Berita

Entaskan Masalah Gizi Anak Indonesia, Aisyiyah dan Muslimat NU Jalin Kolaborasi

Aisyiyah-Muslimat NU

Yogyakarta, Suara ‘AisyiyahDalam rangka mengentaskan masalah gizi masyarakat Indonesia, PP ‘Aisyiyah melakukan kolaborasi dengan Muslimat Nahdhatul ‘Ulama (NU). Kolaborasi ini melibatkan 40-an ribu kader kedua organisasi sayap perempuan Muhammadiyah dan NU ini di seluruh Indonesia.

Anggota Majelis Kesehatan PP ‘Aisyiyah, Chairunnisa menuturkan bahwa pihaknya telah lama menaruh concern terhadap persoalan ini. Dia menjelaskan, penelitian yang dilakukan oleh ‘Aisyiyah di daerah Langkat, Medan, dan Pekanbaru menunjukkan bahwa stunting terjadi karena jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi.

“’Aisyiyah juga menemukan fakta bahwa kental manis ini masih banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Dan berdasarkan penelitian ‘Aisyiyah, faktor pemberian kental manis karena ketersediaannya yang dapat ditemukan di mana saja dan mudah dijangkau,” ucap Nisa, Selasa (20/12).

Di sisi lain, ketidaktahuan atau rendahnya literasi yang dimiliki oleh ibu-ibu juga menjadi faktor yang harus diperhatikan. Berbekal data penelitian tersebut, kader ‘Aisyiyah melakukan kegiatan turun lapangan untuk mengedukasi masyarakat, terutama keluarga yang memiliki balita.

Baca Juga: Stunting: Masalah Bangsa, Masalah Kita

Selain susu kental manis, juga ditemukan kenyataan bahwa orang tua memilih air gula untuk diberikan kepada anak balitanya sebagai pengganti Air Susu Ibu (ASI). Padahal ASI jauh lebih bergizi jika dibandingkan dengan air gula maupun susu kental manis.

“Kami sempat menemui ada ibu yang memberikan anaknya air dengan gula dan dijadikan sebagai pengganti susu. Saat melihat hal itu, kami cukup prihatin dan merasa perlu digencarkan penyuluhan kepada para ibu terkait larangan pemberian air dengan gula untuk menjadi nutrisi tambahan bagi balitanya,” papar Nisa.

Selain ‘Aisyiyah, Muslimat NU juga melakukan gerakan serupa. Ketua Bidang Kesehatan Muslimat NU, Erna Yulia Soefihara menyampaikan bahwa kader Muslimat menemukan fakta bahwa perhatian orang tua terhadap gizi anak-anak mereka masih rendah.

Di wilayah Nusa Tenggara Timur misalnya, sebagai daerah dengan penghasil ikan yang baik bagi gizi anak, orang tua di sana lebih sering memberi anak-anak mereka uang untuk jajan di luar daripada memberi mereka makanan dari olahan ikan tersebut.

“Di mana daerah Timor Tengah Utara merupakan daerah penghasil ikan yang bermanfaat bagi gizi anak, namun masyarakat, terutama orang tua tidak membiasakan memberikan anaknya ikan. Kami malah banyak menemui orang tua yang memberikan anaknya uang untuk jajan makanan dan minuman yang tidak bergizi,” tambahnya. (ppm/sb)

Related posts
Lensa OrganisasiSejarah

Di Mana Aisyiyah Ketika Masa Revolusi Indonesia?

Oleh: Ghifari Yuristiadhi Masyhari Makhasi* Tahun ini, Indonesia telah memasuki usia yang ke-79. Hal ini menjadi momentum untuk merefleksikan perjuangan para pendahulu…
Berita

107 Tahun Aisyiyah, Perkuat Komitmen Menjawab Berbagai Problem Kemanusiaan Semesta

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Mengusung tema “Memperkokoh dan Memperluas Dakwah Kemanusiaan Semesta” ‘Aisyiyah  akan memperingati miladnya yang ke-107 tahun pada 19 Mei…
Berita

Tri Hastuti Dorong Warga Aisyiyah Kawal Demokrasi di Indonesia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Menghadapi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, banyak pertanyaan dari warga ‘Aisyiyah menyangkut pilihan dan keberpihakan ‘Aisyiyah. Sekretaris Umum…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *