Kesehatan

Hidup Sehat dan Bahagia Bersama Diabetes

diabetes

Oleh: M. Bambang Edi S*

Menurut Badan Kesehatan Sedunia (WHO), diabetes atau kencing manis dikenal sebagai penyakit yang tidak dapat disembuhkan dan dapat berkomplikasi pada semua organ, seperti ginjal, jantung, mata, dan sebagainya. Berita baiknya, sebenarnya diabetes dapat dikendalikan dengan upaya serius sehingga seolah-olah sembuh. Secara medis boleh dikatakan tidak bisa sembuh. Namun secara sosial, dapat dikatakan sembuh jika diabetes tidak mempunyai keluhan apalagi komplikasi.

Diabetes tanpa obat menjadi harapan yang banyak dikemukakan akhir-akhir ini. Tentu bukan hal sederhana, sehingga di bagian depan disebut perlu usaha serius untuk mewujudkannya. Perlu dicatat pula bahwa keinginan tanpa obat tidak didasarkan pada kekhawatiran berlebih terhadap efek samping obat.

Komplikasi diabetes, dari mana datangnya?

Kekhawatiran akan efek samping obat sebenarnya hal baik karena memang pada dasarnya obat harus dikonsumsi dengan dasar pengetahuan yang memadai tentang manfaat, efek samping, dan juga dosisnya. Masyarakat juga perlu memahami bahwa penyakit kronis seperti diabetes justru berbahaya apabila tidak mendapat penanganan yang baik.

Penanganan dalam hal ini dapat berupa terapi farmakologi (pemberian obat) dan terapi non farmakologi (fisioterapi atau terapi dietetik). Harus diwaspadai kemungkinan munculnya komplikasi akibat gula darah tak terkendali apabila diabetes tidak diobati. Perlu dicermati bahwa yang lebih banyak terjadi adalah komplikasi berat akibat seorang diabetisi tidak disiplin berobat karena beranggapan bahwa obat yang diminum terus menerus akan dapat merusak ginjalnya.

Mengapa perlu berobat?

Obat anti diabetes oral membantu mengendalikan gula darah melalui beberapa mekanisme, di antaranya meningkatkan sensitivitas insulin, mengurangi pemecahan glukosa di hati sehingga tidak dialirkan ke darah saat kadar gula sedang tinggi, memperlambat pemecahan karbohidrat atau meningkatkan produksi insulin oleh pankreas. Obat antidiabetes oral juga ada yang bekerja dengan cara meningkatkan hormon inkretin, yang akan memberi sinyal kepada pankreas untuk melepaskan insulin ketika kadar gula darah naik. Obat-obat tersebut dapat diberikan secara bersamaan apabila pasien tidak memberikan respons baik terhadap satu obat.

Suntikan insulin umumnya diberikan pada pasien dengan diabetes tipe 1, yang ditandai oleh pankreas yang tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Suntikan insulin juga dapat diberikan apabila pasien diabetes tipe 2 tidak memberikan respons terhadap obat-obat antidiabetes oral. Jadi diabetisi pada umumnya memerlukan obat antidiabetes oral atau suntikan insulin untuk mengendalikan kadar gula darah. Jangan terburu-buru menghentikan pengobatan dan beralih ke herbal misalnya, jika kondisi tubuh dan penyakit diabetes kita belum siap.

Apakah harus berobat seumur hidup?

Sebenarnya tidak demikian jika berobat diartikan sebagai minum obat. Namun, jika berobat diartikan sebagai memeriksakan diri ke dokter, maka jawabnya adalah ya. Kadar gula darah harus diperiksa secara periodik. Lazimnya kadar gula darah puasa (biasa disingkat GDP) diperiksa secara rutin setiap bulan dalam pelayanan kesehatan. Gula darah puasa adalah kadar gula darah pagi yang diperiksa didahului dengan dan dalam keadaan puasa selama delapan jam.

