Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pijat bayi merupakan salah satu terapi sentuhan kulit berupa pemijatan ringan dan lembut pada tubuh bayi yang bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi. Secara alamiah, pijat bayi sangat bermanfaat terutama bila pijat dilakukan sendiri oleh orang tua, karena dapat meningkatkan bounding antara ibu dengan si anak.
Sayangnya, yang berkembang di masyarakat terkait persepsi pijat bayi ini masih keliru. Masyarakat menganggap bahwasannya pijat bayi hanya boleh dilakukan oleh dukun bayi dan tenaga profesional serta pada kondisi tertentu saja, semisal saat bayi mengalami cedera. Persepsi tersebut tentunya berbanding tebalik dengan hasil-hasil penelitian ilmu kesehatan modern saat ini.
Selain itu, beberapa orang tua yang sudah tahu tentang persepsi pijat bayi yang benar pun, tidak melakukan pijat bayi secara mandiri kepada bayinya karena faktor kurangnya kepercayaan diri dan takut dalam memijat bayinya. Oleh sebab itu, Rosmita Nuzuliana yang merupakan dosen Program Studi DIII Kebidanan Universitas ‘Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta melakukan pengabdian masyarakat yang bertema Kelas Ibu Balita dengan salah satu kegiatannya adalah pelatihan pijat bayi, dengan peserta ibu yang memiliki bayi usia 0-12 bulan dan bertempat di Kweni, Panggungharjo, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta.
Kegiatan ini dilaksanakan di Rumah Bapak Dukuh Kweni pada Kamis (19/5), yang diikuti oleh 6 (enam) peserta. Pemateri kegiatan ini adalah Bidan Maulita Listyan Eka Pratiwi yang merupakan instruktor pijat bayi yang sudah tersertifikasi dan owner Omah Bocah Tahes (Holistic Care Mom Baby Kids).
Bidan Maulita menyampaikan bahwasannya pijat bayi merupakan salah satu kegiatan healing ibu dalam menjaga kewarasan menemani anak. Selain itu, kegiatan pijat bayi yang dilakukan oleh ibunya sendiri mampu meningkatkan bounding atau kedekatan antara ibu dan anak, menambah kesehatan anak, mencegah kembung, dapat melancarkan pencernaan, serta dapat meningkatkan nafsu makan bayi, terutama jika pijatan dilakukan di bagian rahang bawah dan jempol bagian sisi luar.
Baca Juga: Manfaat Pemberian ASI Eksklusif
Bidan Maulita juga menegaskan bahwa kegiatan pijat bayi bisa dilakukan setiap hari, baik pagi atau pun sore, tidak boleh dilakukan pada saat bayi tidur, bahkan ketika kita memijat kemudian bayi tertidur sebelum pijatan selesai, maka pemijatan harus dihentikan, karena tidur merupakan cara bayi untuk meningkatkan growth hormone-nya dan tumbuh kembang akan optimal.
Ia menambahkan, pemijatan juga harus dihentikan jika bayi rewel/menangis. Jika dipaksakan, nanti bayi akan trauma, sehingga ketika di lain waktu saat ibu akan melakukan pemijatan atau bahkan sentuhan seperti akan melakukan pemijatan, maka bayi akan rewel/menangis.
Bidan Maulita menjelaskan juga, ketika dilakukan pemijatan, tubuh anak mesti dilihat, apakah ada memar atau tidak. Adapun jika setelah diimunisasi, anak baru boleh dipijat dalam waktu 3×24 jam sesudahnya. Usahakan saat pijat bayi, ibu harus dalam keadaan bahagia supaya bayi nya pun tenang, karena bayi pun akan merasakan apa yang ibu rasakan karena ikatan batin yang kuat.
Selain itu, lanjut Maulita, saat anak panas/demam, anak tidak boleh dipijat karena bisa membuat suhu tubuh anak semakin tinggi. Pijat bayi juga boleh dilakukan sebelum atau sesudah mandi. Minyak yang digunakan lebih bagus menggunakan minyak kelapa asli yang baik untuk kulit karena mengandung anti radang. (bm/sb)