HajiLiputan

Dialog Telah Dimulai, Hilman bersama Acep Sampaikan tentang Pengelolaan Haji

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Setelah sambutan-sambutan selesai, sesi dialog pun dimulai. Narasumber pada sesi kali ini adalah Hilman Latief selaku Dirjen Penyelenggara Haji dan Umrah dan Acep Riana Jaya selaku anggota pelaksana BPKH.

“Idealnya, pengelola utama dan pengelola keuangan itu terpisah” ucap Hilman saat menjelaskan mengapa Badan Pengelola Keuangan Haji harus dioptimalkan. Selain masalah biaya operasional haji, jumlah biaya yang jemaah haji bayar nantinya juga dialokasikan untuk investasi pengelolaan haji jangka panjang.

Biaya operasional haji sendiri selain mencakup layanan untuk jemaah, juga untuk pembiayaan puncak haji, yaitu Armuzna (Arafah-Muzdalifah-Mina). Pada rangkaian ibadah puncak haji tersebut, wukuf di Arafah dan bermukim di Mina sendiri bisa menghabiskan biaya hampir 22 juta rupiah per orang.

“Biaya haji harus direct cost” tegas Hilman saat memberitahu rincian alokasi biaya haji. Menurutnya, jumlah yang dibayar harus sebanding dengan fasilitas yang didapat.”95% biaya haji langsung dinikmati jemaah”. Dalam peningkatan biaya misalnya, ada beberapa sektor yang berubah. Pada tahun sebelumnya, jatah makan per hari per orang hanya dua kali. Namun, mempertimbangkan banyaknya lansia, akhirnya satu hari mendapatkan tiga kali makan. Konsekuensinya tentu biaya yang meningkat.

Untuk masalah akomodasi, Hilman menjelaskan bahwa saat musim haji kisaran harga hotel bisa mencapai 70 juta per orang per kamar, paling murahnya 35 juta per orang. Indonesia adalah negara dengan jemaah yang paling banyak, tidak mungkin cukup jika hanya menggunakan hotel di sekitar Masjidil Haram saja. Adapun transportasi keberangkatan jemaah ke Arab Saudi dengan saudi airlines dan garuda indonesia.

Selain itu, saat ini Saudi menerapkan banyak pajak, termasuk pajak lokal. Hilman menduga kenaikan biaya disinyalir akan terjadi setiap tahun. Hal ini juga demi mensubsidi pelaksanaan haji beberapa tahun ke depan. Ini merupakan wujud pengelolaan haji yang berkelanjutan.

Baca Juga: Perbedaan Kartu Kredit Konvensional dan Syari’ah

Hilman juga menerangkan bahwa mulai tahun ini akan ada perbedaan dalam pelaksanaan puncak haji, yaitu Arafah-Muzdalifah-Mina. Jemaah haji normal di Mina sendiri hanya mendapat tempat 0,84 per orangnya. Di Muzdalifah 0,5 m saja. Karena tingkat kepadatan yang tinggi, berbagai kendala ditemukan. Akhirnya, tahun ini sebagian jemaah tidak akan mabit di Muzdalifah daripada mempertaruhkan jamaah berdesakan disana. “Ngejar fikih sunnahnya, kehilangan nyawanya, Pak”.

Hilman menegaskan “Kami tidak mau membawa jamaah ke dalam situasi yang terancam”. Menurutnya, hal itu tidak akan menjadi masalah. Lagipula jemaah haji negara lain tidak mabit dan tetap tinggal di hotel, Turki misalnya.

Adapun untuk tarwiyah tidak diadakan. selama bisa diatur nanti diperbolehkan, namun harus disiplin melaporkan. jika semakin banyak yang melakukan potensi kepadatan di Arafah-Muzdalifah meningkat.

Kemudian narasumber selanjutnya adalah Acep Riana Jayaprawira atau yang biasa dipanggil “Acep”. Ia berbicara tentang seperti apa pengelolaan keuangan haji oleh BPKH. Ia menjelaskan bahwa lembaga ini memiliki tantangan yang cukup pelik.”tantangannya adalah kualitas meningkat, tetapi biaya tidak signifikan”

Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada beberapa waktu terakhir tugas BPKH lebih kompleks. Acep membandingkan “Tugas BPKH dulu bukan soal operasional, hanya sekedar kasir.”

Ia juga menceritakan pada tahun-tahun sebelumnya BPKH selalu defisit. Hal ini disebabkan cadangannya kurang.akibatnya nilai manfaatnya kurang sehingga tidak bisa subsidi. Jika BPKH tidak ada pembiayaan untuk disubsidi, maka menurutnya tidak perlu ada BPKH.

Related posts
BeritaHaji

Kemenag Siap Tanggapi Panggilan Pansus DPR Terkait Haji 2024

Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – Kementerian Agama (Kemenag) menyatakan kesiapannya untuk memenuhi panggilan Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji DPR RI jika diperlukan. Direktur…
BeritaLiputan

BPKH Berkolaborasi dengan SM Guna Sosialisasi Pengelolaan Keuangan Haji

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Badan Pengelola Keuangan Haji bekerja sama dengan Suara Muhammadiyah adakan kegiatan Ruang Dialog BPKH: Harmonisasi Penyelenggaraan Ibadah Haji…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *