Taif, Suara ‘Aisyiyah – Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Lembaga Khidmat Haji dan Umrah (LKHU) Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Arab Saudi menggelar acara City Tour ke Taif, sebuah Kota yang terletak sekitar 70 km sebelah tenggara Kota Mekah.
Agak berbeda dengan Kota Mekah yang cuacanya kering dan panas, Taif Kota yang lebih sejuk berada di lereng lembah pegunungan Asir, sekitar 1500 mdpl, sehingga banyak dijumpai pepohonan dan bunga-bunga yang indah. Di daerah inilah, pada masa kecil Rasulullah Saw tinggal bersama ibu susuannya Halimah As-Sa’diyah. Juga di kota ini, ada beberapa paman jauh Rasulullah tinggal.
Atas pertimbangan tersebut Rasulullah Saw memutuskan untuk hijrah ke Taif berharap mendapatkan tempat dan dukungan yang lebih baik untuk menyebarkan dakwah Islam, setelah mengalami tekanan, kekerasan persekusi fisik maupun psikis yang semakin menjadi-jadi dari kafir Qurays setelah meninggalnya istri beliau Khadijah ra dan Abu Thalib, paman tercinta.
Tetapi ternyata respon para pemuka dan warga masyarakat Taif tidak seperti yang diharapkan. Beberapa kali Rasulullah melakukan pendekatan melalui para pemuka masyarakat, mendapat penolakan yang keras. Bahkan mereka memprovokasi warga untuk melakukan tindakan penghinaan dan kekerasan pada Sang Nabi, sampai terluka meski sudah berusaha dilindungi oleh Zaid bin Haritsah sahabat yang menyertai perjalanan hijrah tersebut.
Menyaksikan situasi sangat berat yang dialami Rasulullah Saw, malaikat penjaga gunung berkata pada Rasulullah Saw, “Sesungguhnya Allah telah mendengar penolakan kaummu. Dan aku penjaga gunung mendapat titah untuk menerima perintahmu sesuai dengan kehendakmu. Jika engkau mau, maka aku akan benturkan dua gunung ini di atas mereka”.
Mendengar seruan malaikat yang seperti ini, beliau Saw justru menjawab, “Sesungguhnya aku berharap Allah akan mengeluarkan dari tulang sulbi mereka keturunan yang beribadah kepada Allah semata, tidak menyekutukan-Nya dengan apapun.” (HR Muslim no. 4629)
Saat beristirahat di kebun anggur milik Syaibah, Rasulullah bertemu Adas pembantu Syaibah yang memberikan segenggam anggur. Menyaksikan langsung kemuliaan akhlak Rasulullah Saw, Adas menyatakan dirinya memeluk Islam.
Itulah yang dituturkan oleh oleh Team Pemandu Wisata City Tour dari LKHU PCIM Arab Saudi, yang terdiri Muhibuddin dan M. Rifki. Mereka adalah mahasiswa program S-2 di Universitas Islam Madinah. Keduanya memandu dua rombongan bus city tour jemaah haji KBIHU ‘Aisyiyah Kota Yogyakarta, menyusuri beberapa lokasi kunjungan seperti teleferic Kota Thaif, Museum Pabrik Parfum Mawar, Masjid Abdullah bin Abas, Masjid Adas, dan Masjid Kuk.
Baca Juga: Mempromosikan Perdamaian Menuju Keadilan untuk Semua
Mengamati pemandangan Kota Thaif melalui kereta gantungnya, yang dikenal sebagai Teleferic Taif Cable Car (TTCC), yang menghubungkan Gunung Al Hada dengan resor Al-Kar. Kereta gantung ini menawarkan pemandangan indah pegunungan dan kota Thaif dari ketinggian, seperti menyusuri kembali jejak perjalanan Rasulullah Saw bersama Zaid bin Haritsah ra melewati jalan terjal berbatu-batu untuk bisa mendakwahkan Islam.
Ikut sedih dan berdarah-darah atas perlakuan yang tidak berperikemanusian. Semua beliau sikapi dengan kesabaran dan kebijaksanaan. Kebaikan seberapapun akan menumbuh suburkan kebaikan yang berlimpah ruah. Tak berapa lama setelah fathul Makkah, Thaif menjadi salah satu kota penting pusat penyebaran Islam. Salah satunya didukung dengan kehadiran sahabat muda Rasulullah, Abdullah bin Abbas ra, salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari beliau.
Masjid Abdullah bin Abbas di Thaif menjadi salah satu tempat yang dikunjungi dalam city tour kali ini sekaligus sebagai tempat pelaksanaan Shalat Dhuhur dan Ashar yang dijama’. Sementara 2 masjid lain yang dikunjungi, sebagaimana yang dikemukakan oleh Muhibbin, Masjid Adas dan Masjid Kuk lebih dikenal sebagai monumen. Masjid Adas, monumen tempat Rasulullah bertemu Adas di kebun anggur, dan tak jauh dari situ ada masjid Kuk tempat Rasulullah Saw menyempatkan beristirahat dalam perjalanan panjangnya.
City Tour ini memberi kesan yang mendalam bagi para jemaah KBIHU Aisyiyah Kota Yogyakarta. Sebagaimana yang dirasakan oleh Janti Ristiani, Penyuluh Agama di Kemenag Kota Yogyakarta, “Alhamdulillah bisa menyaksikan Kota Thaif dengan banyak pengalaman dan kenangannya yang menggugah bersama Rasulullah Saw. Ini pengalaman pertama yang sangat berkesan, yang mungkin hanya sekali. Tetapi tetap berharap bisa berkunjung kembali baik haji maupun umroh dan menyempatkan untuk singgah kembali bersama keluarga kembali.”
Janti, istri Karom (Ketua Rombongan) 2 kafilah jemaah haji KBIHU Aisyiyah Kota Yogyakarta M. Kusmanto, juga mendoakan umat Islam Indonesia terutama dari Yogyakarta bisa berhaji atau berumroh dan juga bìsa berkunjung ke Taif, ikut merasakan semangat perjuangan dan kebesaran hati Rasulullah Saw dalam mendakwahkan Islam. (S. Intani)-lsz

