Oleh: Yulistira Putri Indriyani*
Bahan sediaan kecantikan atau kosmetik bukan merupakan barang asing bagi sebagian besar kaum perempuan. Seiring dengan kemajuan pengetahuan dan teknologi maka kosmetik pun semakin berkembang. Berbagai produk kosmetik dengan beragam fungsinya yang semakin spesifik terus ditawarkan.
Hati-Hati Menggunakan Kosmetik
Keinginan tampil cantik itu kini telah menjadi gaya hidup kaum perempuan, khususnya remaja, baik di kota atau di kebanyakan desa. Hal ini pun kemudian ditangkap oleh para produsen kosmetik sebagai potensi pasar yang bagus. Mereka semakin gencar berlomba-lomba mempromosikan produknya. Melalui serbuan iklan, mereka membujuk konsumen.
Perlu dicatat bahwa untuk menggunakan kosmetik para perempuan harus ekstra hati-hati. Remaja putri yang masih tergolong usia awal pun sebaiknya menghindarinya. Belum waktunya mereka menggunakan kosmetik. Sayangnya, seringkali keinginan untuk menjadi cantik menyebabkan perempuan kurang hati-hati dalam memilih dan menggunakan kosmetik. Tidak jarang para remaja putri belia pun sudah ikut berkosmetik. Kosmetik digunakan tanpa pertimbangan yang cermat.
Walhasil yang didapatkan bukanlah kulit yang sehat dan cantik, melainkan berbagai gangguan kulit. Masalah ini berpangkal pada kurangnya pengetahuan para pemakainya akan efek yang bisa ditimbulkan kosmetik pada kulit. Hal ini terjadi mungkin karena efek tersebut tidak langsung terasa dalam jangka pendek, tetapi perlahan-lahan dalam waktu lama.
Lebih jauh, perlu diketahui bahwa perempuan cenderung memiliki masalah dengan kulit, terutama kulit wajah. Salah satunya ialah terjadinya hiperpigmentasi atau noda hitam pada wajah. Hiperpigmentasi timbul karena berbagai sebab, antara lain faktor usia, perawatan yang salah, paparan sinar matahari secara langsung, dan penggunaan alat kontrasepsi. Faktor penyebab itu bertambah lagi oleh kesalahan penggunaan kosmetik.
Untuk itu, pengetahuan umum tentang kosmetik, terutama efek buruknya, sangat diperlukan oleh perempuan. Salah satu hal penting yang perlu diketahui ialah bahwa penggunaan kosmetik dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan efek samping yang buruk.
Efek Samping Kosmetika
Efek samping penggunaan kosmetika antara lain adalah sebagai berikut. Pertama, gangguan hormon; gangguan ini timbul dari kosmetik yang mengandung asbestos atau talcum powder yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormonal. Kedua, penuaan dini; kulit mengalami pengeriputan sebelum waktunya. Ketiga, timbulnya penyakit kronis; beberapa di antaranya adalah anemia, kanker, intoleransi gula, dan masalah pernapasan.
Keempat, terjadinya infeksi bakteri; penggunaan kosmetik di daerah mata dapat membahayakan kondisi mata karena infeksi bakteri, dan hal ini dapat membawa akibat yang lebih buruk lagi berupa kebutaan. Kelima, alergi; kondisi kulit yang terlalu sensitif dan pemakaian kosmetik yang berlebihan dapat menyebabkan alergi. Keenam, kerusakan serius pada kulit; ini bisa terjadi karena penggunaan krim pemutih. Pemilihan produk yang salah dapat menyebabkan memudarnya warna kulit secara permanen dan kerusakan lain.
Perlu diketahui pula bahwa produk kosmetik tidak hanya seputar make up, tetapi juga produk lain seperti sampo, sabun, deodoran, tabir surya, pewarna rambut, cat kuku, krim, dan serum wajah. Bahan-bahan pewangi, pengawet, dan pewarna di dalam berbagai produk itu dapat menimbulkan aneka masalah atau penyakit, terutama pada kulit. Gejalanya dapat terjadi sesaat setelah digunakan, beberapa hari, atau berbulan-bulan kemudian.
Adapun jenis-jenis bahan berisiko bagi kulit yang biasa terdapat dalam kosmetik, antara lain adalah paraben, formaldehida, formalin, imadazolidinyl, urea, isothiazolinone, methylisothiazolinone, dan quaternium-15. Penyakit kulit juga bisa dipicu oleh kandungan logam, seperti merkuri, kromium, alumunium, nikel, dan kadmium. Selain itu, ada sebagian orang yang tubuhnya bereaksi terhadap asam salisilat, sodium lauret sulfat (SLS), dan alkohol yang cukup umum terdapat dalam kosmetik.
