Oleh: Tri Hastuti Nur R.
Salah satu tantangan besar yang dihadapi ‘Aisyiyah dalam mengawal misi dan visi dakwahnya saat ini adalah kemajuan teknologi digital yang sangat pesat dan kompleks. Kemajuan teknologi digital ini membawa konsekuensi pada dinamika organisasi, antara lain model-model dakwah, manajemen organisasi, pengelolaan pengetahuan organisasi, internalisasi kultur baru organisasi, dan pengembangan sumber daya manusia untuk menjawab berbagai tantangan. Oleh karena itu, menjadi sebuah keniscayaan bagi ‘Aisyiyah yang sudah memposisikan diri sebagai sebuah organisasi massa modern yang profesional dan tertib administrasi untuk terus berbenah, beradaptasi, dan mengembangkan inovasi dalam mengemban dakwah Islam Berkemajuan.
Dari beragam konsekuensi atas perkembangan digital yang harus direspons oleh ‘Aisyiyah ini, kita akan awali dengan bagaimana memperkuat kelembagaan dan manajemen organisasi. Perbincangan tentang kedua hal tersebut harus diawali dengan menguatkan secara terus menerus kesadaran semua pimpinan organisasi dari tingkat pusat sampai ranting akan pentingnya beradaptasi dengan perkembangan teknologi digital. Para pimpinan organisasi harus memiliki kesadaran bahwa teknologi digital akan memudahkan komunikasi dan koordinasi baik dengan pimpinan, anggota maupun menjangkau jamaah, membantu dalam mendokumentasikan jejak-jejak penting organisasi, dan mengelola organisasi secara lebih efisien dan efektif.
Kesadaran pimpinan tentang pentingnya memanfaatkan kemajuan digital dalam mengelola organisasi akan mendorong para pimpinan organisasi terus berupaya meningkatkan kemampuan dan keterampilan digital. Selain itu, para pimpinan perlu memikirkan bagaimana bersinergi dengan kader-kader muda, organisasi otonom (ortom) lain di persyarikatan, pimpinan Muhammadiyah, dan bersinergi dengan amal usaha dalam untuk mengoptimalkan tenologi di era digital guna menjalankan dakwah organisasi.
Dukungan kader-kader muda ini menjadi penting dan signifikan ketika organisasi mengalami kekurangan SDM yang memiliki keterampilan dan kecakapan terkait fitur dan platform digital yang ada, sementara tuntutan adaptasi dengan teknologi adalah keniscayaan. Hal ini juga sekaligus menjadi media kaderisasi bagi kader-kader muda.
Para pimpinan organisasi harus selalu siap belajar maupun beradaptasi dan berinovasi dalam merespons kemajuan teknologi ini. Semangat pimpinan adalah modal yang besar dalam mengelola organisasi agar secara kelembagaan kuat dan mampu menjawab setiap tantangan.
Kesadaran pimpinan beradaptasi dengan kemajuan teknologi untuk mengelola organisasi dapat dilakukan dengan beberapa aktivitas. Misalnya saja aktif mengisi data base organisasi dan website organisasi di masing-masing wilayah (PWA) dan daerah (PDA) yang telah dikembangkan oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bersama dengan perguruan tinggi Muhammadiyah.
PDA dan PWA sebaiknya menyiapkan SDM yang memiliki keterampilan dan kecakapan dalam mengisi dan meng-update (memperbarui). Untuk menguatkan SDM ini, Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah telah melakukan sosialisasi dan peningkatan kapasitas PWA dan PDA melalui sekretaris sebagai pimpinan yang diberi amanah dan mandat untuk mengawal data base organisasi.
Baca Juga: Pemanfaatan YouTube sebagai Media Dakwah Aisyiyah di Era Digital
Tentu saja ketersediaan data di berbagai tingkat organisasi (pusat, wilayah maupun daerah) harus didukung oleh majelis lembaga dan dikoordinasikan oleh sekretaris. Data base masing-masing majelis/lembaga sangat penting sebagai dasar untuk pengambilan kebijakan organisasi maupun dasar untuk pengembangan strategi organisasi ke depan. Data base ini juga menyangkut amal usaha baik di bidang ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan, maupun hukum; selain terkait dengan kepemimpinan dan kader organisasi.
