Wawasan

‘Aisyiyah: Spirit Perempuan Berkemajuan

perempuan
Spirit Perempuan Berkemajuan Aisyiyah

Spirit Perempuan Berkemajuan Aisyiyah

‘Aisyiyah adalah organisasi gerakan perempuan yang berperan untuk mewujudkan kehidupan perempuan yang berkemajuan, yaitu perempuan yang alam pikiran dan kondisi kehidupannya maju tanpa mengalami hambatan dan diskriminasi secara struktural ataupun kultural. Perempuan yang mampu mengaktualisasikan keimanan, ketakwaannya kepada Allah swt, serta pengamalan amal salehnya dalam melaksanakan tugas kekhalifahannya secara leluasa, baik di ruang domestik maupun publik.

Perbedaan kodrati yang dimiliki perempuan seperti melahirkan dan menyusui tidak menjadi penghalang. Dengan hadirnya perempuan berkemajuan akan terjadi harmonisasi relasional antara laki-laki dan perempuan dengan bersumbu pada hablun min Allah wa hablun min annas.

Relasi Laki-laki dan Perempuan

Pada dasarnya Islam berpandangan –sebagaimana tercantum dalam berbagai ayat al-Quran—bahwa perempuan, sebagaimana juga laki-laki, mempunyai potensi untuk berkembang dan maju dalam segala aspek kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan duniawi dan ukhrawi.

Secara umum Islam di Indonesia sudah berpandangan bahwa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan untuk berkembang dan maju bersama di ruang domestik dan publik. Namun demikian harus diakui bahwa masih ada sebagian masyarakat dan juga tokoh agama yang berpandangan bias jender dalam hal peran publik bagi perempuan. Di samping itu, masih juga banyak perempuan yang belum memahami dan mendapat kesempatan untuk berkembang menjadi perempuan yang berkemajuan. Maka ‘Aisyiyah hadir untuk membantu para perempuan agar mampu mencapai kehidupan sebagai perempuan yang berkemajuan.      

Untuk merealisasikan tiga visi tersebut, yaitu visi Islam Berkemajuan, Gerakan Pencerahan, dan Perempuan Berkemajuan, maka ‘Aisyiyah telah merumuskan tujuh strategi sebagai berikut; (a) pengembangan gerakan keilmuan; (b) penguatan keluarga sakinah; (c) reaktualisasi usaha praksis; (d) peran keumatan dan kemanusiaan; (e) peran kebangsaan; (f) posisi organisasi dan ideologisasi; (g) dinamisasi kepemimpinan.

Pengembangan Gerakan Keilmuan

Dengan berpijak pada tiga visi tersebut, ‘Aisyiyah berkomitmen untuk melakukan gerakan pencerahan melalui proses transformasi sosial yang bersifat perubahan untuk pembebasan, pemberdayaan, dan pemajuan kehidupan. Proses transformasi sosial perlu dimulai dengan adanya pembaruan orientasi nilai, alam pikiran, dan sikap hidup, menuju terbentuknya pandangan hidup berkemajuan.

Islam sangat mendorong adanya gerakan keilmuan bagi umat. Bebagai ayat al-Quran menegaskan pentingnya gerakan keilmuan, dua di antaranya adalah yang tercantum dalam QS. al-‘Alaq [96]: 1-5, dan QS. al-Mujadalah [58]: 11. Oleh karena itu diperlukan adanya gerakan keilmuan yang berbentuk dorongan, pemberian kesempatan, serta penyiapan fasilitas agar masyarakat dari usia dini  sampai usia lanjut  dapat  memperoleh akses untuk mengembangkan diri. Gerakan Keilmuan dapat dilaksanakan oleh semua unsur dalam ‘Aisyiyah, dari tingkat Pusat sampai Ranting.

Penguatan Keluarga Sakinah

Pembinaan Keluarga Sakinah merupakan salah satu program prioritas ‘Aisyiyah. Keluarga merupakan tempat persemaian, pengembangan, dan pembinaan generasi penerus bangsa. Padahal tantangan yang menghadang pada era keterbukaan dan kebebasan informasi sungguh berat.

Anak memang membawa potensi (fitrah) yang serba baik, tetapi penyemaian dan pengembangannya memerlukan nilai-nilai yang serba baik dan benar pula dari luar diri anak. Pemahaman terhadap penanggungjawab keluarga, yaitu orang tua menjadi mutlak harus terlaksana di semua lingkungan masyarakat, baik desa, urban, kota, maupun kota metropolitan. Di samping itu, ancaman tentang kekerasan dan kejahatan seksual terhadap anak dan perempuan juga merupakan ‘hantu’ yang harus disadari dan dipahami serta dihindari oleh orangtua dan setiap anggota masyarakat. Sementara itu, kondisi lemahnya ekonomi keluarga sering menjadi hambatan dalam pengelolaan keluarga secara baik dan benar.