Baca Juga: Teladan Kepemimpinan Para Sahabiyah
Berikut ini adalah beberapa gangguan kulit akibat dari pemakaian kosmetik. (1) Dermatitis kontak; ini adalah penyakit akibat persentuhan langsung antara kulit dengan kosmetik dan produk perawatan tubuh. Ada dua jenis dermatitis kontak, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi.
Dermatitis kontak iritan terjadi ketika bahan kosmetik mengiritasi kulit. Kulit menjadi kemerahan, terasa perih seperti tersengat, gatal, lecet, atau bahkan mengeluarkan cairan jika digaruk. Iritasi ini dapat timbul dalam beberapa menit, berhari-hari, atau berminggu-minggu setelah penggunaan kosmetik.
Dermatitis kontak alergi terjadi akibat adanya reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap bahan dalam kosmetik. Gejalanya berupa gatal, kulit kemerahan, dan bengkak yang dapat timbul di leher, wajah, telinga, mata, dan sekitar bibir. Reaksi tersebut biasanya muncul sekitar 12/48 jam setelah kulit terpapar kosmetik.
Label “tidak menyebabkan iritasi”, “hipoalergenik”, serta “lulus uji tes sensitivitas” tidak menjamin produk tersebut sepenuhnya aman dan tidak akan menyebabkan alergi atau gangguan kulit. Hal ini mengingat pemicu alergi pada setiap orang berbeda-beda. Reaksi alergi ataupun iritasi memang terkadang sulit dibedakan. Ada kalanya seseorang dapat mengalami kombinasi dari keduanya.
(2) Urtikaria; urtikaria atau biduran ditandai dengan munculnya ruam, kulit terasa perih, kesemutan, dan gatal-gatal. Gejala tersebut biasanya muncul beberapa menit hingga sekitar 1 jam setelah kulit terkena kosmetik, dan dapat membaik dengan sendirinya dalam waktu 24 jam.
(3) Anafilaksis; anafilaksis atau syok anafilaktik adalah reaksi alergi parah yang jarang terjadi tetapi bisa berakibat fatal. Penyakit ini ditandai dengan kesulitan bernapas, pusing, mual, dan muntah, serta pembengkakan pada wajah, lidah maupun bibir.
Cara Mencegah Gangguan Kulit
Sebagian besar gangguan kulit akibat penggunaan kosmetik umumnya dapat reda dengan sendirinya setelah pemakaian kosmetik dihentikan. Namun untuk menghindari efek samping serius, ada baiknya dilakukan usaha pencegahan.
Caranya adalah sebagai berikut. Pilih produk dengan bahan kandungan kimia yang berisiko paling sedikit untuk mencegah reaksi alergi. Pilih produk bebas pewangi dan alkohol. Gunakan produk berbahan dasar air dan non-comedogenic (tidak menyumbat pori-pori). Untuk mengurangi risiko saat menggunakan parfum, semprotkan parfum pada pakaian dan bukan langsung pada kulit.
Sebelum menggunakan kosmetik, lakukan pengetesan dengan mengoleskan sedikit produk tersebut ke kulit. Tunggu 2-3 hari, dan perhatikan reaksinya pada kulit. Jangan gunakan produk tersebut jika ternyata muncul gejala kemerahan, gatal, perih, atau bengkak pada kulit. Jika muncul gangguan kulit setelah menggunakan kosmetik, gejala-gejala tersebut dapat diredakan dengan krim hidrokortison yang dijual bebas. Namun, hindari menggunakannya pada wajah tanpa mengonsultasikannya terlebih dahulu kepada dokter.
Selain itu, hentikan pemakaian kosmetik serta berikan kompres dingin dan pelembap kulit untuk membantu meredakan gejala gangguan kulit yang muncul. Jika gangguan kulit akibat kosmetik tidak kunjung membaik, sebaiknya konsultasikan lebih lanjut kepada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Di samping pengetahuan akan bahaya kosmetik untuk kulit, Anda sebaiknya lebih teliti dan jangan malas membersihkan muka, terutama setelah menggunakan kosmetik. Cucilah muka 2–3 kali dalam satu hari dengan sabun pembersih khusus wajah. Sempurnakan usaha Anda dengan mengonsumsi makanan bergizi dan minum air putih yang cukup agar kulit terhidrasi dengan baik.
*Konsultan pada Klinik Kecantikan Zahara Muslimah