Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Jemaah haji gelombang kedua mulai meninggalkan Makkah menuju Madinah sejak Rabu, 26 Juni 2024. Pada hari pertama keberangkatan ke Madinah, terdapat 6950 jemaah beserta petugas dari 17 kloter.
Demikian halnya dengan jemaah dari KBIHU ‘Aisyiyah Muhammadiyah dari gelombang kedua yang akan bergeser ke Madinah.
Rowi selaku Ketua Kafilah jemaah haji KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta, menyampaikan bahwa jemaahnya akan berangkat ke Madinah, esok hari pada 27 Juni 2024. Nantinya di Madinah, mereka akan tinggal di Sektor 2 Hotel 214.
Adapun jemaah KBIHU ‘Aisyiyah Sleman, terang Hasan selaku pengurus, baru akan berangkat Jumat, tanggal 28 Juni 2024.
Khalilurrahman, Ketua Daker Makkah, berpesan, “jemaah agar mematuhi jadwal keberangkatan yang ditetapkan panitia. Jangan sampai melaksanakan ibadah sunnah di masjidil haram saat akan berangkat untuk memudahkan keberangkatan.”
Prioritaskan Kunjungan ke Raudhah
Selanjutnya Khalil mengingatkan bahwa tujuan jemaah ke Madinah untuk melaksanakan ziarah ke makam Rasulullah. “Ketika ada tabrakan jadwal antara waktu ziarah ke Raudhah dan tempat bersejarah lainnya, maka kami menghimbau utamakan ke Raudhah karena waktunya sudah ditetapkan sesuai jadwal tasreh sehingga tidak bisa diulang kembali.”
Karakteristik Madinah
Selain itu, Khalil juga menyampaikan agar jemaah tidak kaget dengan perbedaan fasilitas akomodasi antara Makkah dan Madinah karena karakteristiknya berbeda.
Ia mencontohkan, kapasitas hotel di Madinah yang tidak lebih besar dari Makkah. “Tidak semua hotel bisa menampung puluhan ribu jemaah sehingga potensi jemaah berpisah hotel tidak terhindarkan, ” ungkap Khalil.
Terkait sarana prasarana, imbuhnya, hotel di Madinah tidak menyediakan mesin cuci, ada larangan menjemur baju di lorong atau tangga darurat, dan dilarang merokok.
Pesan bagi Jemaah Saat di Madinah
Cuaca di Madinah pun, ungkapnya, lebih panas dari Makkah. “Kasus yang sering terjadi adalah banyak kaki jemaah yang melepuh usai shalat di Nabawi,” beber Khalil.
Menurut Khalil, hal tersebut kerap terjadi karena jemaah menitip sandal di loker masjid, sedangkan jumlah loker sangatlah banyak. “Saya menghimbau kalau sholat di Nabawi, sandal dimasukkan di kantong kresek jangan di loker karena jemaah bisa masuk dan keluar dari pintu yang berbeda,” pesan Kadaker.
Khalil juga berpesan agar jemaah tidak membawa perhiasan berlebihan ketika shalat di Nawabi dan Raudhah. Pasalnya, terkadang ada kasus pencopetan sehingga jemaah agar berhati-hati.
Sebagai pungkasan, Khalil menghimbau agar jemaah yang akan shalat di Masjid nabawi supaya berangkat setidaknya dua hingga satu jam sebelumnya.
“Di hotel tidak ada mushola. Kalau mau sholat di majid nabawi satu jam udah ke sana. Jika berangkat pas azan ga bisa karena lift terbatas dan banyak yang ingin shalat di sana,” teeangnya. (Hns).