Jakarta, Suara ‘Aisyiyah – “Pasarku Tempat Ibadahku” menjadi tema yang diusung Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dan Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) pada penyelenggaraan pelatihan bagi para pedagang pasar dan anggota ‘Aisyiyah Ranting-Cabang untuk mendorong pengurangan plastik sekali pakai di pasar tradisional.
Pelatihan yang dilaksanakan pada Rabu (2/8) di Kantor Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) DKI Jakarta ini diikuti sebanyak 23 orang pedagang dari Pasar Tebet Barat, dan 11 orang anggota ‘Aisyiyah Ranting hingga Cabang se-Kecamatan Tebet Barat dan Kecamatan Tebet Timur.
Pelatihan yang bertajuk “Pasarku Tempat Ibadahku” ini merupakan rangkaian dari kegiatan program “Peningkatan Kesadaran Lingkungan melalui Pendekatan Agama” yang sedang dilaksanakan oleh GIDKP dan LLHPB PP ‘Aisyiyah. Fokus program ini yaitu mendorong pelarangan penggunaan plastik sekali pakai (single-use plastic) di pasar tradisional. Adapun Pasar Tebet Barat, sebuah pasar yang berada di Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta dipilih menjadi lokasi pelaksanaan program tersebut.
Pentingnya upaya melakukan diet kantong plastik sebagai bagian dari amar ma’ruf nahi mungkar disampaikan oleh Nurni Akma selaku Ketua LLHPB PP ‘Aisyiyah saat membuka pelatihan ini. “Yang kita kerjakan ini adalah untuk menghindarkan mungkar. Ternyata plastik itu sangat berbahaya bagi manusia, baik pada masa kini maupun masa yang akan datang. Telah dilakukan penelitian bahwa plastik tidak bisa terurai dalam waktu yang singkat, melainkan membutuhkan waktu yang sangat panjang, ribuan bahkan ratusan tahun,” terangnya.
Mengutip salah satu hadits Nabi, Nurni mengajak peserta pelatihan untuk menjadikan pasar tidak hanya sebagai tempat jual beli, namun juga tempat mendidik masyarakat luas untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Dengan mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, langkah tersebut diharapkan dapat menjadi ladang amal saleh bagi pihak yang melakukannya.
Sementara itu, Asisten Manager Pemberdayaan Perdagangan Perumda Pasar Jaya, Debora Nainggola berharap pelatihan ini menghasilkan masukan-masukan, baik dari masing-masing pedagang maupun dari organisasi ‘Aisyiyah-Muhammadiyah dan GIDKP. “Kami harap hasil diskusi pada pelatihan ini menghasilkan rekomendasi metode apa yang paling tepat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai di pasar untuk bisa diterapkan baik di Pasar Tebet Barat maupun diterapkan di pasar-pasar lainnya yang dikelola oleh Perumda Pasar Jaya,” ujarnya.
Baca Juga: Teologi Lingkungan dan Pemberdayaan Masyarakat Pengolahan Sampah
Pada kesempatan ini pula, Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta Rita Ningsih hadir menguraikan data pengelolaan sampah yang dihimpun instansinya. Sampah di Provinsi DKI Jakarta, kata dia, sudah mencapai 7.400 ton per-hari. Salah satu jenis sampah tersebut ialah sampah plastik, yang dapat berefek buruk pada kesehatan manusia.
“Dengan bekerja sama dengan GIDKP dan LLHPB ‘Aisyiyah melalui pendekatan yang berbeda, melalui pendekatan ibadah, kita berharap banyak yang berubah di pasar khususnya pengurangan penggunaan kantong plastik sekali pakai,” imbuhnya.
Adapun Syahrul Ramadhan dari komunitas Kader Hijau Muhammadiyah memaparkan tentang Teologi Lingkungan. Menurutnya, lingkungan hidup merupakan ciptaan dan anugerah Allah yang harus dipelihara, dan tidak boleh dirusak.
“Setiap muslim berkewajiban untuk melakukan konservasi sumberdaya alam dan ekosistemnya. Setiap muslim juga dilarang melakukan usaha maupun tindakan yang menyebabkan kerusakan lingkungan alam,” terang Syahrul.
Zakiyus Shadicky sebagai Engagement & Insight Manager GIDKP membagikan hasil pembelajaran dari pengelolaan program Pasar Bebas Plastik sebelumnya di Pasar Tebet Barat. “Kiat sukses penerapan sampah bebas plastik antara lain yakni perlu dibangun komunikasi antara pedagang dan konsumen untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” ungkap Zakiyus.
Selain itu, katanya melanjutkan, perlu adanya penegakan peraturan oleh pemerintah daerah melalui pembinaan, penyuluhan, dan lainnya untuk memastikan keberlanjutan program dalam jangka panjang. (Tim LLHPB PP ‘Aisyiyah dan GIDKP/sb)