Konsultasi Keluarga

Cara Mencegah Penculikan Anak

penculikan anak
penculikan anak

(foto: istockphoto)

Pertanyaan:

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kak ‘Aisy yang saya hormati.

Saya seorang ibu, warga masyarakat biasa, yang tinggal di kota kabupaten. Saya mempunyai tiga orang anak, yang pertama laki-laki usia 12 tahun, yang kedua perempuan usia 9 tahun, dan yang ketiga perempuan usia 5 tahun. Belakangan ini, marak berita adanya beberapa kasus penculikan anak sehingga saya dan beberapa ibu-ibu di sekitar saya merasa gelisah. Pasalnya, anak-anak di sekitar kami biasa bersekolah tanpa diantar orang tuanya kecuali yang usia Taman Kanak-kanak.

Di luar jam sekolah, mereka juga biasa bermain di luar rumah bersama teman-temannya dengan rasa aman dan nyaman. Mereka juga terbiasa tidak diantar orang tua saat menuju ke tempak mengaji karena tempat tersebut tidak jauh dari rumah kami. Akan tetapi, adanya pemberitaan tentang beberapa kasus penculikan anak membuat kami para orang tua menjadi gelisah. Oleh karena itu, kami ingin memperoleh pengarahan dari Kak ‘Aisy terkait bagaimana cara menanggulangi adanya penculikan anak. Atas pengarahan yang diberikan, kami sampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Ibu TP. di T

Jawaban:

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Ibu TP yang sedang gelisah. Betul Ibu, belakangan ini memang ada beberapa berita tentang penculikan anak. Hal itu pasti menggelisahkan para orang tua, khususnya orang tua dengan anak-anak yang masih kecil.

Untuk itu, perlu ada usaha pencegahan yang harus menjadi perhatian dan kerja sama antara pihak masyarakat, orang tua, dan sekolah. Berikut adalah beberapa usaha yang perlu dilakukan untuk mencegah penculikan anak itu.

Bagi pihak masyarakat, perlu adanya kesadaran dan usaha bersama antar anggota masyarakat terhadap keamanan anak-anak di lingkungan setempat. Hal ini perlu dikoordinir oleh aparat pemerintahan setempat, yaitu pihak pengurus RT (Rukun Tetangga), RW (Rukun Warga), dan Dukuh.

Antar anggota warga harus saling memiliki kesadaran untuk peduli terhadap keamanan anak-anak di sekitarnya dan waspada terhadap kehadiran orang asing yang bisa menimbulkan kecurigaan. Dengan adanya keakraban antar anggota warga masyarakat di suatu lingkungan maka kepedulian terhadap keamanan anak khususnya, dan kepedulian terhadap keamanan lingkungan secara umum akan terjaga.

Pada organisasi perempuan, ‘Aisyiyah telah memiliki program GACA (Gerakan ‘Aisyiyah Cinta Anak) yang tujuan utamanya adalah mendorong terciptanya situasi yang nyaman dan aman bagi tumbuh kembang anak dan terwujudnya perlindungan sosial bagi anak-anak Indonesia. Bila suatu masyarakat bisa menerapkan program sejenis itu maka diharapkan keamanan anak pada lingkungan suatu masyarakat akan terjaga.

Sekolah juga memiliki peran penting dalam menjaga agar para siswanya terhindar dari penculikan. Di antara hal yang bisa dilakukan adalah memberikan penyadaran terhadap para siswa tentang adanya ancaman penculikan anak dan cara-cara menjaga diri dari ancaman itu. Pihak sekolah juga perlu memberikan pesan agar anak-anak tidak berhubungan dengan orang yang tidak dikenal.

Hendaknya diadakan peraturan bahwa anak yang masih kecil perlu diantar-jemput oleh orang tuanya atau seseorang yang mewakilinya yang dikenal pihak sekolah. Sebelum penjemput datang, anak harus tetap di dalam pagar sekolah. Adapun saat datang, penjemput perlu memberitahukan kepada guru atau penjaga sekolah.

Selanjutnya, keamanan anak dari terjadinya penculikan merupakan tanggung jawab orang tuanya. Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan pemahaman kepada anak tentang cara menghadapi orang asing yang baru dikenal serta memberi pembekalan dasar tentang perlindungan diri dari ancamannya. Berikut adalah beberapa pemahaman terkait yang Kak ‘Aisy sarikan dari beberapa sumber.

Pertama, biasakanlah anak berdoa sebelum bepergian, baik untuk menuju ke sekolah, ke tempat lain, maupun pergi bermain. Kedua, ajari anak untuk waspada terhadap orang yang baru dikenal, menolak pemberian makanan atau sesuatu yang lain dari orang yang baru dikenal, serta menolak ajakannya walau diiming-imingi dengan sesuatu yang menarik. Berilah pemahaman kepada anak tentang bahayanya mengikuti ajakan bepergian oleh orang yang tidak dikenal. Bila ada orang asing yang memaksa untuk mengikutinya, ajarilah anak berteriak untuk meminta pertolongan.

Ketiga, bekali anak kemampuan bela diri dasar untuk melawan orang asing yang memaksa dirinya untuk ikut. Ajarkan pula anak untuk melindungi bagian tubuh dirinya yang tidak boleh disentuh oleh orang lain.

Keempat, bila sedang bepergian bersama, tekankan pada anak tetap berada di samping orang tuanya. Apabila terpisah, biasakan anak untuk berteriak memanggil nama lengkap ibu atau bapaknya yang semula mendampinginya. Orang tua juga hendaknya tidak meninggalkan anak sendirian ketika mereka sedang bepergian bersama.

Kelima, membiasakan anak untuk bercerita tentang apapun yang mereka alami baik di sekolah, di jalan, maupun di tempat bermain. Keenam, latih kemandirian anak ketika berangkat dan pulang sekolah secara mendiri. Bekali cara menjaga keamanan diri. Ajarkan pula cara berkomunikasi terhadap pihak sekolah, guru, atau petugas sekolah bila ada orang yang berperilaku aneh terhadap dirinya di lingkungan sekolah atau di luar pagar sekolah.

Ibu TP, itulah beberapa saran kami tentang cara menanggulangi terjadinya penculikan anak. Semoga dapat mengurangi kegelisahan Ibu dan dapat dijadikan tambahan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam menjaga keamanan anak-anak.

Susilaningsih Kuntowijoyo

Related posts
Berita

Dosen Unisa Yogyakarta Berikan Tips Pemulihan Kondisi Psikologis pada Kasus Penculikan Anak

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Baru-baru ini terjadi kasus penculikan anak di Yogyakarta dan beberapa kota besar di Indonesia. Selama kurun waktu Januari…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *