Inspirasi

Generasi Penghafal al-Qu’an (2)

Keluarga Qurani

Program di pondok ini ialah dua tahun khatam al-Qur’an. Lingkungan pondok terdiri atas unit rumah-rumah di sekitar kantor. Untuk santri putra ditempatkan di rumah tersendiri, misalnya Rumah Tahfiz Abu Bakar. Sementara itu, untuk santri perempuan ditempatkan di Rumah Tahfiz Siti Khodijah. Setiap rumah tahfidz itu ada yang mengayomi dan memuat 30 santri. Santri yang lebih dewasa menjadi pengayom santri junior.

Proses menghafal di pondok tersebut adalah meneruskan metode Kauny dan metode Babbul-Qur’an. Mereka menghafal dengan bimbingan guru dan setiap hari ada setoran hafalan. Mereka bebas menghafal di mana saja di lingkungan rumah. Baru pada sore hari mereka “setoran” pada ustadz atau ustadzahnya. Dalam hal ini orang tua berperan memberi motivasi dan mendukung proses belajar dan hafalan.

Phalita Kalyana Haurul Jannati (17 tahun) adalah adalah siswa  kelas 2 SMA yang telah diwisuda di Pondok Tahfidz Griya Al Qur`an, Besi, Depok, Jawa Barat setelah  khatam menghafalkan al-Qur’an 30 juz. Ketika masuk pondok, hafalan awal yang dimiliki Phalita adalah 2 jus, yaitu juz 29 dan 30. Memasuki bulan ketiga, Phalita dapat mengusai tahfidz dengan baik. Tidak terasa dan tidak dinyana  dalam enam bulan berikutnya Phalita telah hafal 30 juz.

Dengan demikian, target dua tahun oleh Phalita hanya ditempuh selama sembilan bulan. Ia pun dengan resmi dinobatkan sebagai  hafidzah tercepat. Selanjutnya, Phalita ditantang lagi oleh ustadznya dalam satu pekan dapat “setor” 30 juz. Ternyata Phalita pun mampu menjawab tantangan tersebut. Phalita setiap hari mampu “setor” (menghafal) satu juz sehingga dalam satu  bulan ia dapat “setor” 30 juz. Kepada Suara Aisyiyah, orang tua Phalita, Helmi Bustomi Ronodirjo, menyatakan kesyukurannya atas capaian Phalita ini.

Sosok hafidz lain ialah kakak beradik, Syafrizal Aldien (Aldien, 20 tahun) dan Syariski Akmal Sani (Kiki). Aldien merupakan santri yang masuk Pondok Pesantren Salsabila di Tegal, Jawa Tengah yang dalam dua tahun berhasil mencapai hafalan al-Qur’an sebanyak 10 juz. Sementara itu, Kiki memasuki Pondok Pesantren Al-Azka,  Cisauk selama tiga tahun. Ia kemudian melanjutkan program Tahfidz di Pondok Pesantren Salsabila di Tegal, Jawa Tengah selama  satu tahun dan kini berhasil menghafalkan 30 juz. Mereka adalah putra dari suami istri mantan Pramugari Garuda yang telah keliling dunia dan berhaji-umroh.

Sepupu dari Kiki dan Aldien itu ialah  Syazalfa Anisa` Wijanarko (Fafa). Fafa juga mengikuti Program Hafidz di Pondok Pesantren Salsabila di Tegal, Jawa Tengah. Ia baru mengikuti program di pondok itu selama dua bulan, tetapi sudah hafal 1 Juz. Biasanya untuk belajar cara membaca al-Qur’an yang fasih memerlukan waktu tiga bulan.

Lain lagi dengan sosok hafidzah, Medina Ayyasha. Ia bersekolah hingga kelas 3 SD kemudian oleh orang tuanya ia diikutkan program Home Schooling untuk mendapat pelajaran umum dan tahfidz. Selama Home Schooling Ayyasha dapat mencapai hafal al-Qur`an 30 juz dan mengikuti ujian sederajat SD. Ia kemudian melanjutkan pendidikan   hingga kelas 2 SMP di Pendidikan Yayasan Kak Seto. Lembaga ini membuka beberapa macam Program.

Saat pertemuan walimurid di Lembaga Pendidikan Kak Seto, orang tua Ayyasha mengungkapkan bahwa Ayyasha diam-diam memiliki kemampuan belajar bahasa Jepang tanpa guru. Ayyasha rajin  mengikuti  tayangan TV Oshlen. Ketika Ayyasha pergi ke Airport bersama ayahnya dan ada dua orang Jepang yang sedang berbincang, tiba-tiba  Ayyasha berbisik kepada ayahnya bahwa ia memahami yang dibicarakan orang Jepang tersebut. Ayyasha kemudian  melanjutkan SMA Internasional di Singapura

Ayyasha memiliki sahabat baik, yaitu ‘Aisyah  Abqori’ah. Aisyah siswa pindahan dari  SMP Negeri di Brunai Darusalam. Tahun 2019 ‘Aisyah Abqori’ah mengikuti ujian persamaan SMP kemudian masuk di SMA Internasional di Jakarta.  Aisyah Abqoriah menghafal al-Qur’an dengan metode menghafal  ayat-ayat tematis dengan terjemahannya. Hingga saat ini ‘Aisyah tetap bersemangat memelihara hafalan 3 juz. (UG, AS)

Tulisan ini pernah dimuat di Majalah Suara ‘Aisyiyah Edisi 1 Januari 2020, hlm. 34-35

Sumber ilustrasi :https://bentangpustaka.com/mengenal-metode-tafsir-al-quran/

Related posts
Berita

Rumah Tahfidz Quran PWM Aceh Lahirkan Generasi Muslim Berkemajuan

Banda Aceh, Suara ‘Aisyiyah –  Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh melalui nazir Rumah Wakaf Aslam Nur menutup secara resmi program Rumah Tahfidz…
Berita

PWA Sulawesi Tengah Hadiri Pembukaan Pondok Tahfidz Putri ‘Aisyiyah

Sulawesi Tengah, Suara ‘Aisyiyah – PWA Sulawesi Tengah menghadiri kegiatan Milad Panti Asuhan Putri ‘Aisyiyah Pal uke-37 dan juga pembukaan Pondok Tahfidz…
Inspirasi

Generasi Penghafal al-Qur’an (1)

Sekitar tahun 1986, Pemuda Muhammadiyah Cabang Kotagede Yogyakarta mensponsori Taman Pendidikan al-Qur`an (TPA) dengan metode Iqro`. Kelahiran TPA tersebut telah membangkitkan semangat…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *