Sleman, Suara ‘Aisyiyah – Ketua PP Muhammadiyah, Agus Taufiqurrahman menyampaikan pentingnya keterlibatan aktif perempuan dalam politik. Keterlibatan itu, kata dia, harus dilakukan dengan prinsip-prinsip moral dan etika yang tinggi.
Pernyataan itu ia sampaikan dalam acara pembukaan Konsolidasi Organisasi Nasyiatul ‘Aisyiyah se-Indonesia periode 2022-2026 yang berlangsung pada Sabtu (14/10) di Auditorium BPPMPV Seni dan Budaya Sleman, DI Yogyakarta. Nasyiatul ‘Aisyiyah (NA), kata dia, tidak boleh abai terhadap dunia politik.
Agus menyatakan, “Muhammadiyah ingin membangun hubungan yang baik dengan partai politik. Dengan kata lain, ingin memberikan sentuhan dakwah kepada aktivis-aktivis partai politik.”
Menurutnya, Muhammadiyah memberikan kesempatan yang luas kepada kader-kader yang mempunyai potensi untuk terlibat di dunia politik praktis. Namun, bagi pegawai amal usaha Muhammadiyah yang ingin menjadi calon legislatif, Agus menyarankan agar mereka non-aktif terlebih dahulu dari posisi mereka di amal usaha. Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik kepentingan antara Muhammadiyah dan partai politik.
Baca Juga: Peran Politik Perempuan: Belajar dari Seruan Aisyiyah Tahun 1955
Agus juga menekankan pentingnya menjaga batas antara urusan organisatoris dan politik praktis. Ia menyarankan agar kader-kader Muhammadiyah, termasuk Nasyiatul ‘Aisyiyah, tidak menggunakan simbol-simbol Persyarikatan dalam aktivitas politik praktis. Tujuannya adalah mencegah upaya-upaya yang dapat memicu konflik dan mengurangi integritas Persyarikatan.
Ia menekankan, “Jangan sampai Nasyiatul ‘Aisyiyah yang begitu besar ini kemudian dikerdilkan hanya karena ada kepentingan sesaat. Sikap seperti ini harus menjaga marwah Persyarikatan.”
Agus mengakhiri pidatonya dengan mengingatkan bahwa NA merupakan bagian dari kaderisasi terbaik di bawah naungan Muhammadiyah. Ia memberikan ucapan selamat dan doa agar kegiatan mereka terus berjalan dengan berkah, dan membuka kegiatan dengan membaca bismillah. (mona)-sb