Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menggelar Pengajian Malam Selasa mengangkat tema “Aqidah Sebebagai Asas Pandangan Hidup Seorang Muslim”. Pengajian ini disampaikan oleh Faturrahman Kamal selaku Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah pada Senin (3/10).
Faturrahman menyampaikan bahwa dalam kehidupan manusia, baik mereka yang memiliki agama ataupun ideologi yang berbeda, akan selalu timbul pertanyaan yang universal dalam dirinya; apa dan siapa Tuhan dan apa makna kehidupan?
Di dunia global saat ini, banyak ditemukan benturan keyakinan. Oleh karena itu, sebagai seorang yang beriman, hendaknya selalu mengasaskan pandangan kepada Allah. “Sebab orang yang beriman akan percaya bahwa mereka kembali kepada Allah. Sementara mereka yang tidak beriman mereka yakin bahwasanya kehidupan hanya di dunia semata. Dan mereka tidak akan binasa kecuali dibinasakan waktu,” ungkap Faturrahman.
Yang terjadi saat sekarang adalah benturan antar keyakinan umat manusia. “Sehingga saya katakan saat sekarang ini, ketika umat Islam dihadapkan pada sistem nilai yang bertentangan dengan keyakinan, maka sekularisme, liberalisme, individualisme, atau yang lainnya sesungguhnya itu yang dihadapi adalah pertentangan tentang hidup kita,” ungkap dia.
Baca Juga: Muhammadiyah dan Pembaruan Islam
Pandangan hidup adalah sesuatu yang mendalam pada diri seseorang dan itu adalah struktur keyakinan yang terdalam. Keyakinan inilah yang akan memanifestasi dan mewarnai cara berpikir dan bersikap dalam segala aktivitas seseorang.
“Sebagai seorang beriman, baik itu seorang guru, mubaligh, pebisnis, politisi, polisi, santri, pelajar, apapun itu semuanya adalah manifestasi dari apa yang ada dalam keyakinan kita,” tutur Faturrahman.
Ia mengatakan bahwa tidak ada pilihan dan kita harus kembali menata fitrah. Karena pandangan hidup harus didasari pada satu kesadaran bahwa Allah sudah mengkontruksi dan mencetak penciptaan manusia pada atas dasar yang sangat luar biasa.
“Allah menciptakan manusia di atas fitrah dan tidak membeda-bedakan manusia dan jangan sampai merusak fitrah yang sudah diberikan. Islam adalah fitrah yang sudah diturunkan oleh Allah dan mereka yang Yahudi, Nasrani, serta Majusi karena faktor yang bersifat sosiologi,” tutupnya. (firman)