Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Mencukupi kebutuhan nutrisi pada anak sangat penting, karena anak-anak sedang dalam masa pertumbuhan. Anindita Wulnadari selaku Dokter Spesialis Anak RS Hidayah Boyolali pun menjelaskan bahwa kebutuhan nutrisi pada anak lebih banyak daripada orang dewasa.
Hal tersebut pernah ia sampaikan dalam siaran langsung di akun YouTube @halodoc dengan tema “Cara Mengatasi GTM Sulit Makan pada Anak”. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (16/6) itu membahas mengenai masalah sulit makan pada anak dan cara mengatasinya.
Anindita menjelaskan bahwa faktor yang menjadi penyebab anak sulit makan, yaitu: (a) kesehatan fisik, apakah anak sedang sakit; (b) pengalaman, apakah pernah ada pengalaman buruk saat ia makan, misalnya anak pernah dimarahi atau dipaksa untuk menghabiskan makanannya, dan; (c) faktor lingkungan keluarga, yakni terkait dengan pola asuh.
Menurutnya, orang tua harus membantu anak untuk makan dengan cara sabar dan perlahan. Orang tua tidak boleh memaksa karena hal itu akan membuat anak merasa takut. “Ingat, jangan memarahi anak apabila ia tidak mau makan. Orang tua harus memahami perasaan anak,” jelasnya.
Baca Juga: Efek Negatif Kekerasan Pada Otak Anak
Anindita menambahkan, cara yang dapat dilakukan orang tua kalau anaknya susah makan adalah harus kreatif dalam menyajikan makanan, baik dari segi rasa, tekstur, maupun cara memberikan makanan pada anak. Orang tua harus meminimalkan distraksi. “Artinya tidak boleh ada televisi, gadget, dan mainan. Biarkanlah makanan si anak menjadi mainannya saat ia makan agar anak dapat berinteraksi baik dengan makanan,” katanya.
“Orang tua harus memperhatikan cara pemberian makan yang benar pada anak, dengan menerapkan feeding rules (aturan pemberian makan), mulai dari jadwal yaitu tepat waktu, penyajian yang higenis, dan memberi makan yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak. Kemudian feeding roles (melakukan apa yang menjadi tugas orang tua, dan membiarkan anak melakukan tugasnya). Tugas orang tua menentukan apa yang mereka makan, dimana, dan kapan waktunya. Sementara tugas anak adalah menentukan seberapa banyak yang mau ia makan, jadi jangan kita paksa,” tambah Anindita.
Dalam kegiatan tersebut, seorang peserta mengajukan pertanyaan mengenai boleh tidaknya anak yang sering mengkonsumsi es krim. Anindita kemudian menjelaskan bahwa semua makanan boleh dikonsumsi oleh anak, tetapi orang tua harus menentukan kapan mereka boleh memakannya dan kapan bukan saatnya untuk memakannya. Kalau pada saat jam makan, jelasnya, anak jangan diberi es krim karena akan membuat anak cenderung kenyang dan menjadi tidak mau makan. Sementara es krim tidak mempunyai kandungan nutrisi yang cukup untuk tumbuh kembangnya.
Baca Juga: Yuk, Ketahui Penyebab dan Gejala Asma pada Balita
Selanjutnya, menanggapi pertanyaan makan nasi selalu diulum, Anindita menjawab, “mungkin rasa atau tekstur dari nasi kurang menyenangkan untuk dia, jadi dia cenderung mengulum nasi. Misal, saat kita beri nasi yang sedikit agak lembek dan hanya diulum, bisa jadi ia tidak menyukai tekstur dari nasi tersebut. Kita bisa ganti dengan memberinya nasi yang agak perah. Selain itu, kita bisa coba membuat nasinya menjadi se-kreatif mungkin, seperti dikepal-kepal, dibuat nasi kuning, atau nasi uduk,” jelasnya.
Anindita mengungkapkan bahwa masalah makan pada anak sangat banyak, jadi harus dicari penyebab anak tidak mau makan. Masa emas anak adalah usia 0-2 tahun, jadi perlu dijaga nutrisi dan pola asuhnya agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik. (rizka)