terda Barat, Suara ‘Aisyiyah – Lazismu dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Wilayah Lampung menempuh 8 jam perjalanan untuk menyalurkan bantuan bagi penyintas banjir bandang, Senin-Selasa, (29-30/9/25).
Perjalanan tersebut ditempuh dari Bandar Lampung menuju Dusun Gunung Sari, Desa Banding Agung, Kecamatan Suoh, Lampung Barat. Hal ini menunjukkan komitmen Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah Muhammadiyah (Lazismu) bersama MDMC Lampung dalam menghadirkan senyum dan kepedulian terhadap warga terdampak bencana.
Tim Lazismu dan MDMC menyalurkan bantuan kepada masyarakat penyintas banjir bandang di Pekon Banding Agung, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat.
Bantuan ini merupakan amanah dari PT Pupuk Iskandar Muda, yang disalurkan melalui Lazismu dan MDMC. Bantuan yang dikirim mencakup material untuk pembangunan jembatan penghubung desa. Selain itu ada bahan pokok, pakaian layak pakai, serta kebutuhan mushala, seperti mikrofon, Al-Qur’an, dan Iqra’, serta paket kebutuhan untuk balita dan lansia.
Dalam kesempatan itu, tim juga membagikan RendangMu, makanan siap saji dalam kemasan kaleng sebagai bentuk bantuan pangan cepat saji yang tahan lama.
Perjalanan Tak Mudah untuk Hadirkan Senyum Warga
Perjalanan menuju lokasi tidaklah mudah. Jalan yang rusak dan akses yang terbatas menjadi tantangan tersendiri bagi tim penyalur. Namun, semangat untuk hadir dan mengulurkan tangan kepada saudara-saudara penyintas menjadikan seluruh proses terasa bermakna. Sesampainya di lokasi, tim disambut hangat oleh para pemangku desa dan masyarakat setempat.
Adapun tokoh desa yang turut menyambut kedatangan tim yaitu Muhammad Khalwani selaku Kepala Dusun, Tunggono selaku Pratin (Kepala Pekon), serta Ilkhan Lutfi selaku Sekretaris Desa. Mereka menyampaikan rasa terima kasih dan haru atas perhatian serta kepedulian yang diberikan.
“Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Selain membantu pemulihan akses warga, juga menjadi penyemangat untuk bangkit kembali setelah bencana,” ujar Tunggono, Pratin Banding Agung.
Baca Juga: Langkah Kecil Dampak Besar, MDMC Lampung Gelar Satuan Pendidikan Aman Bencana
Darmi, selaku warga Gunung Sari, Banding Agung, Kecamatan Suoh, Lampung Barat menjelaskan kronologi terjadinya banjir. Menurutnya, banjir tersebut disebabkan aliran sungai yang menyempit dan tidak mampu menampung debit air yang tinggi.
“Saat itu hujan lebat, debit air tinggi, dan keadaaan sungai besar dihulu dan sempit dihilir. Air meluap saat itu setinggi orang dewasa, menghanyutkan juga 4 rumah warga dan banyak rumah warga yang rusak akibat terjangan banjir,” jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, tim Lazismu dan MDMC Lampung juga didampingi Martin, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Lampung Barat. Ia turut menyampaikan laporan sekaligus memastikan bantuan tersampaikan dengan baik dan tepat sasaran.
Ketua Tim Lazismu Lampung, Apriza Bagus menyampaikan, bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata sinergi antara lembaga sosial dan masyarakat dalam mempercepat pemulihan pascabencana.
“Kami hadir bukan hanya membawa bantuan, tapi juga membawa pesan kepedulian dan semangat untuk saling menguatkan,” ungkapnya.
Perlunya Edukasi Mitigasi Bencana
Sebagai perwakilan MDMC Wilayah Lampung, Tri Priyo Saputro menyampaikan mitigasi bencana harus dilakukan warga pemangku Gunung Sari, meski sungai sudah dilakukan pelebaran.
“Karena lokasi pemukiman warga ada di lembah dan diapit perbukitan, maka sangat dianjurkan kepada pemangku kebijakan melakukan mitigasi dan pengurangan risiko bencana di Desa Gunung Sari,” katanya.
Menurutnya, warga juga perlu difasilitasi jalur evakuasi dan penerangan jalan tenaga surya. “Termasuk harus ada upaya penguatan bagi penyintas. Mereka harus diberikan edukasi serta pelatihan mitigasi bencana, serta pengurangan risiko bencana agar meminimalisir dampak bencana di masa yang akan datang,“ ujarnya.
Aksi kemanusiaan Lazismu dan MDMC Lampung ini menegaskan komitmen dan pentingnya kesiapsiagaan, serta mitigasi dalam menghadapi bencana.
Bantuan yang diberikan tidak hanya meringankan beban, tetapi juga menghadirkan harapan agar masyarakat bisa bangkit,pulih, dan lebih siap menghadapi potensi bencana di masa depan.
Mereka juga berharap, proses pembangunan jembatan penghubung desa dapat segera dimulai. Sehingga akses masyarakat kembali terbuka dan aktivitas warga dapat berjalan normal seperti sedia kala. (fic/pri)-Nely

