Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti mengatakan bahwa praktik demokrasi di Indonesia seperti zombi; prosesnya berjalan sesuai mekanisme tetapi tidak mempunyai ruh. “Jadi demokrasi kita sekarang seperti demokrasi zombi, yang dia berjalan tanpa ruh. Dia berjalan karena itu mekanisme yang ada, tetapi ruhnya tidak ada,” kata dia.
Atas fenomena ini, Mu’ti berharap media dapat memberikan resonansi demokrasi yang lebih substantif. Media, kata dia, jangan sekadar memberitakan hasil survei elektabilitas pasangan calon, sebab pemberitaan semacam itu terlalu monoton. Apalagi pada Pemilu 2024 nanti ada 52% generasi muda Indonesia yang akan berpartisipasi.
Bagi Mu’ti, demokrasi yang substantif tidak melulu harus dikemas dengan gaya yang serius. Dalam hal ini ia menyinggung tren roasting komika kepada politisi. Menurut dia, mereka mampu mengemas isu demokrasi kekinian dengan gaya yang ringan dan berbumbu jenaka, sehingga pesan yang disampaikan lebih mudah diterima.
Baca Juga: Mengawal Pemilu 2024
“Sebenarnya kita juga mengharapkan sesuatu yang ringan-ringan dari politik, yang itu bisa membawa pesan bahwa siapapun yang menang, Indonesia harus menjadi pemenang utamanya. Kira-kira begitu,” imbuh Mu’ti.
Lebih lanjut, Mu’ti berharap Pemilu 2024 nanti diselenggarakan dengan penuh kegembiraan, bukan ketakutan. Salah satu tujuannya adalah untuk menarik perhatian generasi muda.
“Saya kira kalau kita tadi menargetkan anak-anak muda, kan mereka ini juga menyikapi politik juga ternyata dengan gembira juga. Tapi ternyata pandangan kita bahwa mereka itu tidak serius, itu ternyata keliru. Mereka itu serius juga, tetapi menseriusinya dengan cara mereka. Ini yang menurut saya perlu kita bangun, karena mayoritas pemilih itu kan mereka-mereka ini,” ujar Mu’ti pada Kamis (28/12) di Jakarta. (ppm)-sb