‘Aisyiyah di semua unsur dan jenjangnya perlu siap dan sigap dalam pelaksanaan program Pembinaan Keluarga Sakinah di daerah binaan masing-masing. Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah bersama Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menerbitkan buku “Tuntunan Menuju Keluarga Sakinah” Edisi Revisi tahun 2016, sebagai panduan dalam pelaksanaan program Pembinaan Keluarga Sakinah di ‘Aisyiyah dan semua komponen Muhammadiyah.

Reaktualisasi Usaha Praksis

Salah satu kekuatan ‘Aisyiyah adalah adanya berbagai usaha  praksis yang terwujud dalam kegiatan pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi, pemberdayaan masyarakat, kesadaran hukum, pendidikan kewargaan, dan penguatan jamaah di basis akar rumput. Berbagai usaha praksis tersebut merupakan model aksi sebagai aktualisasi dakwah dan tajdid dalam bentuk amaliah nyata.

Agar gerakan praksis tersebut lebih berdaya guna dan berkeunggulan perlu dilakukan penajaman berbasis program “Model Praksis Gerakan”.  Dengan berdasarkan pada pemikiran yang inovatif, kreatif, disertai pengembangan berbagai alternatif pilihan yang sesuai dengan kondisi dan kapasitas serta kebutuhan setempat maka berbagai usaha praksis ini akan menjadi gerakan yang mempunyai dampak strategis bagi dakwah ‘Aisyiyah berkemajuan di masing-masing kepemimpinan.

Untuk mencapai keberhasilan dari “Model Praksis Gerakan” ini memerlukan dukungan, seperti; (a) pendayagunaan seluruh potensi yang dimiliki oleh organisasi, termasuk dukungan dari amal usaha ‘Aisyiyah-Muhammadiyah; (b) dukungan kepemimpinan yang benar-benar kolektif, proaktif, terorganisir, dinamis, dan dapat memimpin serta memandu dan mengontrol seluruh proses pelaksanaan; (c) mobilisasi dana dari dalam dan luar secara lebih terprogram dan optimal; (d) komitmen dan kesungguhan dari seluruh pimpinan, kader, dan anggota.

Agar “Model Praksis Gerakan” mampu menjadi gerakan dakwah yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan sasaran dakwah maka perlu dikembangkan dengan menggunakan perspektif al-Maun serta berorientasi pada masyarakat akar rumput. Program-programnya termasuk layanan dan pemberdayaan masyarakat marjinal, dhuafa’, dan mustadh’afin. Untuk itu pengaktualisasiannya dapat dilakukan melalui gerakan Keluarga Sakinah dan Qaryah Thayyibah, dan dimasukkan dalam kegiatan Balai Sakinah ‘Aisyiyah (BSA), Bina Usaha Ekonomi Keluarga (BUEKA), Desa Siaga QT, dan kegiatan lainnya.

Sebagai penguatan untuk usaha praksis ‘Aisyiyah tersebut perlu dilaksanakan adanya pengembangan program pemberdayaan ekonomi dan kesehatan sebagai program prioritas dalam rangka pencepatan peningkatan kualitas hidup masyarakat. Kemiskinan merupakan masalah nasional yang serius di Indonesia.

Dalam “Model Praksis Gerakan”, usaha pengurangan kemiskinan serta pelayanan kesehatan paling tidak dapat dilakukan melalui dua usaha, yaitu dengan program pemberdayaan masyarakat dan program advokasi regulasi serta kebijakan, baik pada bidang ekonomi maupun pada bidang kesehatan yang berpihak pada rakyat.

Bersambung…

Related posts
Lensa OrganisasiSejarah

Di Mana Aisyiyah Ketika Masa Revolusi Indonesia?

Oleh: Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi* Tahun ini, Indonesia telah memasuki usia yang ke-79. Hal ini menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pendahulu…
Lensa Organisasi

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) merupakan seperangkat nilai dan norma islami yang bersumber pada al-Quran dan as-Sunah yang dijadikan pola tingkah…
Hikmah

Ijtihad Kalender Islam Global Muhammadiyah

Oleh: Arwin Juli Rakhmadi Butar-Butar* Muhammadiyah adalah organisasi yang memiliki karakter progresif dan berkemajuan. Di antara karakter itu tampak dari apresiasinya terhadap…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *