Oleh : dr. Moh. Wasán, SpS(K). QIA (Direktur RS ‘Aisyiyah Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah)
Sebut saja namanya Ibu Siti yang sudah dua hari ini tidak berselera makan. Anak dari perempuan berusia 67 tahun ini menganggapnya sebagai hal yang biasa, mungkin karena badan ibunya kurang enak atau bosan dengan lauk-pauk yang ada. Namun, lama-lama Ibu Siti terlihat lemas dan memilih tiduran di kamarnya karena tidak adanya nutrisi yang masuk. Pada hari ketujuh, ibunya sulit dibangunkan dan akhirnya dibawa ke rumah sakit terdekat.
Cerita Ibu Siti tersebut mungkin saja ditemukan pada lansia di sekitar kita. Tidak adanya selera makan pada seseorang disebut dengan istilah anoreksia. Namun karena terjadi khusus pada lansia maka dalam istilah medis dikenal dengan anoreksia geriatri yang ditengarai memiliki penyebab khusus dibanding anoreksia pada umumnya.
Penyebab Anoreksia Geriatri (AG)
Anoreksia geriatri dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, menurunnya fungsi saluran pencernaan. Enzim pencernaan di lambung atau usus bertugas memecah komponen makanan seperti lemak, karbohidrat, dan protein. Tujuannya adalah agar nutrisi yang berasal dari makanan dapat diserap ke dalam aliran darah untuk menunjang fungsi sel-sel tubuh. Menurunnya peran enzim dapat berakibat pada terganggunya nafsu makan.
Kedua, gangguan emosi. Lansia dapat mengalami gangguan emosi seperti depresi, kecemasan, (anxiety) sehingga nafsu makan menurun bahkan dapat hilang sekali. Penyebab depresi antara lain karena kesepian sesudah pasangan hidupnya meninggal atau anak-anaknya tidak ada yang merawat karena bekerja di tempat yang jauh.
Ketiga, infeksi otak. Adanya kelainan atau peradangan dan infeksi pada otak seperti pada hipotalamus, batang otak, dan hemisfer dapat menyebabkan penurunan nafsu makan baik pada lansia atau seseorang pada umumnya. Keempat, penurunan fungsi indra penciuman dan perasa. Lansia yang mengalami gangguan penciuman maka selera makannya akan menurun, demikian pula lidahnya tidak dapat merasakan lezatnya makanan.
Gejala Anoreksia Geriatri (AG)
Terdapat beberapa gejala Anoreksia Geriatri, antara lainbadan menjadi kurus dan lemah akibat tidak adanya asupan makanan dan minuman pada seseorang. Tanpa makan seseorang dapat bertahan sampai beberapa minggu; tetapi tanpa minum hanya bertahan empat sampai tujuh hari saja. Gejala lainnya yaitu memuntahkan makanan. Salah satu ciri seseorang mengalami gejala penyakit anoreksia geriatri adalah makanan dimuntahkan tidak lama sesudah mengkonsumsi makanan tersebut.
Pengobatan dan Pencegahan Anoreksia Geriatri
Terjadinya anoreksi geriatri pada lansia dapat dicegah. Pertama, dengan mengajak lansia aktif bergerak agar energi tubuh yang terpakai dapat memacu peningkatkan nafsu makan. Beberapa organisasi perempuan saat ini seperti ‘Aisyiyah terpanggil untuk mengajak warga lansia mengikuti berbagai kegiatan antara lain senam lansia, pemeriksaan periodik fungsi kognitif, hingga wisata maupun berkegiatan seni dan musik. Kedua, penuhi kecukupan nutrisi serta gizi yang bervariasi agar keluhan dan gejala anoreksia geriatri dapat diperbaiki.
Ketiga, perhatikan obat yang dikonsumsi karena konsumsi obat-obatan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya gangguan pencernaan. Obat analgetik untuk penghilang rasa nyeri dapat mengakibatkan timbulnya gastritis (sakit maag) dengan gejala lambung terasa perih dan kembung.
Keempat, lakukan Medical Check-Up. Sangat disarankan agar para lansia melakukan medical-check up paling tidak setahun sekali termasuk foto paru dan rekaman jantung (EKG) karena para lansia rentan mengalami penyakit degeneratif, yaitu penyakit bawaan usia seperti tekanan darah tinggi, penyempitan pembuluh darah (aterosklerosis), katarak, dsb. Kelima, konsumsi makanan bervariasi. Menyediakan dan menyajikan makanan yang bervariasi dapat digunakan sebagai pilihan pengobatan agar tidak menimbulkan kebosanan. Keenam, mengajak lansia makan bersama. Mengajak lansia untuk makan bersama dengan keluarga juga dengan anak cucu dan lansia sebaya dapat meningkatkan nafsu makan.
Tulisan ini pernah dimuat pada Majalah Suara ‘Aisyiyah, Edisi 11 November 2019, pada Rubrik Kesehatan.