Berita

Ini Tiga Langkah Strategis Mendorong Perempuan Terjun ke Bidang Iptek

Yogyakarta, Suara ‘AisyiyahSiti Zuhro, Peneliti Bidang Perkembangan Politik Lokal Badan Riset dan Inovasi Nasional menyampaikan bahwa prospek perempuan dalam bidang iptek tergantung bagaimana perempuan mampu mendobrak, bergerak, dan masuk ke ranah publik untuk turut berkontribusi positif.

“Era demokrasi dewasa ini peluang perempuan untuk memperoleh kesetaraan gendernya menjadi lebih terbuka. Partisipasi dan peran perempuan harus diarahkan untuk bisa terlibat lebih besar, terkait peluangnya di ranah iptek dan pengambilan keputusan publik. Melalui perannya tersebut kaum perempuan diharapkan bisa melakukan pencerahan kemanusiaan universal,” terangnya dalam Pengajian Ramadhan 1443 H PP ‘Aisyiyah, Kamis (21/4).

Dalam pengajian yang bertema “Posisi Perempuan Berkemajuan: Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Kemanusiaan Universal” itu ia menegaskan, perempuan harus punya kesadaran untuk mendobrak ketidakadilan terhadap perempuan di ruang publik. “Dalam situasi sekarang, kekuatan dan kelembutan kaum perempuan bisa menjadi rem bagi langkah salah arah masalah keumatan dan kebangsaan,” imbuh Zuhro.

Perempuan yang pernah menempuh pendidikan di SMP Muhammadiyah itu menyebut bahwa ‘Aisyiyah identik dengan gerakan pencerahan yang ingin mendobrak kesenyapan peran perempuan dalam dunia publik. Gerakan pencerahan ‘Aisyiyah juga berperspektif Islam berkemajuan, yang itu menjadi trigger/driving force bagi ‘Aisyiyah untuk mewujudkan berbagai usaha yang berdampak pada kemajuan hampir semua bidang kehidupan.

Baca Juga: Bias Gender di Bidang Iptek Harus Dihilangkan

Lebih lanjut, kata Zuhro, iptek penting bagi kemajuan perempuan karena: pertama, perkembangan iptek cukup signifikan terhadap kehidupan masyarakat; kedua, kebhinekaan Indonesia seolah tidak mencukupi untuk beradaptasi dengan fenomena perubahan dahsyat; ketiga, adanya masalah kehidupan keagamaan, baik ekstrem kanan maupun ekstrem kiri yang perlu direspons dan dicarikan solusinya.

Keempat, perlu penyebarluasan upaya pencerahan yang didasai pandangan Islam yang berkemajuan; kelima, gerakan pencerahan, khususnya bagi kaum perempuan harus membawa kemajuan bagi perempuan Indonesia ke depan; keenam, di sektor iptek, peran laki-laki masih mendominasi, meskipun upaya meminimalisir kesenjangan sudah dilakukan, dan; ketujuh, dibutuhkan sinergi antara berbagai elemen agar terwujud kesetaraan gender. “Pentingnya iptek bagi perempuan adalah untuk menyuarakan aspirasi perempuan itu sendiri,” kata dia.

Guna mendorong perempuan terlibat aktif dalam upaya pengembangan iptek itu, Zuhro menawarkan 3 (tiga) langkah strategis yang dapat dilakukan, yaitu: (a) perempuan perlu mengevaluasi diri apakah semangat untuk bangkit bersama menjadi kesadaran kolektif perempuan atau tidak; (b) kaum perempuan perlu menjadi vocal point yang menyuarakan aspirasi dan sekaligus menjadi penyambung lidah antara kaum perempuan dengan publik, dan; (c) perlu langkah bersama kaum perempuan untuk menggerakkan mesin dukungan/jejaring dan akses yang bisa digunakan untuk mendesar secara imperative kebijakan publik yang bermanfaat bagi kaum perempuan.

Sebagai pungkasan ia mengatakan, “perempuan tak selayaknya dimarginalkan. Karena itu, kaum perempuan harus bahu-membahu, saling membantu, saling take and give dan saling mendorong ke kemajuan”. (sb)

Related posts
HikmahPerempuan

Minum Pil Penunda Haid Saat Ramadan, Bolehkah?

Keinginan untuk menjalankan puasa secara penuh di bulan Ramadan adalah sesuatu yang wajar bagi setiap Muslim, termasuk perempuan. Namun, perempuan memiliki kondisi…
Aksara

Surga Untukmu Mbak Ning

Oleh: Ahsan Jamet Hamidi Perempuan ramah berkerudung itu sudah berusia di atas kepala lima. Meski begitu, ia kelihatan lebih muda dari usia…
Perempuan

Mengapa Istrimu Berjilbab?

Oleh: Ahsan Jamet Hamidi* Saya pernah bekerja di sebuah lembaga yang tidak terafiliasi dengan agama tertentu. Suatu hari, supervisor saya yang kebetulan…

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *