Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Selama ini, kata Rektor Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta, Warsiti, banyak dosen/pakar yang belum memberikan nilai kemanfaatan bagi masyarakat luas. Kalaupun ada pengabdian masyarakat, menurutnya, kegiatannya sebagian besar sebatas pemberian bantuan.
Menurut dia, pakar semestinya memberikan nilai kemanfaatan yang lebih luas. “Percuma kalau pakar hanya diakui di lingkungan kampus, tapi tidak dikenal oleh masyarakat luas,” ujar Warsiti memberikan pengantar dalam Media Gathering Unisa Yogyakarta, Senin (13/2).
Kegiatan yang digelar di Ruang Sidang Lantai 2 Gedung Siti Moenjiyah, Unisa Yogyakarta, itu mengangkat tema “Membangun Citra dan Reputasi Kepakaran Unisa Yogyakarta”. Kegiatan tersebut diselenggarakan dalam rangka memberikan pandangan tentang pentingnya membangun citra dan reputasi kepakaran bagi masyarakat.
Dalam kesempatan tersebut, Anton W. Prihartono, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Yogyakarta menyampaikan bahwa kampus sejatinya adalah gudangnya ilmu pengetahuan. Oleh karenanya, sudah saatnya sivitas akademika memberi kontribusi keilmuan lebih untuk masyarakat.
Baca Juga: Perempuan sebagai Jurnalis Mewujudkan Perempuan Berkemajuan
Kontribusi keilmuan itu selaur dengan ruang lingkup kepakaran pihak yang bersangkutan. Dalam konteks Unisa Yogyakarta, kata Anton, “pakar kesehatan bisa memberikan pencerahan kepada publik tentang kepakarannya”.
Menanggapi tentang “citra dan reputasi”, Anton menegaskan bahwa citra positif tidak akan terbentuk tanpa prestasi dan reputasi yang bagus dari Unisa Yogyakarta. Menurutnya, sivitas akademika Unisa harus show force ke publik melalui media internal dan media massa.
Proaktif menjadi kata kunci utama. “Jangan sampai hal-hal positif mengendap hanya di Unisa saja,” tegas dia.
Sementara itu, Fernan Rahadi selaku Redaktur Republika DI Yogyakarta-Jawa Tengah menyampaikan fenomena yang terjadi di belantara media massa akhir-akhir ini. Di satu sisi, menurut dia, banyak pakar yang menarik diri dari diskursus publik. Di sisi lain, tidak sedikit media yang terjebak di dalam madzab “viewer”.
Dalam rangka itu, kolaborasi antara kampus dan media perlu diperkuat. Kampus punya peran mencetak sumber daya manusia profesional, sedang media punya peran penting di dalam proses mencerdaskan kehidupan umat dan bangsa. (sb)