Sejarah

Buya Hamka dan Muhammadiyah Menjelang 40 Tahun

70 tahun lalu, jelang peringatan 40 tahun Muhammadiyah, Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal Buya Hamka menulis panjang lebar mengenai kiprah dan perjalanan Muhammadiyah. Tulisan itu dimuat di Majalah Suara ‘Aisyiyah Edisi September 1952 dengan judul “Peringatan 40 Tahun Muhammadijah”.

Sebagai pembuka, Buya Hamka mengenang beberapa tokoh Muhammadiyah yang telah berjasa membangun fondasi organisasi Islam modern ini. Ia menyebut nama Kiai Ahmad Dahlan, Nyai Walidah, Kiai Ibrahim, Haji Fachrodin, Kiai Hisyam, Kiai Mas Mansur, Jenderal Sudirman, Kiai Muchtar Bukhari (Solo), Haji Abdullah (Makassar), Haji Muhammad Said (Medan), dan Teuku Muhammad Hasan (Aceh). Tak lupa, Buya Hamka juga menyebut beberapa nama yang dianggap turut serta menyebarkan gagasan modernisme Islam Muhammadiyah, seperti Abdulkarim Amrullah, Syekh Djamil Djambek, Syekh Daud Rasyidi, dan sebagainya.

Para tokoh tersebut di atas telah menanamkan dan mewariskan suri tauladan dan contoh yang baik bagi generasi penerus Muhammadiyah dan bangsa Indonesia. “Umur manusia seorang2 adalah singkat, tetapi umur dari tjita2nja adalah lebih panjang… Amallah jg menentukan hidup. Dengan tjita amal inilah Muhammadijah didirikan 40 tahun jg lalu,” tulis Buya Hamka (hlm. 183).

Usia 40 tahun kiranya merupakan angka yang istimewa. Nabi Muhammad saw., misalnya, diutus menjadi nabi dan rasul di usianya ke-40. Buya Hamka dalam hal ini mengutip Q.S. al-Ahqaf: 15. Ayat tersebut menjelaskan tentang seseorang berusia 40 tahun yang berdoa agar diberi kesempatan untuk bersyukur atas segala nikmat dan karunia yang diberikan Tuhan, sekaligus agar diberi tuntunan untuk beramal salih dan diberi kebaikan untuk generasi saat ini dan yang akan datang.

Waktu itu, Muhammadiyah telah menyebar ke berbagai daerah dan pelosok Indonesia. Muhammadiyah turut mempersatukan suku-bangsa di Indonesia. Tidak kalah penting, Muhammadiyah juga telah melahirkan banyak tokoh besar, mulai dari menteri, pahlawan, prawira, hingga duta besar. Di sisi lain, tidak sedikit tokoh Muhammadiyah yang istikamah mengabdikan hidupnya di daerah-daerah terpencil yang sulit dijangkau. Semua kiprah itu, kata Buya Hamka, mesti disyukuri. “Mensyukuri jg lampau, meminta taubat kalau tersalah, dan memulai kini, amal untuk hari esok,” kata Buya Hamka (hlm. 185).

Baca Juga: Keterlibatan Aisyiyah dalam Konferensi Islam Asia Afrika Pertama

Dalam momentum jelang peringatan 40 tahun Muhammadiyah itu, Buya Hamka mengingatkan bahwa Muhammadiyah tidak semestinya membuang-buang uang untuk membangun sesuatu yang tidak berfaedah. Alih-alih dihamburkan, usul dia, alangkah lebih baiknya Muhammadiyah mendirikan dan memperbaiki gedung sekolah, masjid/musala, rumah sakit, dan beragam amal usaha lainnya. Semua itu ditujukan agar pimpinan, kader, dan warga Muhammadiyah ingat bahwa tugas untuk mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa belum selesai, dan tidak boleh berhenti di tengah perjalanan.

Atas nama panitia pusat peringatan 40 tahun Muhammadiyah, Hamka juga menyampaikan beberapa hal agar ditindaklanjuti oleh Cabang/Ranting di seluruh Indonesia, PP Muhammadiyah, dan panitia pusat di Jakarta. Kepada panitia pusat, Buya Hamka mengusulkan agar Muhammadiyah (a) memusatkan pembangunan Muhammadiyah di Jakarta, (b) mengadakan pidato radio berturut-turut tentang 40 tahun Muhammadiyah, dan (c) menerbitkan buku peringatan 40 tahun Muhammadiyah, seperti menjelaskan hubungan Muhammadiyah dengan pikiran-pikiran Muhammad Abduh, dan sebagainya.

Dalam rangka menyemarakkan peringatan itu, warga Muhammadiyah juga diminta memberikan infak minimal Rp0.25 tiap bulan, mulai Juli hingga November 1952. Hasil dari infak tersebut adalah: 25 persen disetorkan kepada panitia pusat dan yang 75 persen dikumpulkan untuk peringatan di tempat masing-masing. (siraj)

Related posts
Berita

Abdul Mu’ti Ajak Warga Muhammadiyah Sikapi Pemilu 2024 dengan Arif dan Bijaksana

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – PP Muhammadiyah mengawali Pengajian Umum tahun 2024 dengan mengusung tema “Muhammadiyah dan Pemilu 2024”. Pengajian yang berlangsung secara…
Sosial Budaya

Adaptasi Teknologi Muhammadiyah: Catatan dari Gen Z

Oleh: Avra Abida El Ravi Lahir dan besar di keluarga Muhammadiyah tidak lantas membuat seseorang merasa dirinya adalah kader Muhammadiyah. Ini dialami…
Berita

Sambut Indonesia Emas 2045, MPKSDI PP Muhammadiyah Akan Siapkan Kader Terbaik

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Tantangan yang dihadapi Muhammadiyah dahulu, saat ini, dan masa depan tentu berbeda dan berubah. Pernyataan tersebut disampaikan oleh…

4 Comments

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *