Kairo, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Cabang Istimewa ‘Aisyiyah (PCIA) Mesir dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Mesir Menggelar berbagai rangkaian kegiatan Musyawarah Cabang Istimewa (Musycabis) ke-9 PCIA dan Musycabis ke-10 PCIM.
Adapun rangkaian kegiatan diantaranya adalah Muhammadiyah Day, Baitul Arqam, Musypimcab, Musycabis PCIA, Seremonial pembukaan Musycabis PCIM-PCIA, dan Musycabis PCIM-PCIA.
Melalui video, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah menngucapkan selamat atas pelaksanaan Musycabis PCIA dan PCIM Kairo – Mesir.
Ia berharap melalui Musycabis ini dapat dirancang putusan-putusan yang penting yang menentukan langkah-langkah strategis kedepannya, dan menjadikan Musycabis ini sebagai wadah untuk mengasah pemikiran-pemikiran keislaman, dengan perspektif Islam dan perempuan berkemajuan.
“PCIM dan PCIA Kairo-Mesir adalah salah satu perpanjangan tangan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di luar negeri yang terus berkarya di manca negara,” ujar perempuan kelahiran 29 Februari 1968 ini.
“Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang telah melintasi usia 100 tahun, atau untuk ‘Aisyiyah tepatnya 107 tahun, tentu semakin bersemangat dalam melakukan dakwah pencerahan. Dakwah yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah maupun Muhammadiyah tentunya harus diperkuat oleh peran-peran kader Muhammadiyah ataupun ‘Aisyiyah di luar negeri, salah satunya adalah di Mesir ini,” imbuh.
Lebih lanjut, ketua umum PP ‘Aisyiyah ini mengatakan bahwa internasionalisasi adalah sebuah kebutuhan yang tidak boleh diabaikan dan sudah menjadi komitmen bersama dengan menerapkan berbagai langkah strategis untuk mempromosikan ide-ide ataupun pikiran-pikiran Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah yang berkemajuan supaya bisa menjadi salah satu referensi bagi gerakan maupun pemikiran di dunia Islam.
Baca Juga: Memperkuat Tata Kelola ‘Aisyiyah di Era yang Berubah
“Untuk mendukung hal tersebut, keberadaan dan peran PCIM dan PCIA beserta segenap kader di manca negara sebagai sebuah jaringan, harus semakin intensif hadir sekaligus juga membangun jejaring yang luas agar berperan di ranah global secara proaktif,” tambahnya.
Perempuan lulusan S3 Ilmu Farmasi Universitas Gajah Mada (UGM) ini menekankan pentingnya dakwah kemanusiaan universal melalui Risalah Perempuan Berkemajuan.
“Dinamika ‘Aisyiyah selama lebih dari 1 abad yang digerakkan oleh para perempuan mempresentasikan gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar dan tajdid. Gerakan perempuan yang berpikiran maju dan berperan aktif dalam seluruh aspek kehidupan. Gerakan praktis sosial, gerakan amal usaha, serta berperan dalam kehidupan keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta. Sebagai pimpinan cabang Istimewa yang tertua, Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Mesir sepatutnya menjadi tonggak internasionalisasi islam berkemajuan,” tutur Bayin, sapaan akrabnya.
Di akhir sambutannya, Bayin mengingatkan pentingnya optimalisasi potensi dan kekuatan ‘Aisyiyah.
“Kebesaran potensi dan kekuatan ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan islam penting untuk kita gerakkan secara lebih optimal, sehingga dapat berkontribusi dalam memecahkan berbagai permasalahan kehidupan bangsa maupun permasalahan kemanusiaan semesta,” pungkasnya.
Musycabis ke-9 PCIA dan ke-10 PCIM Mesir menjadi momen penting untuk mengasah pemikiran-pemikiran keislaman dengan perspektif Islam berkemajuan perempuan berkemajuan, dengan memperhatikan pengembangan sistem untuk internasionalisasi gerakan ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah di ranah global. (Hilma Nina/sa)