Kadar HbA1C menggambarkan keterkendalian kadar gula darah dalam tiga bulan terakhir dengan kata lain menggambarkan rerata kadar bulan dalam periode tersebut. Pemeriksaan kadar HbA1c juga perlu dilakukan setiap tiga bulan, selain pemeriksaan kadar gula darah puasa. Kadar HbA1C 6,5% atau lebih sesuai dengan diabetes, seseorang dikatakan pre diabetes apabila mempunyai kadar HbA1 5,7-6,5% dan dikatakan normal apabila kadarnya di bawah 5,7%. Kadar gula darah seorang diabetisi dikatakan terkendali apabila kadar HbA1Cnya di bawah 6,5%.

Baca Juga: Peran Insulin bagi Penderita Diabetes

Kadar gula sewaktu atau kadar gula setelah makan (biasa disebut GDS dan GD 2 jam PP) kadang diperlukan apabila diabetisi atau dokter menganganggap perlu. Misalnya apabila ada keluhan tertentu atau ingin mengetahui toleransi seseorang terhadap makanan tertentu.

Apakah diabetisi bisa lepas obat?

Diabetisi tipe 2 (diabetes yang tidak tergantung insulin) suatu saat dapat lepas suntikan insulin dan obat-obatan antidiabetes oral apabila kondisi tubuh dan kondisi penyakit sudah siap. Upaya lepas obat ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, tidak terburu-buru, dengan memerhatikan kesiapan tubuh (toleransi terhadap karbohidrat), terpadu dengan upaya lain, yaitu perubahan pola makan dan pola aktivitas (atau lebih tepat pola hidup secara umum) dan tentu saja sebaiknya di bawah pengawasan dokter.

Perlu diperhatikan bahwa selama proses penurunan dosis suntikan atau obat oral, kadar gula darah puasa harus kurang dari 126 mg/dL. Kadar gula darah puasa yang naik lagi (126 mg/DL atau lebih) ketika dosis diturunkan menunjukkan bahwa kondisi tubuh kita belum siap. Jadi sebaiknya dosis obat dipertahankan dahulu pada dosis sebelumnya sambil mengupayakan perbaikan variabel lain, misalnya diet rendah glikemik.

Pemeriksan kadar HbA1c juga perlu dilakukan setiap tiga bulan apabila dosis obat sudah diturunkan atau bahkan jika sudah lepas obat. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui dan menjamin apakah penurunan dosis obat atau lepas obat tidak menyebabkan gula darah naik lagi atau dengan kata lain belum terkendali.

Bagaimana cara agar diabetisi tidak lagi tergantung obat?

Diabetes pada dasarnya menggambarkan kondisi tubuh yang tidak mampu melakukan metabolisme makanan dengan baik sehingga kadar gula dalam darah meningkat melebihi normal. Sebagian besar hal tersebut berkaitan dengan faktor utama, yaitu resistensi insulin dan pola makan tinggi karbohidrat. Jadi dua hal utama tersebut harus sangat diperhatikan agar tubuh lebih siap ketika diabetisi ingin lepas obat. Tanpa itu, lebih baik minum obat sepanjang hidup asalkan kadar gula darah terkendali.

Resistensi insulin dapat diperbaiki dengan melakukan olah raga ringan-sedang selama 30-60 menit setiap hari. Olah raga ringan-sedang artinya olah raga yang dapat dinikmati oleh diabetesi sehingga tidak menimbulkan stres akibat terlalu lelah atau menderita secara psikologis. Olahraga terlalu keras justru akan menyebabkan hormon kortisol meningkat, jadi justru kurang menguntungkan karena gula darah akan naik.

Selain olahraga, sebaiknya diabetisi juga aktif secara fisik, misalnya lebih memilih jalan kaki dalam aktivitas harian untuk menjangkau jarak yang tidak jauh, misal antar ruang atau antar gedung dalam kompleks yang sama, memilih tempat parkir yang tidak terlalu dekat dengan ruang kerja, dan sebagainya. Kegemukan, apalagi obesitas diketahui menyebabkan resistensi insulin dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan timbulnya diabetes.

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah pola makan. Diet rendah glikemik sangat penting mengingat keterbatasan kemampuan tubuh memetabolisme gula (karbohidrat). Konsep rendah indeks glikemik lebih penting diperhatikan daripada konsep karbohidrat kompleks versus karbohidrat sederhana. Makanan dengan indeks glikemik yang rendah tidak akan menyebabkan respons kenaikan kadar gula darah setelah makan.

