Berita

Ikhtiar Sejahterakan Nelayan, MPM PP Muhammadiyah Luncurkan Jalamu

Peluncuran Jamaah Nelayan Muhammadiyah (Jalamu)

Yogyakarta, Suara  ‘AisyiyahSebagai ikhtiar memajukan dan mensejahterakan nelayan Indonesia, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah meluncurkan Jamaah Nelayan Muhammadiyah (Jalamu). Nurul Yamin menyampaikan bahwa pemberdayaan nelayan dan masyarakat pesisir merupakan salah satu program prioritas dari MPM PP Muhammadiyah.

Forum Nelayan: Kapling Laut yang bertajuk “Nasib Nelayan Diombang-Ambing Kebijakan Penangkapan Ikan Terukur” itu berlangsung di Kantor PP Muhammadiyah Jl. Cik Ditiro Yogyakarta, Sabtu (14/10). Dalam forum yang dihadiri nelayan, baik secara offline maupun online, dari berbagai daerah di Indonesia itu, Yamin menerjemahkan nelayan sebagai bagian dari komunitas akar rumput –sesuai keputusan Muktamar ke-48 di Surakarta— yang perlu dimajukan dan disejahterakan.

Lebih lanjut, Yamin menegaskan bahwa pemberdayaan nelayan dan masyarakat pesisir akan berjalan kalau para nelayan punya kemauan dan kemampuan untuk melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik. Tidak cukup di situ, menurut dia, kebijakan negara dan pasar juga akan sangat berpengaruh pada maju dan sejahteranya nelayan.

Dalam konteks inilah, Muhammadiyah melalui MPM ingin mengajak semua nelayan Indonesia untuk maju dan sejahtera. “Kebersamaan dan kejamaahan menjadi satu poin penting bagi kesejahteraan dan kemajuan para nelayan. Mudah-mudahan kesejahteraan nelayan dari hari per hari akan makin baik,” ujar Ketua MPM PP Muhammadiyah itu.

Baca Juga: Gerakan Filantropi Persyarikatan: Progresif hingga Inklusif

Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas dalam amanahnya mengapresiasi langkah MPM yang memberikan perhatian lebih kepada para nelayan agar hidup mereka bisa menjadi makin baik. Secara konstitusional, kata dia, tugas memajukan dan mensejahterakan nelayan ini adalah tugas negara, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa negara belum bisa memberi jaminan kesejahteraan pada nelayan.

Susi Pudjiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan RI 2014-2019 menegaskan bahwa tanpa kedaulatan, Indonesia tidak akan berdaya dan berjaya di laut. Kedaulatan itu dibutuhkan agar Indonesia bisa survibe dan eksis sampai beribu tahun atau generasi kemudian.

Laut, kata dia, adalah sumber daya alam yang berkelanjutan. Meskipun begitu, sifat berkelanjutan itu menuntut syarat, yakni jika laut dijaga kelestariannya. Tanpa itu, sumber daya laut akan terus tergerus. “Laut kita harus menjadi pusat rotasi ekonomi kemaritiman,” kata dia.

Susi mendorong agar penangkapan ikan di laut Indonesia hanya boleh dilakukan oleh nelayan Indonesia, dan dengan cara yang semestinya. Pada waktu yang sama, nelayan Indonesia juga tidak boleh terperangkap oleh kapling-kapling. “Jadikan nelayan Indonesia berdaulat di negaranya,” tegas Susi. (sb)

Related posts
Berita

MPM PP Muhammadiyah Dorong Nelayan Maksimalkan Potensi Maritim Indonesia

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah mengadakan diskusi “Rembug Nelayan” dengan memperkenalkan metode log book dalam menangkap ikan….
Berita

Perkuat Kapasitas Organisasi, MPM PP Muhammadiyah Gelar Sarasehan JATAM

Yogyakarta, Suara ‘Aisyiyah – Dalam rangka memperkuat ekosistem pemberdayaan kelompok tani, Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah mengadakan Sarasehan Jamaah Tani Muhammadiyah…
Berita

MPM PP Muhammadiyah Beri Perhatian Khusus pada Isu Kedaulatan Pangan

Kulon Progo, Suara ‘Aisyiyah – Peringati Hari Tani Nasional, Sabtu (23/9), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah mengadakan agenda di Panti Asuhan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *