Makkah-Suara ‘Aisyiyah. Gelombang kepulangan jemaah haji ke tanah air telah dimulai sejak 21 Juni 2024. Jemaah haji kloter awal akan berangkat dari Makkah dan pulang ke tanah air melalui Jeddah dan Madinah.
Perubahan Skema Kepulangan
Jika biasanya jemaah gelombang pertama pulang dari Jeddah, pada tahun ini terdapat dua titik kepulangan, yaitu dari Jeddah maupun Madinah. Sebelumnya mereka telah berada di Madinah pasca keberangkatan dari tanah air, baru kemudian menuju Makkkah untuk melaksanakan ibadah haji.
Kepala Daker Makkah, Khalilurrahman, menjelaskan, “Ini terjadi karena slot penerbangan terbatas, mudah-mudahan pihak maskapai bisa mengusahakan sehingga lebih banyak jemaah yang dipulangkan dari Jeddah.”
Mulanya terdapat 49 kloter yang akan dipulangkan dari Madinah. Jumlah ini kemudian berkurang menjadi 46 kloter. Saat ditanya bagaimana mengantisipasi perubahan skema kepulangan, Khalil menyampaikan, “Kami telah menyediakan bis layanan antar kota dan akomodasi agar jemaah bisa istirahat minimal dua belas jam termasuk konsumsinya. Intinya jemaah ga usah khawatir.”
Lebih lanjut Khalil menghimbau agar jemaah haji mematuhi jadwal kepulangan yang telah ditetapkan. Jadwal yang telah disampaikan kepada petugas sektor, terang Khalil, supaya menjadi panduan.
“Dua jam sebelum bis tiba di hotel untuk menjemput, jemaah sudah siap di hotel untuk menyiapkan barang yang mau dibawa ke bis dan diangkut dari bis ke bandara,” Pesan Khalil.
Tak Perlu Ulang Tawaf Wada
Ia juga menegaskan, “Jangan ada jemaah yang melaksanakan ibadah di haram dengan alasan apapun baik itu thawaf sunah atau tawaf wada jelang jam berangkat.”
Jika jemaah sudah mengetahui jadwal kepulangan maka tawaf wada bisa dilakukan malam sebelumnya. “Kalau sudah tawaf wada, ga usah mengulang kembali walau jarak jam keberangkatan keluar Makkah lebih dari enam atau tujuh jam dari pelaksanaan tawaf,” jelas Kadaker.
Hal tersebut, tambah Kadaker, untuk menghindari jemaah terlambat berangkat ke bis menuju Jeddah atau Madinah. Jelang keberangkatan, Khalil juga meminta jemaah mengkomunikasikan kepada petugas kloter jika mengalami masalah kesehatan maupun problem kelengkapan dokumen, seperti tiket dan pasport.
Jemaah harus memastikan kedua dokumen itu telah dibawa saat berangkat. Khalil juga meminta jemaah mempersiapkan bekal yang perlu dibawa dalam perjalanan untuk mengantisipasi jika terdapat hambatan di perjalanan.
Ia mencontohkan, apabila bis terlambat karena ada pemeriksaan atau keperluan isi bensin yang membutuhkan waktu lebih lama, “Jika jemaah sudah bersiap, insya Allah tidak mengganggu,” terangnya. (hns)