Jepara, Suara ‘Aisyiyah- Adanya pandemi Covid 19 membuat kondisi kehidupan dan aktivitas persyarikatan, termasuk gerakan dakwah ‘Aisyiyah Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Karimun Jawa semakin terpuruk. Mengingat PCA Karimun Jawa adalah yang terjauh dan terpencil di Jepara.
Dalam situasi darurat itulah justru perlu dibangun ghirah/semangat dalam jiwa para ibu-ibu ‘Aisyiyah untuk kembali berkiprah.
Problematika klasik terutama kurangnya insan penggerak mulai dari kurangnya para Mubaligh / Mubalighat baik dari lingkungan cabang Karimun Jawa maupun dari daerah, juga kurangnya SDM yang mampu mengakses materi tentang program dan kegiatan ‘Aisyiyah.
Untuk itu disela waktu dalam kunjungan kerja PDM ke Karimunjawa, Deny Ana I’tikafia, Ketua LLHPB ‘Aisyiyah Jepara meluangkan waktu untuk bertemu ibu-ibu ‘Aisyiyah yang sudah lama tidak mengadakan kegiatan agar diaktifkan lagi. Mengingat, kapan lagi pergerakan yang dipelopori oleh nyai Walidah istri KHA dahlan itu akan digerakkan, kalau tidak segera dibangkitkan qhirahnya, sementara waktu terus melaju.
Bertempat di masjid At Taqwa Dukuh Alang-alang yaitu salah satu dukuh yang ada di kepulauan Karimunjawa, pertigaan jalan menuju pantai Tanjung Gelam, seusai menunaikan sholat isya, pada Jumat (11/09/20) bertepatan dengan tanggal 23 Muharram 1442 H, terbentuk kepengurusan baru dengan draf pengurus sebagai berikut: Ketua. Khomsatun, Sekretaris Ulfi Kholistya, Bendahara Endang Sulistyoningsih.
Gagasan terbaru muncul dalam musyawarah tersebut adalah aktivitas pleno perdana yang telah sekian lama berhenti. Untuk acara selanjutnya diperoleh kesepakatan bahwa setiap malam jumat 2 minggu sekali selepas menunaikan sholat isya akan mengadakan pertemuan rutin di dalam masjid waktu itu juga.
Untuk memudahkan memperoleh materi yang akan disampaikan, dibentuk whatsApp grup, dengan materi yang didapatkan dari PDA (Pimpinan Daerah Aisyiyah) Jepara.
Dalam kesempatan itu Deny Ana I’tikafia selaku LLHPB menyampaikan bahwa perlu dilakukan cara menanam sayur-mayur secara hidroponik, mengingat sayuran yang dikirim dari pasar Jepara cukup mahal. “Berkaitan dengan Devisi Lingkungan Hidup, cara menanam sayur mayur secara hidroponik perlu dilakukan, karena keterbatasan persediaan sayut mayur akibat lahan susah. Penyebabnya dari jenis tanah berupa bebatuan bercadas. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan, mesti diperoleh dari pasar Jepara yang tentunya mahal, karena transportasi dijangkau lewat laut,” terangnya.
Terkait penanggulangan Bencana, ia juga memaparkan bahwa pandemi Corona belum usai. “Sehingga perlu untuk tetap terapkan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS), juga Gerakan Masyarakat (GERMAS), tetap berupaya patuhi protokol kesehatan 3M yaitu Memakai Masker, Mencuci Tangan dan Menjaga Jarak”pungkasnya. Tak lupa sebagai penguatan ketahanan perekonomian keluarga, diselipkan pula program-program ekonomi yg akan dilakukan bersama PCM setempat. (Gustin/Deny Ana I’tikafia)