Sukoharjo, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Sukoharjo mengadakan Seminar Keperempuanan, Ahad (3/12) di Ruang Utsman bin Affan, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Kegiatan Seminar kali ini mengangkat tema “Partisipasi Perempuan dan Kaum Muda dalam Politik Kebangsaan.”
Acara ini dihadiri oleh 100 tamu undangan yang berasal dari berbagai macam Ortom Se-Sukoharjo, antara lain Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiah, Tapak Suci, Hizbul Wathan, Ikatan pelajar Muhammadiyah, pimpinan cabang dan ranting Muhammadiyah dan Aisyiah Se-Sukoharjo, serta Kohati cabang Sukoharjo. Acara seminar ini turut dimeriahkan oleh penampilan Tapak Suci Unit 03 UMS.
Hani Puji Hastuti Selaku Ketua Umum PC IMM Sukoharjo mengatakan bahwa diangkatnya tema ini karena melihat fakta bahwa di tahun ini warga Indonesia disuguhi permainan politik di kancah nasional. Ia juga mengatakan bahwa forum ini didukung oleh berbagai elemen seperti Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) dan Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Sukoharjo. Seminar kali ini ditujukan sebagai tempat belajar mengenai peran perempuan dan anak muda di tahun politik ini.
“Sebagai Perempuan harus paham bagaimana kita menghadapi politik ini, kita jangan menutup diri terhadap politik, seringkali perempuan mendapat kesempatan tapi enggan mengambil kesempatan tersebut, Bahkan dalam berumah tangga kita perlu berpolitik,” ujar Hani.
Sementara itu, Siti Marnyuni Selaku Wakil Ketua Komisi B DPRD Jawa Tengah sekaligus pembicara pada seminar kali ini menjelaskan terkait keterwakilan perempuan dalam politik. Peraturan dari pusat hingga daerah harus memenuhi syarat 30% keterwakilan perempuan tersebut.
Baca Juga: PDA Kabupaten Sukoharjo Launching Kajian dan Ketarjihan
Siti menambahkan di Jawa Tengah sendiri keterwakilan perempuan di parlemen belum memenuhi syarat 30%. Padahal hal itu mempengaruhi dalam pengambilan kebijakan yang mangakomodir kepentingan perempuan.
“Bagaimana Perempuan berperan aktif dalam parlemen legislatif dalam konteks APBD dan Perda yang harus sesuai dengan semangat aturan sunnah (Islam). Disamping itu perempuan harus meningkatkan kualitas diri secara intelektual,” katanya.
Dalam kesempatan yang lain, Lintang salah satu peserta Seminar Keperempuanan memberi kesan bahwa dirinya sangat bersemangat karena seminar ini membahas tentang politik perempuan. Dirinya mengaku sangat terinspirasi untuk menjadi perempuan yang berpolitik karena hal ini juga memberikan pengetahuan bahwa perempuan yang berpolitik tidak selamanya buruk.
“Semoga perempuan muda masa kini lebih melek politik dan merasa bahwa kita juga berhak dan perlu untuk ikut terjun dalam politik kebangsaan dan menjadi perempuan berkemajuan,” harapnya. (Iqbal dan Izzul/sa)