Pengelolaan data base yang baik diawali dengan mendokumentasikan data secara baik dan melakukan pembaruan secara berkala (update) oleh masing-masing pimpinan organisasi. Pada usianya yang telah memasuki abad kedua ini maka pengelolaan data base organisasi menjadi kebutuhan bagi semua pimpinan di berbagai jenjang organisasi.
Selain pengelolaan data base organisasi, apa lagi yang harus diperhatikan oleh pimpinan organisasi di tengah kemajuan teknologi digital ini? Pengembangan website yang sudah disiapkan oleh Pimpinan ‘Aisyiyah untuk majelis lembaga, untuk PWA di 34 propinsi, dan PDA di 348 daerah ini, maka mengelolanya secara intensif dengan mengisi berita-berita organisasi, mendokumentasikan praktik-praktik baik organisasi sebagai bagian dari syiar organisasi menjadi sebuah keharusan dan kebutuhan.
Sementara itu, terkait upaya peningkatan kemampuan, keterampilan, dan kecakapan yang telah dilakukan oleh Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah maka tindak lanjut (follow up) yang sebaiknya dilakukan adalah memastikan bahwa semua website di tingkat propinsi dan daerah dikelola dengan baik dan diperbarui berita-berita organisasinya.
Para pimpinan organisasi agar mengawal dan memastikan bahwa pimpinan yang telah mengikuti pelatihan dan pendampingan akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Era digital menuntut organisasi untuk mempromosikan dirinya dengan menggunakan media-media komunikasi organisasi yang ada, termasuk mengelola media-media sosial resmi organanisasi (official). Dalam hal ini termasuk berpartisipasi aktif dalam mengakses website organisasi yang ada di tingkat pusat dengan cara membuka dan membacanya, mengikuti akun-akun media sosial resmi organisasi dengan mem-follow, me-like, maupun subscribe. Partisipasi ini merupakan salah satu cara untuk ”memiliki” dan mencintai organisasi di era digital saat ini.
Demikian halnya dengan sistem pelaporan online. Pengembangan mekanisme pelaporan online merupakan salah satu jawaban untuk merespons perkembangan digital sehingga organisasi dapat berjalan lebih efektif dan efisien, semua kerja-kerja organisasi terekam dan terdokumentasikan dengan baik, dan dokumentasi praktik-praktik baik organisasi akan menjadi inspirasi bagi pihak lain baik internal maupun eksternal.
Baca Juga: MPI PP Muhammadiyah Akan Bangun Ekosistem Digital
Sistem pelaporan online ini juga memungkinkan organisasi untuk merekam kemajuan dan perkembangan organisasi secara lebih komprehensif dan sistematis. Satu hal penting yang dibutuhkan adalah menumbuhkan budaya (kultur) baru, yaitu kemampuan beradaptasi dengan teknologi digital dan memiliki pemahaman yang sama bagi para pimpinan organisasi tentang pentingnya pengua-saan tennologi untuk memperkuat kelembagaan ‘Aisyiyah sebagai sebuah organisasi massa yang modern.
Terakhir, bahwa kebijakan pemerintah, yaitu digitalisasi menuntut organisasi untuk menyesuaikan. Salah satunya adalah kebijakan Nomor Induk Berusaha (NIB) bagi amal-amal usaha dalam bidang kesehatan dan pendidikan. Semua mekanisme berbasis online, pengisian data, dan unggah dokumen juga dilakukan secara online untuk memperoleh legalitas amal usaha. Kenyataan ini harus direspons oleh organisasi dengan menguasai keterampilan melakukan input data secara digital. Jika kita tidak melakukan langkah ini maka akan ada problem legalitas amal usaha ketika berurusan dengan pemerintah. Beberapa isu manajemen organisasi di era digital ini harus menjadi perhatian semua pimpinan organisasi di semua jenjang pimpinan agar organisasi menjadi lebih kuat dan terus mampu beradaptasi dengan zaman.