Baca Juga: Aneka Makanan Sehat bagi Penderita Sakit Maag

Perhatikan, bahwa memilih makanan dengan indeks glikemik di bawah 55 akan sangat membantu upaya kita untuk memperbaiki kadar gula darah kita, bahkan untuk menyiapkan diri lepas obat anti diabetes. Perhatian terhadap indeks glikemik ini juga berlaku saat kita memilih makanan selingan dan bahkan buah. Konsep kedua dalam diet rendah glikemik adalah beban glikemik yang rendah selain indeks glikemik. Beban glikemik dikatakan rendah adalah 10 atau kurang, sedangkan jika nilainya 11-19, dan tinggi jika 20 atau lebih.

Sumber informasi saat ini sangat banyak dan mudah dijangkau untuk mengetahui indeks glikemik suatu makanan. Mesin pencari dalam internet akan sangat membantu karena kita dapat mencari tahu indeks glikemik makanan setiap saat dari telepon genggam. Tinggal ketik nama makanan pada mesin penelusuran dan tambahkan kata “fatsecret”, maka kita kan mendapatkan link kandungan gizi makanan tersebut menurut data fatsecret.

Faktor lain Peningkatan Gula Darah

Stres fisik atau psikis seperti disebut di atas dapat menyebabkan naiknya kadar gula darah. Mengendalikan emosi menjadi sangat penting dalam hal ini. Resep dari Rasul saw. agar tidak mudah marah sangat tepat untuk diperhatikan. Hendaknya kita jangan mudah tersinggung atau marah, karena Rasul menghubungkan tidak marah dengan potensi meraih surga.

Menahan marah dan memaafkan orang lain, bahkan disebut Allah Swt sebagai salah satu karakter ahli surga, seperti disebut dalam surat Ali Imron ayat 134 yang artinya, “…(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

Selain itu, infeksi juga dapat menaikkan kadar gula darah. Karenanya, pencegahan infeksi dan  pengobatan segera menjadi sangat penting pada diabetisi apabila telanjur terkena penyakit infeksi.

Pencegahan Diabetes

Prinsip yang sudah dijelaskan di atas dapat digunakan untuk mencegah seseorang terkena diabetes. Perbaiki pola makan dengan memperhatikan indeks glikemik dan beban glikemik serta olah raga dan aktivitas fisik yang cukup. Memilih makanan dengan indeks glikemik di bawah 55 sangat bagus diterapkan semua orang. Kebiasaan makan buah segar jauh lebih baik daripada jus buah karena pembuatan jus dapat menaikkan kadar indeks glikemik buah. Makanan tak sehat, yang dikenal dengan junk food akan merusak keseimbangan mikrobioma dalam saluran cerna sehingga meningkatkan risiko terjadinya kegemukan.

Secara umum, gaya hidup sehat perlu diterapkan kalau kita tidak ingin terkena diabetes. Puasa juga memperbaiki resistensi insulin. Utamanya puasa 14 jam atau lebih. Bila durasi puasa ibadah kita kurang dari 14 jam, tunda makan saat buka puasa, berbuka dengan air putih dulu hingga “puasa” kita genap 14 jam dengan cara itu.

*Dokter Anak yang berpraktik di RS PKU Muhammadiyah Yogykarta

Related posts
Kesehatan

Waspadai Ancaman Diabetes pada Anak-Anak

Oleh: Rizky Triutami Sukarno Tanggal 14 November 2024, dunia baru saja memperingati Hari Diabetes Sedunia (World Diabetes Day), dengan mengangkat tema Access…
Berita

Kolaborasi Bangun Generasi Unggul Melalui Literasi dan Kesehatan di PDA Kabupaten Sukabumi

Sukabumi, Suara ‘Aisyiyah – Dalam upaya menciptakan generasi yang berpengetahuan luas, sehat, dan berkarakter, peran pendidikan dan sosialisasi sangatlah penting. Hal ini…
Berita

Masa Transisi Endemi, PP IPM: Perilaku Sehat Harus Terus Dijaga

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Kamis (9/2), Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) PP Muhammadiyah, PP Nasyiatul ‘Aisyiyah, dan PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah menggelar…

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *