Gresik, Suara ‘Aisyiyah – Senin (21/1), SMA Muhammadiyah 1 Gresik mengadakan apel pagi. Dalam kesempatan itu, Anas Thohir menyampaikan amanat apel dengan tema “Rahasia Kuatnya Hafalan Imam Syafi’i dan Gurunya”.
Alumnus UIN Yogyakarta tahun 1998 itu menceritakan tentang percakapan Imam Syafi’i dengan gurunya, Imam Waki’. Suatu hari, Anas menceritakan, Imam Syafi’i mengadu kepada gurunya tentang jeleknya hafalannya.
Imam Waki’ lantas berpesan bahwa kalau ingin mudah menerima pelajaran, supaya meninggalkan maksiat dan dosa. Beliau memberitahukan pada Imam Syafi’i bahwa ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidak diberikan pada orang yang suka maksiat.
Dialog guru-murid tersebut dalam kitab I’anatut Thalibin. Imam Syafi’i bercerita: syakautu ila Waki’ su’a hifzhi fa arsyadani ila tarkil-ma’ashi, wa akhbarani bi annal-ilma nurun, wa nurullahi la yuhda li ‘ashi. Artinya: aku pernah mengadukan kepada Imam Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau mengatakan padaku untuk meninggalkan maksiat. Imam Waki berkata, ilmu adalah cahaya, dan cahaya Allah tidaklah diberikan kepada para ahli maksiat.
Jadi, terang Anas, ketika seseorang sulit menghafal, sulit menerima pelajaran, bukan berarti karena salah gurunya, temannya, atau pelajarannya, tetapi bisa jadi karena banyak dosa yang diperbuat sehingga ia sulit menerima ilmu.
Baca Juga: Membumikan (Kembali) Gerakan Ilmu dalam Muhammadiyah
Ketua takmir Masjid Ahmad Dahlan itu menyampaikan bahwa jika manusia taat dan rajin beribadah, niscaya Allah akan memberikan keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi kalau manusia banyak melakukan dosa, maka Allah akan memberi azab sebab perbuatan mereka, seperti dalam Q.S. al-A’raf: 96.
Musibah, kata Anas, terjadi karena perilaku dan dosa manusia sendiri, yaitu dosa kepada Allah, dosa kepada orang tua, dan dosa kepada guru.
“Dosa kepada guru yaitu tidak menghormati guru, karena guru adalah orang tua kalian ketika di sekolah. Petunjuk guru itu tembus di dada kalian, maka kamu jangan meremehkannya,” ungkap Wakil Ketua Cabang Muhammadiyah Manyar itu.
Sebagai penutup amanat apel, Anas Thohir berpesan untuk selalu menghormati guru, agar doa-doanya diterima Allah swt. (Emmy Nurhayati)