Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi Universitas `Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta bersama dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggandeng Perguruan Tinggi Malaysia mengadakan Workshop Collaboration On Child-Friendly Environment dengan tema “Design and Planning of Playscape and Ecological Literacy Milieu in an Urban Neighborhood for Young Children” di Kampus Terpadu Unisa Yogyakarta, Senin-Selasa (13-14/6).
Aprodita Emma Yetti selaku Ketua Prodi Arsitektur Unisa Yogyakarta mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan internasional yang rutin dilaksanakan Prodi Arsitektur Unisa Yogyakarta sebagai sarana pembelajaran mahasiswa serta pengembangan penelitian dan ranah pendidikan bagi dosen.
“Selama pandemi, kegiatan ini dilaksanakan secara online. Alhamdulillah, di tahun 2022 kita kembali bisa mengadakan secara offline di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta. Kegiatan ini juga merupakan wujud sinergi dan keberlanjutan kerja sama yang sustain antara prodi Arsitektur Unisa, Greennovation Group Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Department of Architecture and Enviromental Design Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM), Universiti Teknologi MARA Malaysia, dan Universitas Muhammadiyah Surakarta,” tutur Aprodita.
Baca Juga: Umat Islam Indonesia di Kancah Internasional
Aprodita menambahkan, kegiatan ini tidak hanya international workshop, tetapi juga ada rangkaian kegiatan meliputi inisiasi kerja sama penelitian, pengabdian masyarakat, pameran kolaborasi, dan penandatanganan MoU antara Universiti Kebangsaan Malaysia dan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Dalam kesempatan itu, Ismail Said dari Departemen Arsitektur Lanskap Universitas Teknologi Malaysia menyampaikan dalam pembukaannya bagaimana konsep lingkungan ramah anak yang menjadi agenda inisiatif antar lembaga WHO, UNICEF, dan UNCR. “Konsep tersebut divisualisasikan untuk menjamin hak anak untuk bertahan hidup dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan dunia kehidupan mereka,” ungkapnya.
Setelah mendengarkan pemaparan, workshop dilanjutkan dengan membagi 101 mahasiswa dalam beberapa kelompok dengan tugas mencari makna dari topik yang sudah ditentukan dan itulah yang nanti akan menjadi proyek desain. (ade/sb)