Oleh: Tito Yuwono*
Ramadan, bulan penuh barakah
Dalamnya banyak fadhilah
Dalam semua ibadah
Inilah nikmat-Nya yang melimpah
Istiqomah kita mohonkan
Kepada Allah, Yang Maha Mengabulkan
Sekuat tenaga kita ikhtiarkan
Tak ada celah waktu yang terlewatkan
Dengan gembira, ibadah dilakukan
Di hati akan terasa ringan
Tanpa beban
Semoga istiqomah menjalani ibadah ramadan
***
Alhamdulillah, Pada artikel bekal persiapan puasa Ramadan keempat telah dibahas berkaitan perencanaan dan target ibadah-ibadah pada bulan puasa, sehingga diharapkan tidak ada yang terlalaikan serta dapat mengoptimalkan ibadah dalam Bulan Ramadan. Diantaranya adalah target membaca, memahami dan menambah hafalan alquran, target meningkatkan kualitas ibadah wajib dan Sunnah serta ibadah-ibadah sosial seperti infaq, membantu sesama yang bisa dilakukan secara sendirian ataupun dengan jamaah.
Pada artikel kali ini akan dibincangkan hal-hal yang membuat kat istiqomah dalam Bulan Ramadan. Kita ketahui bersama bahwa pada umumnya semangat ibadah Ramadan diawal-awal Ramadan. Masjid-masjid penuh jamaah. Kemudian setelah pekan pertama, biasanya mulai mengalami jumlah penurunan jamaah, shaf nya semakin maju. Dan menjelang akhir puasa, banyak masjid yang jamaahnya hamper habis. Ini menandakan bahwa semakin hari mendekati akhir Bulan Ramadan semangatnya menurun. Tentu kita berharap sebaliknya, semakin hari-hari mendekati penghujung Ramadan kita semakin semangat. Karena setiap amalan bergantung pada bagian akhirnya. Sebagaimana Sabda nabi saw.yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori:
وَإِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ
Artinya: “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada akhirnya.” HR Imam Al-Bukhori.
Apalagi didalam 10 hari terkahir dalam bulan Ramadan terdapat malam yang lebih baik dari 1000 bulan, yang dikenal dengan malam qadar. Sebagaimana firman Allah swt. dalam Surat Al-Qadar:
إِنَّآ أَنزَلْنَٰهُ فِى لَيْلَةِ ٱلْقَدْرِ
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ
2. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
لَيْلَةُ ٱلْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
3. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
تَنَزَّلُ ٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَٱلرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ
4. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk
mengatur segala urusan.
سَلَٰمٌ هِىَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ ٱلْفَجْرِ
5. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.
Baca Juga: Bekal Persiapan Puasa Ramadan (Bagian 4)
Di bawah ini, kami ingin berbagi kiat-kiat agar bisa istiqamah dalam menjalankan ibadah di
Bulan Suci Ramadan.
1. Terus menerus berdoa kepada Allah swt. agar diberikan istiqomah dalam menjalankan ibadah. Karena tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah swt. Doa ini juga menjadi motivasi penggerak kita untuk lebih istiqamah.
2. Berkawan dan bergaul dengan orang baik. Teman bergaul sangat mempengaruhi kekhusyukan kita dalam beribadah. Jika kita salam memilih teman dalam bergaul sehari-hari, sangat dimungkinkan kita akan menjadi lemah dalam melakukan ibadah bahkan bisa jadi menghambur-hamburkan waktu dengan digunakan untuk aktivitas yang tidak bermanfaat. Contohnya terlalu banyak kongkow-kongkow dan mengobrol yang tidak mengandung manfaatnya. Sebaliknya, jika kita mempunyai teman dekat yang menjaga ibadah dan berusaha komitmen untuk mengisi Ramadan dengan ibadah maka akan memberikan motivasi kebaikan kepada kita, dan menjadikan kita lebih istiqomah. Maka pelajaran dari Rasulullah saw. dalam memilih teman bergaul sangat penting untuk kita perhatikan, sebagaimana Sabda Beliau yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori:
مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ الْمِسْكِ وَنَافِخِ الْكِيرِ فَحَامِلُ الْمِسْكِ إِمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ وَإِمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحًا طَيِّبَةً وَنَافِخُ الْكِيرِ إِمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإِمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحًا خَبِيثَةً
Artinya:” Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak,
engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tak sedap.” (HR Imam Al-Bukhori)
3. Memperhatikan pentingnya waktu. Waktu adalah nikmat yang sangat berharga. Terlebih lagi waktu tersebut berada dalam bulan yang penuh barakah, bulan yang ibadahnya dilipatgandakan, yakni Bulan Ramadan. Maka semua aktivitas kita, perlu memperhitungkan dengan waktu ini. Jangan sampai banyak aktivitas-aktivitas yang bersifat mubah saja memakan waktu yang besar dan lama. Misalkan sehabis sholat tarawih yang mestinya bisa kita gunakan untuk tadarus Alquran dan istirahat malam, digunakan untuk ngobrol-ngobrol dengan jamaah sampai larut malam. Atau misalnya juga kita belanja untuk keperluan sehari-hari di pasar dengan memakan waktu yang sangat lama dan melelahkan. Maka kita mesti berstrategi memilih tempat-tempat yang ketika belanja tidak memerlukan waktu yang lama apalagi sampai melelahkan. Contoh juga yang sangat berperan dalam menganggu ibadah kita adalah gadget kita. Kita perlu ikhtiar sekuat tenaga untuk membatasi diri dalam bermedia sosial ataupun aktivitas lain dengan gadget yang mengganggu waktu kita beribadah.
Kita ingat peringatan Rasulullah saw. tentang nikmat waktu, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhori:
نِعْمَتَانِ مَغْبُونٌ فِيهِمَا كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ الصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ
Artinya: “Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, (yaitu) kesehatan dan waktu luang” (HR Imam Al-Bukhori)
4. Komitmen dengan perencanaan dan bertawakkal kepada Allah swt. Sebagaimana sudah disampaikan pada artikel sebelumnya bahwa ibadah Ramadan perlu direncanakan dengan baik. Maka setelah direncanakan, kita komitmen atau berbulat tekat terhadap perencanaan
tersebut. Tentu perencanaan dan target sesuai dengan kemampuan dan kondisi kita masing-masing. Insyaa Allah kalau kita berkomitmen dan semangat akan dimudahkan oleh Allah swt. Kemudian setelah berkomitmen kita bersandar dan bertawakkal kepada Allah swt. Sebagaimana Firman Allah swt. dalam surat Ali-Imran ayat 159:
فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya:” Apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”
5. Dilaksanakan dengan gembira hati. Gembira hati dalam melaksanakan ibadah-ibadah Bulan Ramadan insyaa Allah bertanda ikhlasnya seseorang. Dengan gembira hati semua ibadah akan terasa ringan. Gembira hati ini terlahir dari penghayatan pengabdian kepada Allah swt. dan pahala kebaikan serta fadhilah-fadhilah yang akan diberikan oleh Allah swt. kepadanya. Gembira hati dalam beramal juga dipengaruhi oleh keimanan seseorang terhadap rukun iman yang enam jumlahnya.
Demikian tulisan ringan berkaitan dengan ikhtiar untuk istiqomah dalam Bulan Ramadan, semoga Allah swt. berikan taufiq kepada kita untuk mudah dan istiqmah menjalankan amalan-amalan kebaikan dalam Bulan Ramadan.
Wallahu a’lamu bishshowab. Nashrun minallahi wa fathun qarib.
*Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta