Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Memperingati Hari Perempuan Internasional tahun 2023, Pimpinan Pusat Aisyiyah adakan Live Session bertajuk “DigitALL: Innovation and Technology for Gender Equality” pada Kamis (9/3).
Acara yang disiarkan langsung di platform Instagram dan Facebook Aisyiyah Pusat ini mengundang Firly Annisa sebagai narasumber. Saat ini Firly menjabat sebagai anggota Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah Pimpinan Pusat Aisyiyah serta Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Dalam paparannya, Firly menyampaikan pentingnya isu terkait teknologi dan kesetaraan gender. Dalam konteks masa kini, masyarakat tidak bisa lepas dari teknologi. Teknologi selalu berkaitan dengan akses sosial dan politik, akses pendidikan, dan akses ekonomi. Oleh karenanya, teknologi menjadi sangat bias pada kelompok-kelompok yang lebih berkuasa.
Dengan demikian, masih terdapat kesenjangan di dunia digital. Firly beranggapan, dunia digital masih cenderung pada male work. Hal ini disebabkan laki-laki memiliki akses teknologi yang lebih dibandingkan perempuan yang akses teknologinya masih kerap dibatasi. Hal ini kemudian menyebabkan indeks literasi digital perempuan juga menjadi lebih rendah dibandingkan laki-laki. Akibat jangka panjangnya ialah pendidikan dan logika pengetahuan perempuan menjadi semakin terbelakang.
Baca Juga: Pola Pengasuhan Generasi Digital
Padahal, menurut Firly, pendidikan menjadi kunci bagaimana seseorang meningkatkan kualitas dirinya. Jika akses pendidikan terbatas dan logika pengetahuan seseorang tidak berkembang, maka belum tercipta kesetaraan. Hal inilah yang menurut Firly menjadi penting untuk menjadikan teknologi sebagai agency bagi perempuan.
Mengenai cara mewujudkan kesetaraan gender di ruang digital, Firly menyebutkan bahwa pengetahuan digital harus diberikan kepada anak-anak sejak dini melalui pendidikan. Anak-anak perlu didorong untuk mengakses komputer sebagai suatu pembelajaran dan memproduksi konten yang bermutu.
Firly juga menyampaikan pentingnya literasi digital. Menurut Firly, literasi digital adalah kemampuan seseorang untuk berpikir kritis di ruang digital. Hal tersebut bukan hanya berkaitan dengan benar tidaknya suatu informasi, namun juga berkaitan dengan bagaimana seseorang dapat mengevaluasi informasi dan memahami posisi diri saat membaca informasi tersebut. Pikiran kritis ini, menurut Firly bukan suatu hal yang instan, namun bentuk latihan yang harus dilakukan setiap hari, dimulai dari hal kecil sampai hal besar. (Salma)