Surakarta, Suara ‘Aisyiyah – Sebanyak 150 orang lebih yang tergabung dalam Aliansi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Solo Raya Bergerak melakukan aksi solidaritas di depan Kantor Balaikota Surakarta, Jumat (25/2). Aliansi IMM Solo Raya ini terdiri dari PC IMM Sukoharjo, PC IMM Ahmad Dahlan Kota Surakarta, PC IMM Klaten, PC IMM Karangayar, dan ikut bergabung juga PC IMM Kota Salatiga.
Adam selaku koordinator aksi dari PC IMM Sukoharjo menyampaikan bahwa salah satu tujuan aliansi ini adalah untuk mengawal isu yang terjadi di masyarakat. “Upaya wadah solidaritas sesama Cabang di Solo Raya untuk bergerak bersama-sama dalam pengawalan isu dan tempat bertukar gagasan perkaderan serta keilmuan,” katanya.
Kegiatan ini juga didasari atas represifitas aparat kepolisian sekaligus solidaritas untuk warga Desa Wadas. Agung selaku koordinator aksi dari PC IMM Karangayar menyampaikan rasa prihatin atas konflik yang terjadi di Desa Wadas.
“Tindakan represifitas yang dilakukan aparat membuat panggilan untuk bergerak membela keadilan,” kata Agung.
Baca Juga: Majelis Hukum dan HAM PP Muhammadiyah Kecam Represifitas Aparat kepada Warga Wadas
Rangkain kegiatan aksi ini terdiri dari orasi, treatrikal, dan pembacaan tuntutan aksi. Aliansi IMM Solo Raya Bergerak menyampaikan enam tuntutan yang diusung, yaitu:
Pertama, menuntut Presiden Jokowi untuk mengevaluasi dan menghentikan Proyek Pertambangan Batu Andesit di Desa Wadas.
Kedua, menuntut Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk mencabut Surat Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 590/20 Tahun 2021 tentang Pembaruan Atas Penetapan Lokas Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Bener di Kabupaten Purworejo dan Kabupaten Wonosobo Provinsi Jawa Tengah yang tertanggal 7 Juni 2021.
Ketiga, menuntut Kapolri mengevaluasi kinerja Polda Jawa Tengah terkait represifitas yang dilakukan terhadap warga di Desa Wadas.
Keempat, menuntut Kapolda Jawa Tengah untuk menghentikan tindakan represifitas, intimidasi, ancaman, dan teror terhadap aktivis, relawan, dan masyarakat di Desa Wadas.
Kelima, menuntut Ganjar Pranowo agar tidak sewenang-wenang dalam membuat kebijakan yang merugikan hak hidup masyarakat Wadas.
Keenam, Aliansi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Solo Raya Bergerak menyatakan mosi tidak percaya terhadap Ganjar Pranowo dan Kapolda Jawa Tengah.
Setelah menggelar aksi, aliansi IMM Solo Raya Bergerak menyebutkan akan tetap mengkampanyekan perlawanan melalui sosial media dan siap untuk melakukan pengawalan aksi kembali untuk pembelan warga Wadas.
“Harapan kami selesai aksi ini bisa terkawal hingga akhir, benar-benar warga Wadas merasakan kemenangan tanpa adanya tekanan oleh kebijakan,” ucap Jatmiko. (adam/sb)