Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dampak perubahan iklim menjadi isu penting saat ini. Dampaknya sudah dirasakan seperti cuaca ekstrem, suhu panas udara yang semakin panas, musim kemarau yang lebih panjang, maupun banjir.
Dalam jangka panjang jika tidak diantisipasi maka akan memberikan dampak yang lebih buruk pada problem lingkungan dan kemanusiaan. Di tingkat dunia, upaya-upaya untuk merumuskan tindakan dan startegi pencegahan dampak perubahan iklim sudah disepakati untuk mencegah agar suhu bumi tidak meningkat maksimal 1,5 derajat.
Semua pihak harus memberikan perhatian dengan melakukan mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim ini. Demikian juga di kalangan anak muda. Anak muda merupakan agen perubahan (agent of change) yang penting dalam mengkampanyekan pencegahan, bagaimana melakukan mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Salah satu upaya yang dilakukan merespon dalam perubahan iklim ini adalah melakukan kolaboradi dengan menggelar kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk Generasi Hijau: Edukasi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim untuk Generasi Muhammadiyah.
Kolaborasi ini dilakukan antara dosen dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Universitas Aisyiyah Yogyakarta (UNISA melalui kegiatan pengabdian masyarakat. Kegiatan ini diadakan di SM Tower and Convention dan dihadiri oleh aktivis remaja mulsim dari Ikatan Pelajar Muhammadiyah Yogyakarta baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota, Rabu (20/3).
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi kepada pemuda, khususnya generasi muda Muhammadiyah, agar lebih siap dan mampu beradaptasi dengan fenomena perubahan iklim yang semakin nyata. Melalui gerakan “Generasi Hijau”, diharapkan generasi muda Muhammadiyah dapat menjadi agen perubahan yang proaktif dalam merespons isu perubahan iklim.
Sebagai generasi muda, yang dekat dengan dunia digital, mereka akan secara aktif melakukan kampanye melalui media social untuk bersama-sama mencegah dampak perubahan iklim ini melalui berbagai aksi. Selain itu pertemuan diskusi, dialog dan aksi bersama anak muda akan dilakukan untuk pencegahan dampak perubahan iklim ini.
Tri Hastuti Nur Rochimah, ketua Abdimas dari Ilmu Komunikasi UMY menyatakan pentingnya kesadaran akan perubahan iklim di kalangan generasi muda, kader-kader muda persyarikatan harus menjadi pelaku sejarah, menjadi agen-agen yang aktif dalam menghadapi isu penting yang berdampak pada problem kemanusiaan ini yaitu perubahan iklim.
Baca Juga: Rentannya Perempuan Hadapi Perubahan Iklim
Kesadaran baik secara indivisu maupun kelompok dalam organisasi ini penting, bagaimana mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi salah satu agenda penting organisasi IPM dan IPmawati. Kader-kader muda persyarikatan Muhammadiyah perlu dipersiapkan untuk menghadapi perubahan iklim, mengambil bagian terdepan untuk peduli dengan berbagai aksi untuk mencegah dampak perubahan iklim, ujarnya.
Nilai-nilai Islam menjadi landasan dalam bertindak, bahwa manusia adalah khalifah di bumi dan salah satu tugasnya adalah mencegah kerusakan di muka bumi ini. Alam diciptakan untuk dijaga keseimbangannya, dijaga kelestariannya sebagai bentuk keimanan kita pada Allah.
Muhammadiyah juga sudah memiliki fikih air, salah satu bagian penting terkait dengan alam dan lingkungan. maka menjadi penting untuk mengambil peran penting menghadapi dampak perubahan iklim, khususnya generasi muda.
Ade Putranto dan Erwin Rasyid, Dosen Ilmu Komunikasi UNISA dalam paparan materinya menyampaikan isu perubahan iklim tidak bisa diselesaikan oleh satu pihak saja.
Dibutuhkan kerjasama antara pemerintah, perguruan tinggi, masyarakat, dan sektor swasta untuk mencapai solusi yang efektif. “Termasuk peran aktif anak muda untuk terlibat aktif dalam upaya mitigasi dan advokasi isu perubahan iklim. Generasi muda memiliki peran yang sangat penting dalam memperjuangkan keberlanjutan lingkungan hidup” ujar Erwin menambahkan.
Perwakilan IPM Yogyakarta menyampaikan bahwa sudah dilakukan upaya-upaya yang dilakukan oleh pengurus IPM dan IPMawati melalui divisi lingkungan hidup. “Setelah kegiatan ini kami akan menindaklanjuti kembali hasil mapping terkait isu-isu lingkungan di masing-masing wilayah. Sehingga adaptasi dan mitigasi terkait isu perubahan iklim dapat berjalan dengan baik,” ujar El dari IPM Yogyakarta.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini didukung oleh Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) UMY. Harapannya, melalui kegiatan ini generasi muda Muhammadiyah dapat menjadi agen perubahan yang memiliki pemahaman mendalam tentang isu perubahan iklim serta mampu mengambil langkah-langkah konkrit untuk melindungi lingkungan dan meraih masa depan yang berkelanjutan.