Sleman, Suara ‘Aisyiyah – Keluarga besar ‘Aisyiyah dan Muhammadiyah Cabang Turi Sleman kembali menggelar kajian rutin Ahad Kliwon (3/7) bertempat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Turi di Ngablak. Pengajian disampaikan oleh Nur Hidayani, Koordinator Divisi Pembinaan Mubalighat Majelis Tabligh PP ‘Aisyiyah serta Pengasuh Pesantren Pelajar-Mahasiswa Aqwamu Yogyakarta.
Dalam penuturannya disampaikan bahwa dalam kearifan Jawa, tepatnya melalui tembang Mocopat, ada 11 fase kehidupan manusia dengan berbagai ujian di setiap tingkatannya. Sebelas tembang itu adalah Maskumambang, Mijil, Sinom, Kinanthi, Asmaradhana, Gambuh, Dhandang Gula, Durma, Pangkur, Megatruh, dan Pucung.
Baca Juga: Hidangan Soto Pengajian
Setiap insan, kata Nur Hidayani, tidak akan lepas dari bermacam ujian hidup dari sang Khalik. Ujian itu bisa berupa perintah seperti salat, zakat, puasa, haji, sedekah, dan sebagainya. Atau berupa larangan seperti berzina, korupsi, membunuh, merampok, mencuri, menyuap, memfitnah, berbohong, dan sebagainya. Bisa juga ujian berupa musibah, di mana ujian paling berat adalah khauf; kelaparan, kekurangan harta, dan sebagainya.
Selain itu, ada juga ujian karena melupakan peringatan Allah, ujian berupa kenikmatan, ujian dari orang zalim, serta ujian dalam keluarga. Menurut dia, Islam telah memberikan panduan bagaimana menghadapi ujian hidup. “Berpegang teguh pada Allah dan berpegang kepada tali (agama) Allah,” kata dia mengutip Q.S. Ali Imran: 103.
Dalam kesempatan itu, PCM Turi juga menyerahan bantuan perbaikan 5 (lima) sekolah, serta bantuan dari PP untuk AMM dan Kokam yang menyelenggarakan penyembelihan kurban di desa binaan Prambanan, serta dilakukan pengukuhan Relawan MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) Turi yang siap bergerak jika terjadi bencana dan kerawanan. (humas/sb)