Makassar, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka Hari Dongeng Nasional 28 November 2021, Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin ‘Aisyiyah Wilayah Sulsel menggelar lomba dongeng dengan berbalas dongeng cerita rakyat.
Kegiatan yang diinisasi oleh Pustakawan Ummul Mukminin ini digelar sesuai protokol kesehatan di Aula St. Ramlah Azies, Ahad (28/11).
Koordinator Pustakawan Ummul Mukminin Fatmajayanti mengatakan, kegiatan dongeng dengan tajuk “Dengan Dongeng Aku Bijak dan Kreatif” ini dilakukan dalam rangka upaya santriwati kembali melestarikan dan mensyiarkan budaya bangsa, terkhusus cerita rakyat yang memiliki banyak manfaat.
“Lewat kegiatan ini diharapkan santriwati dapat mengambil hikmah dari setiap cerita rakyat yang dibawakan, belajar budi pekerti, mampu menimbulkan minat baca dan menumbuhkan imajinasi yang kuat,” katanya.
Selain itu, ia menerangkan bahwa para santriwati Ummul Mukminin kembali diasa kemampuan nalar kreativitasnya dan juga melatih bisa lebih percaya diri tampil berbicara di hadapan orang banyak.
“Santriwati bergantian naik menjelaskan hasil dongeng yang dibuat,” tuturnya.
Baca Juga: Musim Semi Kesenian Muhammadiyah
Dengan demikian, pihaknya berharap kegiatan semacam ini terus digalakkan guna menambah dan meng-update kembali wawasan para santriwati kita.
“Alhamdulilah kegiatan ini berjalan dengan baik dan menambah semangat belajar lagi bagi santriwati,” imbuhnya.
Sejarah Hari Dongeng Nasional
Tanggal 28 November adalah Hari Dongeng Nasional di Indonesia. Peringatan Hari Dongeng Nasional dilakukan sejak tahun 2015. Peringatan ini dideklarasikan oleh Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Ditetapkannya 28 November sebagai Hari Dongeng Nasional karena berhubungan dengan hari kelahiran Drs. Suyadi atau yang dikenal masyarakat sebagai Pak Raden. Pak Raden dianggap sebagai tokoh yang telah berjasa menghidupkan dunia dongeng. Pada 1980-an muncul acara boneka sangat populer masa itu, Si Unyil, karakter legendaris ciptaan almarhum Suyadi yang orang kebanyakan mengenalnya sebagai Pak Raden.
Friedrich Froebel, bapak pendiri gerakan pendidikan sejak TK menyatakan mendongeng merupakan metode yang ideal untuk memperkenalkan pendidikan kepada anak-anak kecil. Di sisi lain, mendongeng secara lisan berguna untuk membantu anak dalam membangun keterampilan literasi. (Ulil Amri)