Sleman, Suara ‘Aisyiyah – Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir meresmikan Serambi Buya Syafii Maarif, Kamis (10/11). Serambi Buya Syafii merupakan rumah kediaman almarhum Buya Syaffi yang terletak di Kompleks Perumahan Nogotirto, Gamping, Sleman.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pusdalitbang Suara Muhammadiyah, Isngadi Marwah bercerita tentang kegelisahan Buya Syafii tentang nasib buku-bukunya setelah beliau wafat. Bermula dari kegelisahan itu, dengan izin keluarga, Suara Muhammadiyah mengkatalogkan buku peninggalan Buya Syafii untuk dibaca masyarakat umum.
Atas nama Muhammadiyah, Haedar Nashir menyampaikan terima kasih kepada pihak keluarga karena telah mengikhlaskan rumahnya untuk kepentingan publik. “Buya telah tiada, tetapi atsar-nya, jejak hidupnya selalu hidup bersama kita,” ujarnya.
Haedar mengaku mendapat banyak pelajaran hidup dari Buya Syafii. Beberapa di antaranya adalah: pertama, perjalanan hidup Buya yang penuh dinamika. Perjalanan hidup itulah yanng menurut Haedar perlu dipelajari oleh generasi muda Indonesia.
Kedua, humanis. Gaya hidup Buya yang sederhana membuatnya menjadi percontohan banyak orang. “Biasanya, tokoh besar itu berada di takhta yang tak terjangkau, tapi Buya Syafii itu mudah dijangkau oleh siapapun,” terang Haedar.
Baca Juga: Di Mata Perempuan Indonesia, Buya Syafii Maarif adalah Telaga Keteladanan yang Langka
Ketiga, egalitarian. Dalam pengamatan Haedar, Buya Syafii tidak pernah marah ketika ada orang yang mengkritiknya. Menurut dia, salah satu ujian demokrasi adalah ketika orang yang dikritik bisa lapang hati.
Selain ketiga pelajaran hidup itu, menurut Haedar, Buya Syafii merupakan sosok yang haus akan ilmu, mengajarkan tentang cinta bangsa secara tulus, inklusif dalam pikiran dan laku. Dalam konteks Muhammadiyah, Buya mengajarkan kepada pimpinan dan kader Muhammadiyah agar bergaul dengan berbagai kelompok tanpa canggung.
Sebagai pungkasan, Haedar menegaskan bahwa peresmian Serambi Buya Syafii Maarif ini bukan dalam rangka pengkultusan, tetapi lebih kepada menjaga dan melanjutkan jejak keilmuan Buya Syafii.
Dalam peresmian ini, Mukhlas Abror dan Sri Purnomo berkesempatan menyampaikan testimoni. Keduanya berharap Serambi Buya Syafii memberi manfaat bagi banyak pihak. (sb)