Oleh: Tito Yuwono*
Puasa Ramadan penuh keutamaan
Dilakukan dengan penghayatan
Dosa dan kesalahan diampunkan
Amal kebaikan dilipatgandakan
Menyegerakan buka lebih utama
Jangan lupa disertai dengan doa
Terhadap makanan janganlah loba
Hati tenang tetap dijaga
Makan sahur penuh fadhilah
Diakhirkan seusai Sunnah
Di dalamnya banyak barakah
Kebaikan yang melimpah
Makan sahur penuh keberkahan
Menambah kuatnya badan
Allah dan malaikat mensalawatkan
Istighfar jangan ditinggalkan
***
Pada artikel sebelumnya telah dibahas keutamaan-keutamaan ibadah dalam Bulan Ramadan, yang meliputi keutamaan puasa itu sendiri, keutamaan salat tarawih bersama imam, dan keutamaan malam qadar. Keutamaan orang yang berpuasa adalah akan masuk surg melalui pintu ar-Rayyan. Sedangkan keutaman salat tarawih/lail pada Bulan Ramadan adalah akan diampunkan dosa-dosa yang telah lampau, dan bagi yang salat tarawih bersama imam diberikan pahala seperti salat malam penuh. Adapun fadhilah lailatul qadar adalah kebaikan pada malam itu lebih baik daripada seribu bulan.
Pada artikel kali ini akan disampaikan beberapa hal untuk menambah kualitas puasa kita, yaitu adab buka puasa dan adab makan sahur.
Adab Buka Puasa
Menyegerakan buka puasa jika telah masuk waktu maghrib adalah sunnah, sehingga hendaklah tidak menunda-nunda berbuka puasa walaupun hanya dengan air putih. Ketika berbuka puasa hendaknya mengusahakan hati tetap tenang, tidak tamak terhadap makanan. Jangan sampai buka puasa sebagai pelampiasan seharian tidak makan.
Kemudian makan dan minum secukupnya tidak sampai terlalu kenyang. Makan minum yang berlebihan akan menyebabkan berat untuk ibadah di malam hari, seperti shalat tarawih dan tilawah al-Quran.
Ketika menjelang buka hendaknya memperbanyak doa kepada Allah swt. karena waktu menjelang buka adalah waktu yang ijabah. Dan ini termasuk sunnah yang banyak ditinggalkan oleh umat Islam. Rasulullah saw. bersabda dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ لاَ تُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
Artinya, “Ada tiga orang yang doanya tidak ditolak: (1) doa orang tua kepada anaknya, (2) orang yang berpuasa ketika berbuka, (3) doa orang yang sedang safar (musafir). (HR Imam Baihaqi).
Kemudian ketika akan berbuka mengucapkan basmalah sebagaimana pada kebiasaan kita dalam makan. Setelah berbuka, berdoa berdasarkan hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتْ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Artinya, “Rasulullah saw. apabila telah berbuka puasa, beliau berdoa yang artinya ‘telah hilanglah dahaga, telah basahlah kerongkongan, semoga ada pahala yang ditetapkan, jika Allah menghendaki”.
Doa inilah yang dianjurkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah.
Adapun kebiasaan doa buka puasa dengan lafaz اللَّهُـمّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ adalah berdasar hadis dhaif. Sehingga kita mengikuti hadis sebagaimana yang dianjurkan oleh Majelis Tarjih dan Tajdid.
Adab Sahur
Makan pada waktu sahur untuk persiapan puasa merupakan sunnah Rasulullah saw. Dalam sahur ada keberkahan, sebagaimana sabda Rasulullah saw.,
تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً
Artinya, “Makan sahurlah kalian karena dalam makan sahur terdapat keberkahan” (HR Imam Bukhari).
Keberkahan adalah ziyadatul khair, yakni bertambahnya kebaikan. Banyak sekali kebaikan sahur, di antaranya adalah mengikut sunnah Nabi yang mulia, serta secara fisik atau jasmani akan menambah kekuatan dalam melakukan puasa.
Baca Juga: Bekal Persiapan Puasa Ramadan (Bagian 2)
Islam merupakan agama pertengahan dan memudahkan umatnya. Berbeda dengan ahlul kitab yang tanpa sahur ketika berpuasa. Sehingga makan sahur juga bagian dari menyelisihi ahlul kitab. Sebagimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:
فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ
Artinya, “perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) adalah makan sahur” (HR Imam Muslim).
Selain itu keberkahan makan sahur adalah Allah swt. dan malaikat akan berikan salawat kepadanya. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad,
السُّحُورُ أَكْلَةٌ بَرَكَةٌ فَلَا تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ
Artinya, “sahur adalah makanan berkah, maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur” (HR Imam Ahmad).
Disunnahkan juga untuk mengakhirkan sahur, sehingga dalam melaksanakan sahur hendaklah dihindari pada pertengahan malam hari, namun pada akhir malam menjelang terbit fajar atau menjelang subuh. Ini merupakan bagian kecintaan Nabi pada umatnya. Dengan mengakhirkan sahur, kita lebih kuat dan nyaman dalam menjalankan puasa seharian.
Waktu sahur adalah waktu yang utama untuk beristighfar, sebagaimana pujian Allah swt. bagi orang-orang yang salih dalam Q.S. ali Imran ayat 17.
ٱلصَّٰبِرِينَ وَٱلصَّٰدِقِينَ وَٱلْقَٰنِتِينَ وَٱلْمُنفِقِينَ وَٱلْمُسْتَغْفِرِينَ بِٱلْأَسْحَارِ
Artinya, “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur”.
Demikian tulisan ringan berkaitan dengan adab buka dan adab sahur. InsyaAllah dengan memperhatikan adab-adab ini puasa kita akan lebih berkualitas.
Wallahu a’lam bishshowab
*Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta