar tidak mengalami hal seperti itu, ada beberapa cara untuk mengatur keuangan rumah tangga supaya dapat mengatur seluruh kebutuhan hidup yang diperlukan. Mengutip laman linkaja.id, setidaknya terdapat 7 (tujuh) cara yang dapat diterapkan:
Mengevaluasi Pemasukan
Tujuan dilakukannya evaluasi rutin di setiap bulannya adalah untuk mengetahui apakah pemasukan yang dimiliki dapat memenuhi kebutuhan bulanan, dan bisa menjadi perkiraan berapa jumlah dana yang tersisa untuk ditabung atau dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan lain.
Bedakan Antara Kebutuhan dan Keinginan
Kebutuhan yaitu sesuatu yang dapat mempengaruhi Anda dan keluarga dalam bertahan hidup, contohnya makan, minum, tempat tinggal. Sementara keinginan adalah hal-hal yang sekiranya tidak terlalu berpengaruh dalam bertahan hidup.
Buat Daftar Pengeluaran
Buat daftar kebutuhan wajib yang harus dipenuhi selama sebulan, mulai dari kebutuhan hidup sehari-hari, biaya pendidikan anak, transportasi, cicilan. Alokasikan seluruh pemasukan uang untuk memenuhi kebutuhan yang wajib terlebih dahulu, baru jika ada sisa dana bisa ditabung atau memenuhi kebutuhan yang bersifat sekunder atau tersier.
Mendaftar seluruh kebutuhan bulanan dapat membuat pengeluaran rumah tangga menjadi lebih efektif dan lebih tertata.
Hitung Seluruh Pemasukan
Hitung seluruh pendapatan yang masuk dalam satu bulan, termasuk insentif yang didapat, upah lembur, laba usaha, sampai hasil investasi. Dengan mendata sumber pemasukan yang ada, Anda dapat mengalokasikan dana ke kebutuhan yang harus dipenuhi.
Hindari Membeli Barang Secara Kredit
Usahakan untuk menghindari pembelian barang dengan menyicil. Membeli barang secara kredit itu sama dengan menambahkan beban utang ke pengeluaran rumah tangga. Jika tidak rencanakan dengan matang, itu akan merusakan keuangan rumah tangga yang telah dibuat.
Membuat Pos Pengeluaran
Setelah menyusun alokasi pengeluaran dana selama sebulan, Anda harus menyusun pos-pos pengeluaaran sesuai prioritas. Seperti dimasa pandemi seperti ini misalnya, ada beberapa kebutuhan yang sifatnya berubah menjadi kebutuhan primer dalam daftar belanjaan bulanan, seperti masker, handsanitizer, vitamin dan suplemen, serta disinfektan.
Investasi
Jika sudah melakukan ketujuh hal tersebut dan masih mempunyai dana sisa yang belum terpakai, Anda bisa mengalokasikan sisa uang tersebut untuk investasi. Itu dapat membantu ketika hari tua nanti.
Selain itu, penting juga untuk mengalokasikan dana darurat. Hal ini mengingat kehidupan berumah tangga tidak selalu berjalan mulus seperti yang telah direncanakan. Akan ada kejadian tak terduga secara tiba-tiba di luar dari rencana yang telah dibuat. Contoh yang paling sering ditemui adalah musibah seperti sakit, kecelakaan, PHK. Di kondisi seperti ini dana darurat dibutuhkan.
Oleh karenanya, dana darurat penting untuk dianggarkan dalam pengeluaran rumah tangga. Caranya, sisihkan sebagian pendapat setelah seluruh kebutuhan terpenuhi. Dilansir dari money.kompas.com, dalam situasi normal, besaran anggaran yang harus disisihkan untuk dana darurat yaitu 3-6 kali pengeluaran bulanan untuk yang masih lajang, dan 6-12 kali pengeluaran bulanan bagi yang sudah berkeluarga. Namun, menurut pakar keuangan Prita Hapsari Ghozie, besaran ideal anggaran dana darurat di waktu pandemi yaitu setara dengan 12 kali pengeluaran. (miqdad)