Berita

Gerakan Shadaqah Sampah PAUD ‘Aisyiyah Surya Melati Brajan Menarik Perhatian Peneliti Antropologi Jepang

Bantul, Suara ‘Aisyiyah – Jumat (1/3) PAUD ‘Aisyiyah Surya Melati Brajan, Tamantirto, Kasihan, Bantul kedatangan tamu dari Peneliti Anthropologi Kyoto University Jepang Chubachi Natsuki. Chubachi Natsuki yang biasa dipanggil Natsu ini tertarik dengan program filantropi sekolah melalui Gerakan Shadaqah Sampah (GSS).

Anak-anak usia dini di PAUD ini secara rutin setiap Jumat datang ke sekolah dengan membawa sampah anorganiknya untuk disedekahkan ke sekolah berupa kertas, botol plastik, kaleng dan alumunium. Hasil dari penjualan sampah ini kemudian dikelola oleh pihak sekolah untuk membantu wakaf tunai pembebasan tanah PAUD. “Jadi mereka telah belajar wakaf sejak usia dini?“ komentar Natsu.

Natsu adalah mahasiswa doktoral di Kyoto University dan mengambil konsentrasi Antropologi. Riset yang dia ambil adalah tentang Islam di Indonesia khususnya tentang program eco-masjid, wakaf dan shadaqah sampah. Sebelumnya Natsu juga mengunjungi Masjid Al Muharram Brajan sebagai pelopor pertama gerakan sedekah sampah berbasis eco-masjid di Indonesia dan dunia.

Dia sangat tertartik dengan konsep mengelola sampah berbasis rumah ibadah, sekolah dan pesantren sebagai salah satu sumber filantropi untuk santunan pendidikan, sosial, kesehatan dan bisa menjadi pembelajaran wakaf juga bagi anak-anak.

Baca Juga: Strategi Mengelola Hubungan dengan Anak Tiri

Natsu juga kagum dengan konsep Gedung dua lantai PAUD Aisyiyah Surya Melati Brajan yang 95% bangunannya terbuat dari kayu-kayu bekas dan bernuansa tradisional. Hal ini sekaligus mengajarkan kepada anak-anak tentang pentingnya menjaga lingkungan, budaya dengan memanfaatkan kayu-kayu bekas sehingga tidak menebang pohon baru.

Sejak awal berdiri tahun 2010, PAUD Aisyiyah Surya Melati telah menerapkan proses pembelajaran dengan memanfaatkan barang-barang bekas untuk Alat Permainan Edukatif (APE).

PAUD dengan konsep sekolah ramah lingkungan ini pada akhirnya di tahun 2020 memulai mengajarkan anak-anak bershadaqah dengan menggunakan sampah anorganik yang dibawa dari rumah masing-masing maupun sampah yang mereka hasilkan dari botol susu yang mereka bawa sebagai bekal.

Di sekolah ini juga telah dipasang dua keranjang shadaqah untuk botol plastik dan kertas guna membangun habit anak-anak untuk terbiasa memilah sampah dan bertanggung jawab dengan sampahnya sendiri. (ant/Landung)

Related posts
Berita

Milad ke-73 TK Unggulan Aisyiyah Mardi Putra Digelar Sederhana Penuh Makna

Bantul, Suara ‘Aisyiyah – TK Unggulan Aisyiyah Mardi Putra merayakan puncak acara Milad ke-73, Sabtu (2/3) di kampusnya, Gedriyan, Bantul. Menurut Kepala…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *