Berita

Adakan Kegiatan Inspirasi ‘Aisyiyah, LPPA PP ‘Aisyiyah Bahas Contoh hingga Problem dalam Ekonomi dan Ketenagakerjaan

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pagi ini (10/5) Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah (LPPA PP ‘Aisyiyah) mengadakan kegiatan Inspirasi ‘Aisyiyah dengan tema utama “Pemberdayaan Ekonomi dan Ketenagakerjaan”.

Kali ini, ada tiga narasumber yang diundang, yaitu Ririn Dwi Wulandari selaku Ketua Unit Ekonomi Pesantren Aisyiyah Boarding School (ABS) Bandung, Tati Karyati selaku Ketua Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan PDA Kota Balikpapan, dan Wahyu Setiyani dari Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Ponorogo.

Sebelum para narasumber memulai materi, Witriani selaku Wakil Ketua LPPA PP ‘Aisyiyah menyampaikan sambutan. Ia mengatakan, “Pagi ini kita berbagi ilmu tentang pengetahuan pengelolaan organisasi. Praktik pengetahuan yang nanti disampaikan diharapkan bisa menginspirasi banyak pihak sehingga menular di seluruh Indonesia.”

Kegiatan berbagi praktik ini tentunya disambut baik oleh Majelis Ekonomi dan Ketenagakerjaan (MEK) PP ‘Aisyiyah. Saat ini, MEK PP Aisyiyah memiliki program gerakan ekonomi yang siap dilaksanakan hingga ke akar rumput. Trias Setiawati selaku perwakilan majelis menjelaskan, “Kami di MEK mempunyai program Gerakan BUEKA atau Bina Usaha Ekonomi Keluarga ‘Aisyiyah. Penguat dari gerakan ini adalah agar cabang dan ranting bisa berkembang.”

Gerakan ekonomi ini tentunya diniatkan agar ranting, cabang, ataupun amal usaha, bisa berkembang secara mandiri dan tidak bergantung. Tentunya dalam membangun usaha ekonomi ini dibutuhkan pertimbangan yangmatang, utamanya soal kebutuhan pasar. Ririn Dwi, Ketua Unit Ekonomi Pondok Pesantren ABS, menyampaikan, “Kami mendirikan unit ekonomi dengan melihat peluang dan pasar, baik itu internal seperti para santri dan karyawan, juga eksternal seperti masyarakat luas.”

Baca Juga: MAARIF Institute Sebut Pembinaan Siswa di Barak Militer Sebagai Militerisasi Pendidikan

Ia melanjutkan, “Di pesantren sendiri kami menyadari bahwa santri memiliki banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, seperti makanan, minuman, baju bersih, hingga barang dan alat untuk event.” Sejauh ini, Pondok Pesantren memiliki beberapa unit bisnis, di antaranya ABS Mart, ABS mineral kemasan, laundry, ABS Cake & Bakery, serta Distributor Mie Lezatmu.

Selain Pondok Pesantren ABS, praktik baik lainnya disampaikan oleh Wahyu Setiani dari PDA Ponorogo. Kali ini, ia menjelaskan tentang pendampingan dan pelatihan ketenagakerjaan disabilitas di Ponorogo. “Dahulu sudah berdiri sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Awalnya kami hanya menerima siswa dengan satu hambatan saja, tapi kemudian atas dorongan masyarakat kami juga menerima siswa dengan hambatan pendengaran, fisik, dan lain sebagainya,” jelas Wahyu.

Ia menceritakan bahwa anak-anak penyandang disabilitas ini diberikan pelatihan agar bisa memiliki keterampilan. “Harapannya mereka bisa belajar keterampilan sehingga tahu bagaimana cara menyambung hidup nanti. Bagaimanapun juga mereka harus menjadi mandiri tanpa bantuan orang tua,” lanjutnya. Selain mendapatkan keterampilan, para peserta pelatihan juga akan diberikan banyak materi untuk menunjang kepercayaan diri. “Selama pelatihan peserta diberi materi-materi seperti bagaimana harus berinteraksi dengan masyarakat, sehingga mereka bisa percaya diri untuk berproses nantinya,” ujar Wahyu.

Tidak berhenti di pelatihan saja, PDA Ponorogo juga membantu teman-teman difabel ini untuk mendapatkan kesempatan magang. Ia menjelaskan, “Setelah menyelesaikan pelatihan, kita menyediakan refreshment penyedia layanan kerja. Di sini nanti kita berkolaborasi dengan penyedia lapangan pekerjaan dan mengenalkan anak anak yang kami miliki. Nanti kami juga akan membantu anak-anak untuk memilih pekerjaan atau industri yang cocok.”

Mereka yang mendapatkan kesempatan magang ini tentunya tidak dibiarkan bekerja sendiri begitu saja tanpa pengawasan. Dalam waktu-waktu tertentu, Wahyu menyatakan bahwa dari ‘Aisyiyah selalu melakukan monitor langsung di tempat kerja, “Selama anak-anak menjalankan magang, kami juga memonitor dengan datang langsung ke tempat kerja.”

Mengusahakan ketenagakerjaan dan pemberdayaan ekonomi seperti ini tentunya bukanlah sesuatu yang mudah. Tati Kartati, Ketua MEK PDA Kota Balikpapan, dalam materinya “UMKM Naik Kelas”, menjelaskan bahwa pengusaha UMKM kerap kali menemui batu sandungan saat hendak mengembangkan amal atau unit usahanya. Ia menjelaskan, “Ada beberapa tantangan yang sering dihadapi oleh pengusaha UMKM, di antaranya adalah akses pembiayaan karena sulit mendapat pinjaman, minimnya keterampilan teknologi, kesulitan dalam menjangkau pasar, hingga regulasi dengan beban administrasi yang sangat kompleks.” (lsz)

 

Related posts
Berita

Madrasah Politik Perempuan, Alimatul Qibtiyah Tekankan Kiprah Kader di Lembaga Publik

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah kembali menggelar Madrasah Politik Perempuan dengan tajuk “Workshop…
Berita

LPPA PP Aisyiyah Siapkan Penguatan Kader Perempuan Menuju Kepemimpinan di Lembaga Publik

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah — “Yang dilakukan Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) ini sebenarnya menjawab kegelisahan kami yang selama ini mengawal proses…
Berita

Aisyiyah Dorong Peran Perempuan di Lembaga Publik Lewat Madrasah Politik

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah — Lembaga Penelitian dan Pengembangan ‘Aisyiyah (LPPA) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah bekerja sama dengan Program INKLUSI ‘Aisyiyah menggelar kegiatan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *