Purwokerto, Suara ‘Aisyiyah – Guru Besar Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Sukirno bersama tim yang terdiri dari Yudha Febrianta, Irfan Fatkhurohman, dan Tri Yuliansyah Bintaro melaksanakan Pengabdian Kepada Masyarakat bertajuk “Edukasi Permainan Tradisional Latto-Latto: Bagaimana Peran Orang Tua dan Sekolah serta Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas”.
Edukasi dilakukan sebelum acara Latto-Latto Competition di Halaman Gedung Kantor Pusat Kampus 1 Ahmad Dahlan UMP, Ahad (15/1). Acara Latto-Latto Competition dengan kategori pelajar, umum, dan freestyle itu juga dihadiri langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono.
Dalam pemaparannya, Sukirno mengatakan, tujuan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk mengedukasi masyarakat, khususnaya anak-anak peserta lomba latto-latto agar bermanfaat dan tidak membahayakan keselamatan pemainnya. “Semoga dengan adanya edukasi ini bisa membawa manfaat bagi masyarakat luas dalam memainkan latto-latto yang benar dan tidak membahayakan bagi para pemainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor UMP, Jebul Suroso mengatakan, latto-latto saat ini sedang tren dan tidak bisa dicegah, sehingga yang bisa dilakukan adalah bagaimana perguruan tinggi memberikan pesan edukasi kepada mereka supaya tetap menyenangkan, sehat, dan aman dalam bermain.
“Itu menjadi salah satu alternatif dari sekian permainan yang menggabungkan psikomotorik, afektif, dan knowledge. Harapannya dengan hadirnya latto-latto itu orang tergerak banyak alternatif permainan daripada sekadar main game atau gadget,” jelasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas, Joko Wiyono mengatakan pihaknya tidak akan melarang permainan latto-latto tersebut. “Sampai saat ini saya belum sampai melarang adanya permainan latto-latto, karena saya yakin guru-guru kami juga sudah paham betul. Saya juga yakin siswa yang ada di Banyumas memahami itu,” jelasnya.
Lebih lanjut, Joko Wiyono mengatakan permainan latto-latto ini memiliki unsur belajarnya, seperti kognitif, afektif, dan psikomotorik. “Yang terpenting dalam permainan latto-latto itu ada pengawasan, yaitu untuk proporsi tempat dan juga penggunaanya. Paling tidak dengan permainan latto-latto ini bisa mengurangi anak-anak bermain gadget,” pungkasnya. (tgr/sb)