Makkah-Suara ‘Aisyiyah.
Allahummaj’al hajjan mabruran wa sa’yan masykuran, wa dzanban maghfuuran
Doa tersebut kerap dipanjatkan jemaah haji saat berada di tanah suci maupun keluarga dan rekan ketika mendoakan para jemaah haji. Doa itu pula menggambarkan permohonan dan harapan akan kemabruran haji yang didambakan setiap jemaah.
Makna Haji Mabrur
Anwar Abbas, Ketua PP Muhammadiyah sekaligus naib amirul hajj ini menjelaskan saat diwawancara pada (19/6), secara fikih bahwa haji itu dikatakan diterima kalau seandainya rukun, wajib, dan syaratnya dipenuhi.
Namun, secara spiritual, terang Anwar, “Haji itu akan dikatakan haji yang baik kalau niatnya baik, motivasinya baik. Bukan untuk bermegah-megah, bukan untuk bersombong, tetapi adalah karena Allah SWT.”
Lebih lanjut Wakil Ketua MUI ini mengingatkan, “Bagi saya yang agak menjadi perhatian itu adalah hendaknya nilai-nilai yang ada di dalam ibadah haji itu ya kita implementasikan.”
Ia memberi contoh, ketika jemaah haji berebut melempar jumroh atau melempar syetan. “Oleh karena itu semangat kita setelah pulang haji ini juga seperti semangat kita ketika melontar jumroh itu. Artinya apa? Ya artinya kita ingin menyingkirkan serta membasmi apa yang disebut dengan al-munkarut itu,” Jelas Anwar Abbas.
Tanda Haji Mabrur
Selanjutnya Anwar pun mengajukan pertanyaan, “Kira-kira usai haji ini sampai tahun depan perilaku kita sudah mencerminkan itu atau belum? Jadi bagi saya haji yang mabrr adalah haji yang bisa merubah sikap, pandangan, dan tingkah laku kita.”
Ia berpesan agar sikap, pandangan, dan perilaku kita sesuai dengan ketentuan ajaran agama kita, yaitu Al-Quran dan As-Sunnah.
Seluruh kewajiban yang diberikan oleh Allah kepada kita, akan kita laksanakan. Sedangkan seluruh larangan yang dilarang oleh Allah dan Rasul, akan kita ditinggalkan.
Sebagai pungkasan, Anwar menegaskan, “Kalau seandainya kita bisa bersikap dan berlaku seperti itu, maka saya bisa pastikan hajinya adalah haji yang mabur. Tapi kalau seandainya seusai haji ini, sikap, pandangan, perilakunya banyak bertentang dengan firman-firman Allah dan sabda-sabda Rasul, itu bukan haji mabur, tapi itu adalah haji mabur.” (Hns)