Oleh : Listiatie Budi Utami (Dosen Universitas Ahmad Dahlan dan Wakil Ketua Majelis Dikti PPA)
Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyah (PTMA) merupakan salah satu media yang paling strategis untuk melahirkan kader-kader persyarikatan. Oleh karena itu, PTMA harus dikelola dengan sangat baik agar tujan pengaderan tercapai. Ada tiga komponen utama yang menentukan, yakni pimpinan PTMA, kurikulum AIK, dan dukungan sarana dan prasarana bagi kegiatan mahasiswa.
Komponen pertama, pimpinan PTMA harus memiliki visi yang mampu memajukan perguruan tingginya untuk melahirkan kader-kader persyarikatan yang berkemajuan. Hadirnya kader-kader muda persyarikatan dari PTMA inilah yang menjadi indikator kinerja utama pimpinan PTMA, selain lahirnya produk-produk ilmiah akademik yang berdaya saing tinggi. Pimpinan juga harus memiliki ideologi kemuhammadiyahan yang unggul dan aktif di persyarikatan. Pimpinan harus menjadi contoh atau uswah bagi seluruh civitas akademika. Oleh karena itu, pemilihan pimpinan harus diatur dengan mekanisme yang jelas oleh Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah atau Majelis Dikti PP ‘Aisyiyah.
Komponen kedua adalah kurikulum Al-Islam Kemuhammadiyahan dan Ke’aisyiyahan (AIK) yang dimiliki oleh PTMA. Kurikulum ini dikendalikan oleh Majelis Diktilitbang untuk PTM dan dan Majelis Dikti PP ‘Aisyiyah. Pendidikan AIK di PTMA memiliki posisi strategis, menjadi roh penggerak dan misi utama penyelenggaraan PTMA. Pendidikan AIK juga menjadi kekuatan PTMA karena dapat menjadi basis kekuatan spiritual, moral, dan intelektual, serta daya gerak bagi seluruh civitas akademika. Keberhasilan pendidikan AIK menjadi salah satu indikator ketercapaian misi penyelenggaraan dan pengelolaan PTMA.
Peningkatan mutu proses dan hasil (outcome) pendidikan AIK harus dilaksanakan terus-menerus dan tersistem. Pengembangan kurikulum pendidikan AIK ini dilakukan sesuai amanah keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-46 tentang Program Muhammadiyah 2010-2015 yaitu: “Mengembangkan model-model pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan di seluruh jenjang pendidikan yang memberikan pencerahan paham Islam dan komitmen gerakan Muhammadiyah yang berkemajuan” (BBRM: 2010, hal. 118).
Implementasi pendidikan AIK di PTA dilaksanakan melalui beberapa cara. Pertama, melalui pendidikan intrakurikululer yang mengacu pada kurikulum AIK hasil workshop PTA. Pendidikan AIK diberikan dengan pemberian materi 8 sks yang terdiri dari: 1) Aqidah dan Akhlak (2 sks), Tafsir dan Hadist Tematik (2 sks), Fiqih (2 sks), dan Retorika Dakwah (2 sks). Distribusi mata kuliah menjadi kewenangan masing-masing PTA.
Cara kedua adalah dengan memberikan pendidikan ekstrakurikuler yang dilakukan bekerja sama dengan Majelis Pembina Kader. Strategi ini dilaksanakan melalui pembekalan pada masa orientasi mahasiswa baru; Baitul Arqam Purna bagi mahasiswa yang akan lulus; kajian ideologi, ketarjihan, serta isu-isu perempuan dan anak kontemporer; dan muballighat hijrah. Dengan kajian kurikulum AIK yang disebutkan sebelumnya, semua PTMA diharapkan mampu melahirkan kader-kader persyarikatan yang berkemajuan.
Baca selengkapnya di Majalah Suara ‘Aisyiyah, Edisi 2, Februari 2020 Rubrik Edukasiana