
Pengajian PP Muhammadiyah
Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan Pengajian Bulanan pada Jumat (12/3) dengan mengangkat tema “Tuntunan Ibadah dan Imsakiyah Ramadhan 1442 H”. Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir memberikan pengantar sebelum acara dimulai. Adapun yang bertindak selaku pemateri adalah Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PP Muhammadiyah Syamsul Anwar dan Wakil Ketua MTT PP Muhammadiyah Oman Fathurrohman.
Dalam pengantarnya, Haedar Nashir berharap bahwa apa yang digariskan oleh MTT dan kemudian dituntunkan PP Muhammadiyah menjadi guidance atau tuntunan dan rujukan warga Muhammadiyah. Haedar menjelaskan bahwa di tengah situasi pandemi yang belum menunjukkan kecenderungan melandai, perlu adaptasi sikap yang lebih tawasuth dan tawazun di dalam melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan.
Tuntunan yang diberikan MTT merupakan perpaduan antara ajaran al-Quran, as-Sunnah al-Maqbullah, kaidah Ushuliyyah, serta kebutuhan dan kondisi umat Islam pada masa pandemi ini. “Karena menyangkut kaifiyah, Majelis Tarjih dan Tajdid mempunyai pandangan yang kokoh, yang dirujuk ke al-Quran, as-Sunnah al-Maqbullah, dan kaidah ushul yang dapat dipertanggungjawabkan secara keagamaan dan sekaligus mewadahi kebutuhan atau kondisi warga Muhammadiyah dan umat Islam,” jelasnya.
Hedar menegaskan bahwa apapun kaifiyahnya, bulan Ramadhan harus tetap dijadikan momentum untuk menjadi orang yang bertakwa, sebagaimana disebutkan dalam QS. al-Baqarah [2]: 183. Bertakwa dalam hal ini juga bermakna peningkatan kualitas seseorang secara terus-menerus.
Selain itu, Haedar juga mengingatkan, bahwa bulan Ramadhan merupakan momen yang tepat untuk mencerahkan hati (tanwir al-qulub) dengan cara mendekatkan diri kepada Allah swt., mencerahkan akal budi (tanwir al-afkar), dan mencerahkan amal sosial (tanwir al-amal) dengan tetap produktif meskipun dalam keadaan puasa dan di tengah pandemi Covid-19.
Sebagai penutup, Haedar mengingatkan kepada warga Muhammadiyah agar media sosial dipakai dengan aktifitas-aktifitas yang mencerahkan, mencerdaskan, dan produktif. “Termasuk merespon hal-hal dengan cara yang bagus, dan melahirkan pikiran-pikiran alternatif,” pungkasnya. (SB)