Berita

Abdul Mu’ti Wakili Umat Islam Indonesia Ceramah di Vatikan

Abdul Mu'ti ceramah di Vatikan

Abdul Mu'ti ceramah di VatikanVatikan, Suara ‘Aisyiyah – Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti menjadi wakil Indonesia dan Asia Tenggara dalam forum pertemuan para pemimpin agama dunia di Vatikan, Selasa (5/10).

Dalam forum bertajuk “Religions and Education: Toward a Global Compact on Education” itu, Abdul Mu’ti berada satu meja dengan pemimpin Katolik dunia Pope Francis dan mufti agung Al-Azhar Syaikh Ahmad al-Tayyeb, dan 15 tokoh agama dunia.

Bertepatan dengan hari Guru Internasional yang ditetapkan UNESCO sejak 1994, forum “The Representatives of Religions” ini dirancang untuk mempromosikan sekaligus merancang kesepakatan bersama tentang pendidikan dunia yang inklusif, yang berdampak pada perdamaian seluruh umat manusia di masa depan.

Pada kesempatan itu, Abdul Mu’ti menyampaikan ceramah tentang paradoks antara peran besar yang diemban guru sekaligus kesejahteraan dan keamanan hidup mereka yang tidak terjamin.

“Dengan dedikasi penuh, guru bekerja sepenuh hati untuk siswanya. Untuk dedikasi ini mereka mengorbankan waktu, tenaga, keluarga, dan hidup. Untuk menemui siswa, guru harus tinggal di daerah terpencil dengan fasilitas yang sangat minim. Ada guru di kamp-kamp pengungsi. Ada situasi di mana guru harus mengajar di tengah perang,” kata Mu’ti.

Baca Juga: Muhammadiyah Menyemai Damai

“Namun, kondisi guru belum sesuai dengan kontribusinya. Guru di banyak negara, dibayar di bawah standar. Ada guru yang hidup dalam kondisi ekonomi yang buruk. Apresiasi kepada guru baik sebagai pribadi maupun profesional masih kurang memuaskan. Guru menjadi korban kekerasan, dihukum, dan sebagainya. Akibat kondisi tersebut, generasi muda kurang berminat menjadi guru,” imbuhnya.

Tugas besar para guru untuk menyiapkan masa depan bangsa bahkan dunia yang baik ini, tuturnya, perlu menjadi perhatian para tokoh agama di dunia untuk menggaungkan penghormatan yang layak dan sepatutnya diterima oleh para guru.

“Dari sudut pandang agama, guru memiliki misi profetik sebagai utusan Tuhan yang memegang, mengajar, dan mengubah ajaran agama ke dunia,” tutur Mu’ti.

“Sudah saatnya kita menghormati guru. Kualitas pendidikan, manusia, bangsa, dan dunia – sampai batas tertentu pada kualitas guru. Kami membutuhkan tindakan bersama dan kerjasama untuk menjadikan guru sebagai profesi terhormat dan agen peradaban dan peradaban umat manusia. Kita membutuhkan jaminan hukum untuk jaminan psikologis, profesional, moral, dan sosial bagi guru. Dari sini, kita perlu memiliki komitmen dan tindakan bersama menuju apresiasi yang lebih baik kepada guru,” tegas Mu’ti di depan para pemimpin dunia. (ppm)

Related posts
Berita

Bahasa Indonesia Menggema di UNESCO, Irwan Akib Sebut Ini Momentum Pengakuan Dunia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pertama dalam sejarah delegasi Indonesia, Abdul Mu’ti, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) RI membacakan pidato menggunakan Bahasa…
Berita

Pengukuhan PDM Tual Dihadiri Mendikdasmen hingga Paduan Suara Gereja

Tual, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM), Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Tual, dan PDA Kabupaten Maluku Tenggara menggelar Pengukuhan, Kamis…
Berita

Muhammadiyah Angkat Tema Memajukan Kesejahteraan Bangsa di Milad ke-113

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Muhammadiyah pada 18 November 2025 genap berusia 113 tahun dari hari kelahirannya tahun 1912. Tahun ini Muhammadiyah mengangkat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *