Body image adalah pandangan seseorang mengenai tubuh ideal, baik menurut mereka sendiri atau berdasarkan pendapat dari masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut Hoyt, sebagaimana dikutip Na’imah (2008), body image ialah sikap seseorang terhadap tubuhnya dari segi ukuran, bentuk, maupun estetika berdasarkan evaluasi individual dan pengalaman efektif terhadap atribut fisiknya.
Pandangan mengenai ketidaksesuaian bentuk tubuh pada seseorang dengan bentuk tubuh yang dianggap ideal seringkali menumbuhkan rasa ketidakpuasan pada diri seseorang. Padahal, pandangan mengenai body image dalam masyarakat bukan merupakan sesuatu yang statis. Pandangan tersebut dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perubahan persepsi, emosi, suasana hati, lingkungan, dan pengalaman seseorang.
Pandangan tentang tubuh ideal bisa jadi membuat seseorang menganggap kondisi fisiknya tidak lagi sama dengan fisik ideal dalam masyarakat. Ia cenderung akan merasa memiliki kekurangan secara fisik meskipun menurut pandangan orang lain ia sudah masuk ke dalam kategori menarik.
Body Image Identik dengan Perempuan
Amanda Unziila Denich dan Ifdil (2015) dalam penelitiannya “Konsep Body Image Remaja Putri” menjelaskan mengenai faktor body image. Salah satu faktor tersebut ialah jenis kelamin yang mempengaruhi perkembangan body image dalam diri seseorang.
Secara umum perempuan lebih dominan kurang puas dengan bentuk tubuhnya dan cenderung memiliki body image yang negatif. Walaupun terdapat kasus body image yang dialami laki-laki, namun kasus yang terjadi di masyarakat lebih banyak mengarah pada perempuan. Hal ini membuat perempuan menjadi korban utama dari body image ini.
Baca Juga: Self-Love: Mulailah Mencintai Diri Sendiri
Perempuan biasanya menjadi lebih kritis apabila membahas mengenai bentuk tubuh dan berat badan. Perempuan juga sering membandingkan tubuhnya dengan perempuan lain sesuai dengan standar body image yang berkemang dalam masyarakat. Stigma dalam masyarakat secara tidak langsung mengharuskan perempuan untuk tidak terlalu gemuk atau kurus, berkulit putih, dan berpenampilan menarik. Hal ini membuat perempuan terkurung dalam pemikiran yang tidak sehat.
Adanya tren mengenai tubuh ideal akan membuat perempuan cenderung membandingkan penampilannya dengan penampilan ideal yang ada di masyarakat. Apabila terdapat kesenjangan jauh antara bentuk tubuh mereka dengan tubuh ideal perempuan lainnya, maka mereka biasanya akan frustasi, tertekan, sedih, dan merasa terdapat kebutuhan yang belum terpenuhi dalam dirinya.
Faktor Body Image
Media sosial menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pemikiran perempuan mengenai body image. Media sosial seringkali menggambarkan bentuk dan rupa ideal, baik bagi perempuan atau laki-laki.
Hal ini membuat perempuan cenderung mengikuti figure yang ada di media sosial tersebut. Bahkan tak jarang mereka akan menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal sesuai dengan yang diperlihatkan dalam media sosial.
Permasalahan ini akan semakin buruk apabila perempuan tidak mempunyai tempat untuk mencurahkan pendapatnya mengenai body image. Mereka akan tetap terkurung dalam pemikiran buruk pada bentuk tubunya yang telah ditanamkan masyarakat.
Komponen Body Image
Lebih lanjut, mengutip Cash dan Pruzinky, Denich dan Ifdil menjelaskan bahwa body image merupakan sikap yang terdapat dalam diri seseorang. Sikap tersebut dapat berbentuk penilaian positif dan negatif.
Pertama, body image positif. Citra tubuh yang positif berarti merasa puas dengan penampilan, baik bentuk tubuh, postur badan, sampai dengan warna kulit. Body image positif memberikan gambaran bahwa seseorang dapat memperlakukan dirinya sendiri dengan baik tanpa membandingkan atau mendengarkan pendapat orang lain, pandangan masyarakat, termasuk standar kecantikan yang beredar di media sosial.
Baca Juga: Kartini dan Dalil tentang Emansipasi Perempuan
Dengan menghargai diri sendiri dan mensyukuri atas apa yang ada dalam diri, seseorang akan merasa puas terhadap dirinya dan tidak akan terpengaruh dengan berbagai pandangan orang luar mengenai body image yang harus mereka miliki.
Kedua, body image negatif. Body image yang terdapat dalam masyarakat cenderung kepada body image negatif. Ketidakmampuan seseorang dalam menerima keadaan tubuhnya akan menghambat berbagai kemampuan yang dimiliki orang tersebut. Seseorang yang meyakini bahwa penampilannya tidak sesuai dengan standar kecantikan akan lebih mudah memandang rendah dirinya sendiri.
***
Seperti dijelaskan sebelumnya, pandangan mengenai body image dalam masyarakat bukan merupakan sesuatu yang statis dan universal. Setiap negara mempunyai pandangan yang berbeda-beda. Lebih dari itu, setiap individu mempunyai karakteristik tubuh yang berbeda antara satu dengan yang lain. Artinya, tidak tepat jika seseorang melihat dirinya melalui perspektif orang lain.
Oleh karena itu, mengubah pola pikir yang sebelumnya negatif menjadi positif penting untuk dilakukan. Tujuannya adalah untuk memberikan motivasi pada diri, khususnya perempuan, bahwa mereka dapat cantik dengan standar kecantikan yang mereka buat sendiri tanpa adanya campur tangan dari persepsi masyarakat ataupun media. (Cheny*)
*Mahasiswa magang di Suara ‘Aisyiyah
Sumber:
Na’imah, T. (2008). Pengaruh Komparasi Sosial pada Public Figure di Media Massa Terhadap Body Image Remaja di Kecamatan Patikraja, Kabupaten Banyumas. Jurnal Psikologi Penelitian Humaniora. 9 (2).
Denich, A. U. dan Ifdil, I. 2015. Konsep Body Image Remaja Putri. Jurnal Konseling dan Pendidikan. 3 (2).
Ramanda, R., dkk. 2019. Studi Kepustakaan Mengenai Landasan Teori Body Image Bagi Perkembangan Remaja. Jurnal Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 5 (2).
1 Comment