Oleh: Tito Yuwono*
Seringkali kita saksikan atau kita dengar berita kebakaran di kompleks perumahan atau pertokoan yang memakan korban jiwa maupun harta benda. Setelah diselidiki ternyata disebabkan oleh hubung pendek (korsleting) listrik. Baru saja terjadi, pada Bulan Ramadan lalu, ada tetangga kami yang meninggal dunia karena tersengat listrik tegangan tinggi. Demikianlah resiko jika kita tidak berhati-hati dalam menggunakan listrik, tidak taat aturan dan instalasi listrik, serta tidak menggunakan material standar, baik secara beban maupun material yang telah lolos standarisasi.
Berikut bagaimana upaya-upaya yang aman dalam menggunakan listrik rumah tangga:
Menggunakan material jaringan listrik sesuai standar. Material yang digunakan untuk jaringan listrik hendaknya standar. Standar ini bisa dilihat dari 2 hal, yaitu standar material berkaitan dengan beban yang digunakan dan standar material yang telah diakui oleh Badan Standarisasi Nasional, misalnya KAN maupun SNI. Ketika kita menggunakan material yang tidak sesuai dengan beban listrik dalam rumah, maka akan sangat mudah panas dan berpeluang tinggi terjadinya kebakaran. Begitu juga jika kita menggunakan material dengan kualitas rendah, lebih-lebih belum mendapatkan pengakuan dari badan standar maka akan beresiko mudah rusak serta kebakaran.
Menghindari overload/beban berlebih. Ikhtiar kedua adalah menghindari overload listrik/beban berlebih yang melampaui beban maksimal yang diperkenankan. Beban lebih listrik ini adalah ketika kita menggunakan banyak peralatan listrik secara bersama-sama padahal kemampuan listrik kita terbatas.
Menggunakan peralatan pengaman. Setiap rumah hendaknya menggunakan perlatan pengaman seperti circuit breaker/sekering. Dengan peralatan pengaman ini ketika terjadi beban lebih ataupun hubung singkat/korslteing maka aliran listrik akan terputus secara otomatis sehingga resiko negatif akan terkurangi dan terhindari.
Baca Juga: Ikhtiar Hemat Energi Listrik untuk Skala Rumah Tangga
Menggunakan komponen instalasi listrik yang aman. Komponen instalasi listrik yang aman akan menurunkan resiko terjadinya korban akibat tersengat listrik. Contohnya, stop kontak yang lebih aman adalah ketika kita masukkan colokan listrik tidak langsung terhubung, namun perlu diputar dulu baru terhubung, sehingga aman untuk kita dan anak-anak kecil.
Memasang saklar dengan posisi yang sama atau seragam. Hendaknya posisi saklar dibuat seragam dan sesuai standar. Posisi saklar yang benar adalah ketika ditekan bagian bawah maka listrik akan on. Posisi saklar on/off saklar yang tidak seragam akan meningkatkan resiko keamanan listrik. Terlebih ketika sedang perbaikan jaringan listrik. Jangan sampai salah kira listrik sudah mati tetapi ternyata masih posisi on, sehingga hal ini sangat berbahaya.
Peralatan listrik yang tidak digunakan dipastikan dilepas dari jaringan listrik atau dimatikan. Sering kali ada berita kebakaran rumah diakibatkan oleh setrika baju yang ditinggal dalam keadaan masih terhubung dengan jaringan. Hal ini sangat berbahaya. Karena baju yang terbakar akan sangat mudah merembet ke sekitarnya. Disamping itu juga akan mengakibatkan hubung singkat jaringan listrik yang akan menyebabkan kebakaran juga. Maka hendaknya dibiasakan untuk tertib ketika selesai menggunakan peralatan listrik dilepas dari jaringannya.
Memberikan pengajaran kepada anak-anak berkaitan dengan penggunaan peralatan listrik yang aman serta mengawasinya. Anak-anak perlu diajari penggunaan dan instalasi listrik yang aman, sehingga terampil dalam perbaikan jika ada kerusakan sederhana seperti memasang saklar dan stop kontak, menambah instalasi lampu, serta akan selalu berhati-hati dengan listrik.
Nashrun minallahi wa fathun qarib
*Dosen Jurusan Teknik Elektro-Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, Sekretaris Majelis Dikdasmen PCM Ngaglik, Sleman, dan Ketua Joglo DakwahMu Almasykuri Yogyakarta