Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Pada Rabu (23/10), Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menggelar Sidang Senat Terbuka untuk mengukuhkan dua Guru Besar di Ruang Amphitarium Kampus IV UAD.
Dua guru besar yang dikukuhkan adalah Trikinasih Handayani dalam bidang Ilmu Pendidikan, dan Solikhah dalam bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan sub-bidang Epidemiologi dan Biostatistik.
Dalam pidatonya, Trikinasih menyampaikan hasil penelitiannya yang berjudul “Tantangan Pendidikan Abad 21: Mewujudkan Indonesia Emas”. Di sisi lain, Solikhah memaparkan penelitian berjudul “Precision Public Health: Pendekatan Epidemiologi dan Biostatistika untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Penyintas Kanker”.
Prosesi pengukuhan dipimpin oleh Ketua Senat, Dwi Sulisworo, yang didampingi oleh Rektor UAD, Muchlas. Dwi Sulisworo dalam sambutannya memberikan ucapan selamat kepada kedua guru besar yang baru saja dikukuhkan.
Ia menekankan bahwa dengan gelar ini, tanggung jawab mereka akan semakin besar. “Saya berharap, capaian ini tidak menghentikan apa yang selama ini telah dilakukan,” katanya.
Rektor UAD, Muchlas turut mengucapkan selamat dan mengungkapkan bahwa saat ini UAD memiliki total 43 Guru Besar. Ia menambahkan bahwa masih ada 12 SK Guru Besar dalam proses, serta 30 dosen lainnya yang sedang dalam tahap inkubasi untuk pengajuan gelar tersebut.
“Kami terus mengevaluasi dan mendampingi proses persiapan Guru Besar, baik dari segi persyaratan maupun proses akademiknya,” ujar Muchlas.
Baca Juga: Jalan Pejuang Beasiswa untuk Studi Lanjut di Luar Negeri
Ia juga berharap Trikinasih dan Solikhah dapat memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sumber daya manusia di UAD. “Para Guru Besar ini menjadi penjaga marwah akademik UAD dan Muhammadiyah. Teruslah berkarya dan memberi manfaat bagi bangsa serta menjadi panutan bagi sejawat,” tambahnya.
Ketua Badan Pembina Harian (BPH) UAD, Irwan Akib menekankan bahwa gelar Guru Besar bukan sekadar gelar akademik, melainkan sebuah jabatan profesional.
“Kehadiran Guru Besar di perguruan tinggi memiliki arti penting. Apa yang dipaparkan oleh kedua Guru Besar hari ini menunjukkan gambaran positif bagi masa depan pendidikan dan kesehatan di Indonesia,” ujarnya.
Ahmad Muttaqin, mewakili Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menambahkan bahwa saat ini ada 373 Guru Besar di seluruh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA), dengan UAD menempati peringkat kedua setelah UMM.
“Kami melihat UAD sangat serius dalam mendampingi proses pengembangan SDM, dan semoga semakin banyak dosen yang meraih gelar Guru Besar,” ucapnya.
Ahmad juga berpesan bahwa menjadi Guru Besar adalah hak setiap dosen tanpa batasan. “Berani menjadi dosen, berani menjadi doktor, dan harus menjadi profesor,” tutupnya. (sa)