Berita

8 Kunci Sukses Dakwah Rasulullah

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sabtu (16/10), Majelis Tabligh Pimpinan Pusat ‘Asiyiyah mengadakan Kajian Indahnya Cahaya Islam dengan tema “Keteladanan Rasulullah saw Bersama Sahabiyah dalam Membangun Peradaban”. Kajian yang disiarkan melalui YouTube @Majelis Tabligh Muhammadiyah ini menghadirkan Okrisal Eka Putra selaku Sekretaris Majelis Tabligh PP Muhammadiyah sebagai narasumber.

Mengawali materi, Okrisal menyampaikan bahwa salah satu sebab Makkah dipilih sebagai tempat risalah Islam diturunkan adalah karena secara geografis Makkah merupakan tempat yang strategis. Makkah menjadi pusat dunia yang mempertemukan 3 (tiga) benua, yaitu Asia, Afrika dan Eropa.

Posisi Makkah yang strategis itu kemudian didukung oleh kemampuan Nabi Muhammad saw. dalam menyebarkan ajaran Islam, sehingga Islam dengan cepat diterima oleh masyarakat Arab. Secara lebih spesifik, Okrizal menyebut ada delapan kunci sukses dakwah Rasul, yakni:

Pertama, kekuatan spiritualitas. Menurutnya, Nabi Muhammad membangun masyarakat Islam dengan akhlak yang mulia dan spiritualitas yang kokoh. Oleh karenanya, ia melanjutkan, perjuangan dakwah Muhammadiyah-‘Aisyiyah tidak boleh kering dari nilai-nilai spiritualitas.

Baca Juga: Dakwah Kesehatan dalam Kongres Bayi Aisyiyah

Kedua, ketangguhan, keuletan, kesederhanaan, dan semangat yang dimiliki Rasulullah. Rasulullah merupakan sebaik-baik teladan yang harus diikuti.

Ketiga, dakwah Rasulullah menggunakan metode hikmah. Okrisal menjelaskan, strategi dakwah Nabi untuk memberantas kesyikirikan adalah dengan cara yang baik dan bijak.

Keempat, Rasulullah meliliki tujuan perjuangan yang jelas. Kelima, memiliki prinsip kebersamaan. Keenam, memiliki prinsip kesamaan.

“Prinsip kebersamaan dan kesamaan ini maksudnya sama-sama susah, sama-sama gembira. Bahkan kata Rasulullah saw., kalau ada kebahagiaan, biarkan saya menjadi orang terakhir yang merasakan. Tapi kalau ada kesulitan, biarkan saya orang pertama yang merasakan,” ujarnya.

Ketujuh, Rasulullah mendahulukan kepentingan dan keselamatan umat. Kedelapan, Rasulullah saw. memberikan kebebasan berkreasi, berpendapat, dan pendegelasian wewenang. Kesembilan, kharismatik dan demokratis.

Okrisal Eka Putra menjelaskan, “Rasulullah memberikan kebebasan berkreasi kepada orang lain dan wewenang dalam konteks kepeminpinan. Rasulullah saw. medelegasikan tugas kepada orang-orang dan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada orang-orang”. (septi)

Related posts
Hikmah

Berlebih-lebihan dalam Beragama menurut Al-Quran

Oleh: Muhammad Chirzin* Allah swt. menurunkan petunjuk, kebenaran, dan cahaya terang benderang bagi kehidupan umat manusia sepanjang masa. Setiap orang yang berpegang…
Berita

Faturrahman Kamal: Islam adalah Agama Fitrah

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menggelar Pengajian Malam Selasa mengangkat tema “Aqidah Sebebagai Asas Pandangan Hidup Seorang Muslim”. Pengajian…
Kalam

Larangan Menjadikan Hawa Nafsu sebagai Tuhan

Islam adalah agama tauhid. Dalam Q.S. al-Ikhlas Allah swt. menegaskan bahwa Dia-lah satu-satunya Tuhan, tempat segala sesuatu bergantung, tidak beranak dan tidak…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *